Terorisme
Ini Dia Bungker Perakitan Bom Pentolan Teroris Upik Lawanga, Disamarkan Sebagai Kandang Bebek
Ini cerita bungker teroris Upik Lawanga yang dibuat guna merakit bom dan senjata api di Lampung.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Ini cerita bungker teroris Upik Lawanga yang dibuat guna merakit bom dan senjata api di Lampung.
Upik Lawanga yang bernama asli Taufik Bulaga adalah tersangka tindak pidana terorisme.
Bungker tempat pentolan teroris Upik Lawanga merakit bom dan senjata api di Lampung Tengah dirancang sedemikian rupa agar tidak dicurigai masyarakat sekitar.
Baca juga: 14 Tahun Buron, Upik Lawanga Disokong Dana Rata-rata Rp 500 Ribu untuk Nafkahi Anak dan Istri
Baca juga: BUNGKER Persembunyian Teroris Upik Lawanga Selama di Lampung Akan Diperlihatkan Wartawan Hari Ini
Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Ahmad Ramadhan dan Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad pun menunjukan bungker tersebut kepada awak media, Sabtu (19/12/2020).
Rumah buronan yang terlibat dalam kasus bom Bali tersebut berada di Desa Sri Bawono, Kecamatan Way Seputih, Lampung Tengah.
Pantauan Kompas.com, rumah Upik Lawanga berada jauh dari jalan utama, sekitar lima kilometer dari Jalan Raya Seputih Banyak.
Baca juga: Jam Operasional Mal di Kota Tangerang Tutup Lebih Cepat Saat Tahun Baru
Setelah memasuki jalan desa, rumah berdinding bata milik Upik Lawanga itu ditemukan di tepi sawah.
"Lokasi rumah tersangka Upik Lawanga ini jauh dari keramaian. Jarak dengan tetangga terdekat sekitar 100 meter," kata Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad (Pandra) di lokasi, Sabtu (19/12/2020).
Pandra mengatakan, lokasi bungker yang sebelumnya ditemukan tim Detasemen Khusus 88 Antiteror itu berada di dapur.
“Bungker-nya di belakang rumah, disembunyikan dengan terpal hitam. Pintu masuk bungker hanya berukuran kecil,” kata Pandra.
Bungker seluas enam meter persegi dan sedalam tiga meter itu digenangi air.
Baca juga: Kumpul-kumpul Tengah Malam, Sejumlah Remaja di Sudirman dan Thamrin Dapat Rapid Test Gratis
"Genangan air ini untuk meredam suara saat tersangka menguji bahan peledak dan senjata api yang ditaksirnya," kata Pandra.
Pandra perkiraan, bungker yang digunakan Upik Lawanga untuk merakit senjata dan bom dengan daya ledak tinggi.
Selain digenangi air, untuk menyamarkan bungker pembuatan senjata api, Taufik Bulaga alias Upik Lawanga pun sengaja memelihara bebek.
Pandra mengungkapkan, Upik Lawanga dikenal warga sekitar dengan julukan Udin Bebek.
"Tersangka di sini mengaku bernama Safrudin, berjualan bebek potong, dikenal dengan nama Udin Bebek," kata Pandra.
Baca juga: Untuk Menekan Penyebaran Covid-19 Pemkot Tangerang Larang Perayaan Tahun Baru 2021
Menurut Pandra, Upik Lawanga sengaja memelihara bebek untuk menyamarkan suara saat merakit ataupun menguji senjata.
"Jadi, tersangka memelihara bebek ini agar suara saat merakit senjata tidak terdengar oleh warga sekitar. Memang betul-betul dipikirkan oleh tersangka," kata Pandra.
Ditempat yang sama, Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan, dari warga setempat diketahui tersangka sudah tinggal sejak lama di lokasi tersebut.
"Sejak tahun 2013 tersangka sudah tinggal di lokasi ini," kata Ahmad.
Baca juga: Gandeng Konsultan Politik, PPP Dipimpin Suharso Monoarfa Targetkan 11 Juta Suara di Pemilu 2024
Tersangka juga dikenal tidak terlalu sering bergaul dengan warga setempat, selain jarak dengan antar tetangga yang cukup jauh.
"Jarak dengan rumah tetangga terdekat sekitar 100 meter," kata Ahmad.
Masih menurut Ahmad, dilokasi bungker tersebut kepolisian menemukan bahan baku itu berupa pipa besi berdiameter sekitar 2 sentimeter dengan panjang 2 meter.
Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan, pipa besi tersebut ditemukan di antara tumpukan barang yang berada di atas bunker.
"Kami menemukan pipa besi sepanjang 2 meter di atas bunker," kata Ahmad.
Baca juga: Pemain Drama Korea Lovestruck in the City, Ji Chang Wook Dicampakkan Kekasih Gara-gara Obsesif
Diperkirakan, sebatang besi tersebut adalah bahan baku yang digunakan untuk membuat laras senjata api.
"Besi seperti ini biasa digunakan untuk membuat laras senjata api rakitan . Tetapi akan kami periksa selanjutnya untuk melihat lebih rinci," kata Ahmad.
Penemuan barang bukti tersebut tidak mengejutkan, karena tersangka Upik Lawanga terkenal sebagai ahli perakit senjata api Jamaah Islamiyah.
Dilansir dari Kompas.tv Upik Lawanga pun mengakui jika bungker itu digunakan dirinya untuk membuat senjata api.
"Bungker itu kita bangun maksudnya untuuk pembuatan senjata juga itu kemarin," kata Upik Lawanga kepada polisi dalam tayangan Kompas TV.
Baca juga: Bek Tengah Persita Tangerang Syaeful Anwar Melepas Masa Lajang di Kampung Halaman
Ia mengaku bila dirinya sudah hampir empat bulan membuat senjta untuk kepentingan kelompok Jemaah Islamiah.
"Sebelum Pak Karto tertangkap, itu dia sudah menyuruh bikin senjata ngasah ilmu itu, yang bagus senjata yang bagus. Nanti disuplai alat yang bagus-bagus juga," katanya.
Ia menyebut toko bernama Pak Karto merupakan orang yang paling aktif menyuruhnya membuat senjata api belakangan ini.
Upik Lawanga pun mengaku sempat kecewa karena sebelumnya sekitar 2016 Kelompoknya meminta untuk menghentikan pembuatan senjata dan kegiatan berbau militer lainnya.
Baca juga: PT Angkasa Pura II Permudah Calon Penumpang Bandara Soekarno-Hatta yang Hendak Tes Covid-19
"Disitu terus terang karena aku yang punya ilmu di situ, yang punya kemauan, terus punya... apa ya..? ingin beramaliah buat senjata, aku sangat kecewa aslinya dulu," ujarnya
Setelah pembuatan senjata sempat terhenti sejak 2016 , akhirnya pada 2020 ini baru proses pembuatan senjata yang ditangani Upik Lawanga kembali berjalan.
"Itu pun kondisi alatnya seperti yang tertangkap itu kan enggak maksimal, tapi masih bisa," kata Upik Lawanga.
Berjuluk profesor
Sebelumnya Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengungkap bila Upik Lawanga dijuluki sebagai seorang Profesor.
Baca juga: PT Angkasa Pura II Permudah Calon Penumpang Bandara Soekarno-Hatta yang Hendak Tes Covid-19
Menurut Argo, julukan tersebut diberikan karena tersangka dikenal memiliki keahlian membuat bom dan senjata rakitan.
Tak hanya manual, akan tetapi tersangka mampu membuat senjata rakitan otomatis.
"Upik ini julukannya di antara mereka itu sebagai seorang profesor, kenapa disebut profesor? karena Upik ini ahli membuat bom high explosive dan senjata rakitan yang secara manual maupun otomatis," kata Irjen Argo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (18/12/2020).
Tak hanya itu, kata Argo, kemampuan Upik Lawangan yang dijuluki professor dalam tindak pidana terorisme juga tidak bisa dipandang sebelah mata.
Baca juga: Nongkrong Tengah Malam, Kelompok Remaja di Taman Dukuh Atas Terjaring Razia Protokol Kesehatan
Dia dianggap sosok bisa cepat beradaptasi dengan wilayah persembunyiannya.
"Tersangka Upik ini juga disebut profesor karena bisa melihat, mempelajari karakteristik wilayahnya. Misalnya di Poso banyak orang menggunakan senter yang kalau malam untuk cahaya penerangan. Jadi yang bersangkutan membuat bomnya seperti senter," ungkapnya.
"Supaya orang-orang tidak curiga, kalau dia membawa bom berupa senter. Termos juga ada. Misal masyarakat sering bawa termos ke kebun, dia juga bawa (bom) termos supaya orang tidak curiga," sambungnya.
Ia mengatakan pimpinan JI juga sempat telah memesan senjata api rakitan kepada Upik Lawangan beberapa bulan lalu.
Baca juga: Lembaga Survei KPN Endus Ada Penggiringan Opini untuk Tolak Vaksin Covid-19 Merek Sinovac
Namun, senjata itu belum digunakan oleh pimpinan JI.
"Tersangka Upik ini bulan Agustus 2020 sudah dipesan untuk membuat senjata api rakitan ini. Ada pesanan dari pimpinannya, mulai Agustus 2020 silakan membuat senjata. Masalah digunakan kapan belum tahu. Yang bersangkutan sudah menyiapkan, ada perintah untuk membuat senjata," katanya. (Kompas.com/ tribunnews.com/ kompas TV/ Tri Purna Jaya/ igman ibrahim)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cara Teroris JI Samarkan Bungker Pembuatan Senjata Agar Tak Terendus, Pelaku Sengaja Pelihara Bebek, Penulis: Adi Suhendi