Berita Bekasi
Harga Kedelai Naik, Pengusaha Tempe di Bekasi Menjerit Mogok Produksi Tiga Hari
Pengusaha tempe di Bekasi membenarkan menghentikan produksi tempe selama tiga hari sejak Jumat 1 Januari 2021.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Feryanto Hadi
WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI--- Pengusaha tempe di Kota Bekasi, Jawa Barat mengeluhkan kenaikan harga kedelai.
Kedelai yang merupakan bahan baku pembuatan tempe itu hargannya terus naik dalam dua bulan terakhir ini. Hal itu membuat mereka serempak menghentikan produksinya selama tiga hari sebagai bentuk protes.
Wartakotalive.com mencoba menyambangi salah satu lokasi pembuatan tempe di kawasan Gang Mawar, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Minggu (3/1/2021).
Baca juga: Harga Kedelai Naik, Pengrajin Tahu-Tempe di Kabupaten Bogor Mogok Massal
Pengusaha tempe di sana membenarkan menghentikan produksi tempe selama tiga hari sejak Jumat 1 Januari 2021.
"Ya karena kesepekatan bersama, baik pengusaha tempe di Bekasi, di Jakarta se Jabodetabek, Bandung Jawa Barat sama banyak daerah lain diputuskan hentikan produksinya," kata Saari (60).
Saari menuturkan keputusan penghentian produksi selama tiga hari ini, dilakukan sebagai bentuk protes atas terus melonjaknya harga kedelai.
Dalam dua bulan terakhir, harga kedelai terus mengalami kenaikan hingga saat ini harga kedelai mencapai Rp 930 ribu per kwital atau 100 kilogram dari harga normal Rp 680- Rp 700 ribu.
Baca juga: Sudah Tiga Hari Tempe dan Tahu Hilang di Bekasi, Tukang Nasi Uduk Ganti Orek Tempe Pakai Telur Suwir
"Dari dua bulan lalu naik terus engga turun-turun, naiknya sedikit-sedikit Rp 10 ribu, terus sampai sekarang Rp 930 ribu. Maka diputuskan mogok masal," ungkpanya.
Ia menyebut mogok massal produksi sebagai bentuk protes atas kenaikan harga kedelai tersebut.
Awalnya, seluruh pengusaha tempe dan tahu ingin turun ke jalan melakukan aksi demontrasi. Akan tetapi niat itu diurungkan karena situasi tengah pandemi corona.
Baca juga: Terlalu Mengandalkan Impor, Harga Kedelai Melambung Tinggi, Produsen Tempe-Tahu Mogok Massal
"Awal mau demo ke jalan, ke istana. Tapi semua paguyuban yang dituakan jangan ditahan melihat situasi begitu. Engga boleh juga kan demo, jadi dputuskan mogok produksi tiga hari," tuturnya.
Saari menambahkan mogok massal berakhir pada hari ini. Maka itu, hari ini mulai dilakukan produksi tempe untuk di jual di pasar paling cepat besok atau paling lambat Selasa 5 Januari 2021.
"Ini baru mulai lagi, karena kelamaan juga kan kita butuh biaya hidup keluarga. Tapi kami mohon tolong harga kedelai segera turun. Kalau tidak ya gimana, bisa mogok lagi," paparnya.
Warga Bekasi, Jawa Barat mengeluhkan hilangnya atau tidak ada yang menjual tempe dan tahu.
Makanan yang paling dicari masyarakat Indonesia itu, sudah tiga hari hilang dipasaran atau sejak Jumat 1 Januari 2021.
Pengamatan Wartakotalive.com, hingga saat ini Minggu (3/12/2021) tempe dan tahu juga masih tidak ada yang menjual. Baik di pasar tradisional, maupun tukang sayur mayur dekat permukiman warga.
Baca juga: Bersepeda Potong Jalur, Tiga Pesepeda Asal Bekasi Tersesat di Hutan Karawang
Kepala Pasar Kranji Baru, Amas membenarkan keberadaan tempe tahu tidak ada di pasar sejak Jumat, 1 Januari 2021.
Sampai saat ini, katanya, pedagang di pasar belum ada yang menjual tempe tahu.
"Iya tidak ada yang jual sejak 1 Januari 2021 sampai sekarang," ujarnya, pada Minggu (3/1/2021).
Amas tak memberi penjelasan alasan tidak adanya tempe tahu di Pasar Kranji Baru. Namun, ia menyebut tempe tahu tidak ada diseluruh pasar di Bekasi, bahkan sebagian besar daerah.
"Ini semua rata, buka di sini aja (Pasar Kranji), pasar lain juga sama, di daerah lain juga sama," ungkapnya.
Sementara itu, warga mengeluhkan tidak ada yang menjual tempe tahu di Bekasi.
"Iya saya kemarin mau beli tempe ke Pasar Bintara, terus ke Kranji sama penjual sayur deket rumah engga ada kosong semua engga ada yang jual," kata Richa Nurlela, warga Bintara.
Ia awalnya hendak membuat tempe orek dan goreng tempat. Terpaksa, niat itu diurungkan karena tidak ada yang menjual tempe.
"Niatnya mumpung libur mau masakin suami tempe orek sama gorengan tempe, engga ada kosong. Akhirnya jadi buat bakwa aja," tutur dia.
Baca juga: Survei Terbaru LKPI, Kepercayaan Masyarakat Terhadap PDI Perjuangan Turun, Gerindra Merosot Tajam
Sementara Anah (57) penjual nasi uduk di wilayah Bintara, Kecamatan Bekasi Barat terpaksa harus menganti orek tempe dengan telur yang diiris-iris.
Banyak pembeli yang bertanya kepada dirinya perihal tidak adanya tempe orek dalam nasi uduknya.
"Saya jelasin aja engga ada jual tempe, sayur tahunya juga engga ada. Soalnya tahunya juga sama engga ada yang jual di pasar," terangnya.
Sebagai gantiinya, tempe orek dan sayur tahu itu diganti dengan telur suwir dan kentang.
"Ya ganti pakai telur diiris-iris aja, sama biasanya kan ada tahunya itu diganti pakai kentang semur aja," paparnya. (MAZ)