Berita Jakarta

Pengusaha Tempe Tahu Prediksi Harga Kedelai hingga Akhir Februari 2021

Kenaikan harga kedelai yang menjadi bahan baku utama tempe dan tahu diprediksi akan terus meningkat hingga akhir Februari 2021.

Penulis: Junianto Hamonangan |
Warta Kota/Junianto Hamonangan
Pedagang tempe tahu menutup lapak dagangannya di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (3/1/2021). Penutupan lapak ini sebagai bentuk proters kenaikan harga kedelai yang menjadi bahan baku utama tempe dan tahu. 

Akibat harga kedelai naik, pengusaha tempe tahu melakukan aksi mogok produksi pada 1-3 Januari 2021.

Mereka mogok memproduksi tempe tahunsebagai bentuk protes kenaikan harga kedelai dari Rp 7.200 per kilogram menjadi Rp 9.200 per kilogram. 

Sementara itu mulai Senin (4/1/2021) pengusaha tempe tahu secara kompak akan menaikkan harga minimal 20 persen dan maksimal 30 persen dari harga saat ini. 

Baca juga: Harga Kedelai Naik, Pengusaha Tempe di Bekasi Menjerit Mogok Produksi Tiga Hari

Baca juga: Sudah Tiga Hari Tempe dan Tahu Hilang di Bekasi, Tukang Nasi Uduk Ganti Orek Tempe Pakai Telur Suwir

Lapak tutup

Sementara itu, para pedagang tempe dan tahu di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, menutup lapaknya.

Penutupan lapak pedagang tempe tahu seiring melambungnya harga kedelai.

Padahal warga rela membayar tinggi meski harga tempe dan tahu.

Seorang warga, Nurohatun (53) mengaku, tidak masalah membeli tempe dan tahu dengan harga tinggi.

"Ya itu makanan wajib, makanya kalau dijual mahal juga pasti dibeli," ujar Nurohatun, Minggu (3/1/2021). 

Baca juga: Terlalu Mengandalkan Impor, Harga Kedelai Melambung Tinggi, Produsen Tempe-Tahu Mogok Massal

Baca juga: Harga Kedelai Terus Naik, Pengrajin Tempe Tercekik: Pak Jokowi, Lihatlah Kami Pengrajin Usaha Kecil

Ditambah lagi sebagai pemilik rumah makan, dia kerap ditanya para pelanggan yang tidak melihat hidangan tempe dan tahu selama tiga hari belakangan. 

"Makanya saya berharap tempe sama tahu ada lagi, makanan di warung saya kayak sepi karena nggak ada keduanya," katanya.

Pengakuan senada juga disampaikan Windy (41) yang tidak bisa menyajikan hidangan tempe dan tahu untuk keluarganya.

"Pada nanyain semua, cuma saya bilang aja lagi mogok makanya nggak ada tempe sama tahu," kata Windy.

Dia berharap, aksi mogok pengusaha tempe dan tahu segera berakhir. Windy juga siap membeli tempe dan tahu meskipun harganya nanti lebih mahal 30 persen.

"Itu makanan yang dicari setiap hari, makanya mau dijual berapa saja pasti dibeli. Karena seperti sudah menjadi kebutuhan," ucapnya. 

Caption: 
Foto pedagang tempe di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur memilih tutup karena harga kedelai yang melambung tinggi. 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved