Ini Tiga Nama Kuat yang Akan Jadi Kapolri Baru Gantikan Jenderal Idham Azis, Isunya Makin Santer
Ini Tiga Nama Kuat yang Akan Jadi Kapolri Baru Gantikan Jenderal Idham Azis, Isuny Makin Santer. Simak selengkapnya.
Boy Rafli Amar
Karir Boy Rafli Amar mirip dengan Tito Karnavian yang melejit setelah menjabat Kapolda Papua.
Hal yang sama juga, Boy juga saat ini menduduki jabatan Kepala BNPT. Perbedaannya, Boy banyak dikenal sebagai Humas Polri.
Boy Rafli Amar lahir di Jakarta pada 25 Maret 1965 dari pasangan Minangkabau.
Ayahnya berasal dari Solok sedangkan ibunya dari Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat.
Baca juga: Mau Bisnis Anda Tetap Jalan di Tengah Pandemi Covid-19? Tips dari Selebgram Ini Bisa Diikuti
Ia adalah cucu dari sastrawan Indonesia, Aman Datuk Madjoindo. Boy menikah dengan Irawati dan telah dikaruniai dua orang anak.
Staf Pengajar Universitas Tarumanagara, Dr Urbanisasi memprediksi Boy Rafli sangat layak untuk menjadi Kapolri.
Selain sosok humanis, ia juga memiliki kemampuan komunikasi ke segala lini.
"Hal ini merupakan modal sekaligus Prestasi Komjen Boy Rafly ketika Menjadi Kadiv Humas Polri," kata Urbanisasi di Jakarta, Senin (21/12/2020).
Lebih lanjut, Urbanisasi mengatakan, salah satu prestasi terbaik Boy Rafli sebagai perwira polisi adalah ketika bertugas di Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror.
"Kasus Terorisme yang ditangani pak Boy termasuk kasus berskala besar dan jangkauannya internasional, beliau menangani kasus bom Bali," ujar Urbanisasi.
Dalam menangani kasus Bom Bali, Boy banyak berhadapan dengan para pelakunya seperti Amrozi, Imam Samudra, Muklas, Ali Imron, Doktor Azhari, Nurdin M Top.
Baca juga: Terus Merangkak Naik, Total Kumulatif Positif Covid-19 Kota Bekasi Mencapai 16.283 Kasus
Bahkan, dengan Ustaz Abu Bakar Baa’syir, ketua pesantren Ngruki Solo yang dulu membaiat orang-orang atau pelaku-pelaku bom Bali.
"Loyalitas pengabdian, profesionalisme dan integritas Boy Rafli tak diragukan lagi. Kredibilitas, kompetensi, mental dan moral sangat baik," ungkapnya.
"Lebih penting dan utama lagi, setia pada negara dan pimpinannya. hal ini sangat penting bagi presiden Jokowi menunjuk seorang pembantunya di samping profesionalisme," lanjutnya.