Waketum MUI Anwar Abbas Bingung Ada Pihak Terlalu Membesarkan Masalah Radikalisme dan Intoleransi

Anwar menyayangkan energi pemerintah terkuras untuk menghadapi masalah tersebut.

Warta Kota/Henry Lopulalan
Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Al-Shuaibi (kiri) didampingi Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Anwar Abbas (kanan) menggelar jumpa pers di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Selasa (13/11/2018). Dalam jumpa pers tersebut Duta Besar Arab Saudi membantah pemberitaan yang menyebut negaranya melarang warga Palestina melaksanakan ibadah haji, menjelaskan tentang hukuman mati terhadap Tuti Tursilawati serta perkembangan isu terkini terkait Rizieq Shihab di Arab Saudi. 

"Kalau seperti itu, mengapa pemerintah tidak panggil saja itu FPI supaya mereka mengurus kembali legal standingnya?" Tanya Anwar.

Waketum MUI itu lebih lanjut bicara soal tindakan FPI yang cenderung kriminal, seperti melakukan aksi sweeping di berbagai tempat sehingga membuat kegaduhan.

Baca juga: 504 Nakes Indonesia Gugur Akibat Covid-19 Sepanjang 2020, Tertinggi di Asia, 5 Besar di Dunia

"Saya dengar FPI itu melakukan sweeping setelah laporannya tentang masalah pelanggaran hukum yang dilakukan oleh pihak tertentu kepada penegak hukum, tidak kunjung mendapatkan respons dan tindak lanjut."

"Kalau memang seperti itu, pihak penegak hukum hendaknya bersifat responsif dan cepat tanggap, sehingga tindakan-tindakan sweeping tersebut tidak terjadi," tambahnya.

Terlebih, FPI, kata Anwar, sering diidentikkan menyebar kebencian kepada pemerintah.

Baca juga: Uji Coba SPKLU PLN, Erick Thohir Bilang Jakarta-Bali Pakai Mobil Listrik Cuma Butuh Rp 200 Ribuan

"Yang menjadi pertanyaan saya, kebencian apa yang mereka sampaikan?"

"Apakah mereka menghasut rakyat untuk melawan pemerintah?"

"Kalau iya, hal ini tentu jelas tidak baik, tetapi yang menjadi pertanyaan saya mengapa mereka sampai melakukan hal demikian?"

Baca juga: Orang dari Luar Negeri Wajib Dikarantina Lima Hari di Hotel, WNI Gratis, WNA Bayar

"Saya dengar mereka hendak melakukan revolusi akhlak, yaitu ingin mengubah sikap dan perilaku dari oknum-oknum pemerintah serta anak-anak bangsa ke arah yang lebih baik."

"Supaya praktik-praktik tidak terpuji seperti KKN dan abuse of power bisa diberantas," sambung Anwar.

Di sinilah, dirinya ingat soal gagasan Jokowi tentang Dewan Kerukunan Nasional yang menurutnya bisa menyelesaikan permasalahan semacam ini.

Baca juga: JADWAL Lengkap Libur Nasional dan Cuti Bersama 2021, Paling Banyak di Bulan Mei

"Cuma sayang gagasan emas Presiden Jokowi ini tidak mendapat perhatian serius dari orang-orang di sekitar beliau, sehingga terjadilah masalah bubar-membubarkan."

"Cara ini menurut saya selain tidak cocok dengan nilai-nilai demokrasi, juga kurang pas dengan budaya bangsa kita."

"Yang lebih mengedepankan musyawarah mufakat dalam mengatasi masalah beradab," paparnya. (Rina Ayu/Reza Deni)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved