Pandemi Covid-19, Anies Ubah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Jakarta
Gubernur DKI Anies Baswedan mengubah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2017-2022 yang disusunnya bersama mantan Wagub DKI Sandiaga Uno.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Anies Baswedan mengubah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022 yang telah disusunnya bersama mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.
Perubahan itu dilakukan karena adanya wabah Covid-19, sehingga pengembangan visi diperlukan supaya relevan dengan kondisi pandemi maupun pasca pandemi.
Saat membuka kegiatan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Perubahan RPJMD 2017-2022, Anies menyampaikan perlu adanya pembahasan yang lebih mendalam terkait lima hal.
Pertama, mengenai perencanaan ruang berbasis neighbourhood (lingkungan).
Baca juga: Anies Minta Warga Liburan Natal dan Tahun Baru di Rumah, Antisipasi Lonjakan Covid-19
Konsep Ini mengedepankan semua kebutuhan warga bisa terpenuhi tanpa perlu menempuh jarak jauh.
Hal ini bercermin pada pengalaman pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang selama ini diterapkan DKI.
Masyarakat di setiap wilayah harus mampu melakukan swasembada (self-sufficient), tanpa harus bepergian jauh dari rumah demi menghindari penyebaran virus.
“Ketika kita berhadapan dengan krisis kesehatan seperti kemarin, di mana kita harus tinggal di rumah, meminimalkan kegiatan interaksi antar orang,” kata Anies yang dikutip dari YouTube Pemprov DKI Jakarta pada Selasa (22/12/2020).
“Ternyata selama ini kita tidak menyiapkan untuk sebuah wilayah yang self-sufficient sehingga kita harus sering bepergian jauh untuk bisa mendapatkan kebutuhan-kebutuhan pokok, dari mulai kebutuhan pangan sampai pada pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, dan lain-lain,” lanjut Anies.
Baca juga: Gubernur DKI Jakarta Minta 106 Anggota DPRD yang Dilantik untuk Laksanakan RPJMD yang sudah Disahkan
Poin kedua, mengenai fasilitas dan layanan dasar kota yang berketahanan.
Anies menganggap poin ini sangat dibutuhkan karena begitu melakukan PSBB ketat maupun transisi, masyarakat dapat terlayani dengan baik sekalipun dalam kondisi krisis.
Selanjutnya, poin ketiga adalah peningkatan infrastruktur digital sebagai backbone (tulang punggung) dari tata kelola pemerintahan modern yang berbasis data dan teknologi.
Anies menyadari adanya pandemi membuat semua harus bekerja dari rumah, belajar dari rumah, mendadak kebutuhan atas infrastruktur teknologi dan data itu menjadi sangat tinggi.
“Ini harus dikebut kemarin termasuk program JakWifi. Lalu program Jakarta Smart City kita membangun corona.jakarta.go.id. Di (situs) itu, semua data bisa dibilang sekarang paling lengkap yang ada menjadi rujukan. Jadi ini satu contoh bagaimana ke depan kita harus secara serius melakukan peningkatan infrastruktur digital,” jelas Anies.
Baca juga: Dua Tahun Menjabat, Anies Dinilai Belum Mampu Hadirkan Rumah DP 0 Rupiah Sesuai RPJMD
Kemudian yang keempat adalah integrasi data kependudukan untuk menghasilkan intervensi sosial yang tepat sasaran.