Pilkada Solo

Pasangan Gibran-Teguh Diprediksi Menang Telak, Namun Partisipasi Pemilih Tak Capai 50 Persen

Gibran-Teguh diprediksi bakal menang 62 persen, sementara Bagyo-FX Supardjo 3,25 persen, tidak memilih 18,75 persen dan belum tahu 16 persen.

Instagram/kpusurakarta
Ilustrasi Poster debat Calon Wali Kota Solo Gibran Rakabuming dan Bagyo Wahyono. Pasangan Gibran-Tegug diprediksi menang telak 

WARTAKOTALIVE.COM, SOLO -- Prospek Research Center merilis survei terbaru menjelang sehari coblosan Pilkada Solo 9 Desember 2020, Selasa (8/12/2020).

Tak hanya memotret prediksi kemenangan paslon baik Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa melawan Bagyo wahyono-FX Supardjo, tetapi lembaga ini memotret perilaku lain.

Yakni mengambil tema : Perilaku Pemilih Abstain Dalam Pusaran Pilkada di Masa Pandemi Covid-19, Antara Hak Konstitusional dan Partisipasi Politik.

Baca juga: Gibran Ajak Warga Datang ke TPS, dan Doakan Pilkada Solo Berlangsung Aman dan Lancar

Baca juga: Partai Bulan Bintang Pimpinan Yusril Ihza Mahendra Menambah Daftar Panjang Pendukung Gibran

Direktur Program Prospek Research Center, Nunik Nurhayati menyebut, banyak responden memilih untuk tidak berpartisipasi pada proses Pilkada 2020.

Gibran Rakabuming Raka
Gibran Rakabuming Raka (dokpri)

Hasilnya, yang setuju wacana abstain adalah 30 persen responden dan sangat setuju sekali 3,1 persen sehingga jika ditotal berjumlah 33,1 persen.

"Dari hasil survei setidaknya responden yang memilih untuk abstain di Pilkada ada 33,1 persen," kata Nunik dalam konferensi zoom Rilis Hasil Survei Pilkada Kota Surakarta Tahun 2020.

Baca juga: Hasil Survei Terbaru, Elektabilitas Bobby Nasution-Aulia 41,8 Persen, Akhyar-Salman 36,3 Persen

Dia melanjutkan, adapun warga yang menyatakan akan ikut berpartisipasi dalam Pilkada adalah sebesar 49,9 persen. 

"Jumlahnya cukup kecil dan tidak sampai 50 persen dari warga Kota Solo yang ikut pada Pilkada besok," ujarnya memaparkan.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa abstain merupakan hak dari warga negara yang dilindungi dan tidak melanggar konstitusi. 

"Selama tidak mempengaruhi orang lain untuk golput atau abstain, itu sah saja," terangnya.

Baca juga: Dibagi 7 Paket, Pengerjaan Normalisasi Kali Bekasi Bakal Digarap Bertahap

Meskipun tidak dilarang secara hukum, Nunik mengimbau agar masyarakat ikut aktif dalam Pilkada dan ikut berperan sebagai pengawas pilar demokrasi yang dimulai sejak proses pemilihan.

"Kalau kita abai dalam proses demokrasi, itu sangat berbahaya bagi konstitusi pemerintahan ke depan," ujarnya.

Adapun sebab abstain menurut Nunik, karena calon wali kota kurang pengalaman dalam pemerintahan, karena pandemi Covid-19 dan isu politik dinasti.

"49 persen kurang pengalaman pemerintahan, pandemi 42 persen dan politik dinasti 35 persen," aku dia.

Baca juga: Kisah Dua Malaikat Tak Bersayap dari Depok di SSB Bimpor, Jakarta Barat

Selain itu, dalam survei ini menyebut Gibran-Teguh diprediksi bakal menang 62 persen, sementara Bagyo-FX Supardjo 3,25 persen, tidak memilih (abstain) 18,75 persen dan belum tahu 16 persen.

"Apabila pilihan abstain dan belum tahu pada akhirnya tidak menentukan pilihan, kemudian, suara sah hanya dihitung dari responden yang memilih pasangan calon maka perolehan Gibran-Prakoso diperkirakan sebesar 95 persen dan Bajo sebesar 5 persen," aku dia.

Baca juga: Hanya Kaesang Pangarep yang Tercatat DPT di Pilkada Solo, Bakal Temani Gibran Mencoblos 9 Desember?

Survei Prospek Research Center tersebut dilakukan sejak 1 November hingga 15 November 2020.

Baca juga: Fadli Zon: Keluarga Pengikut FPI yang Tewas Ditembak Polisi Tolak Jenazah Diotopsi di RS Polri

Jumlah responden yang menjadi sampel adalah 400 orang yang sudah memilki hak pilih dengan pengambilan sampel acak bertingkat dan bertahap melalui sampel berbasis DPT Pemilu 2019.

Adapun tingkat kepercayaannya yakni 95 persen dan margin of error sebesar 5 persen.

PKS Putuskan Abstain

DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Solo putuskan tetap abstain dalam kontestasi Pilkada Solo 2020 menjelang pencoblosan.

Ya, kendati kurang dari 5 hari pencoblosan, PKS Solo pastikan memilih tak merapat di antara kedua paslon, baik calon PDIP Gibran-Teguh maupun calon independen Bagyo-FX Supardjo.

Hal itu disampaikan Ketua DPD PKS Solo Abdul Ghofar Ismail bersama Wakil Ketua sekaligus SC survei internal Asih Sunjoto Putro di kantor DPD PKS Solo yang berada di Jalan Slamet Riyadi Nomor 534B, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Jumat (4/12/2020).

Ghofar menyebut, keputusan itu diambil setelah berunding dengan kader maupun simpatisannya.

Tak hanya berembug, Ghofar menambahkan sikap tersebut sudah dipikir matang-matang dan telah melakukan survei di Kota Solo dalam beberapa bulan ini.

Baca juga: Ringankan Beban, YIIM Salurkan Sembako hingga Modal Usaha Kepada Warga Terdampak Covid-19

"Berdasarkan survei yang kita lakukan, kita memilih untuk abstain dalam Pilkada Solo 2020," kata dia menegaskan.

Lebih lanjut dia membeberkan, dari survei itu sebanyak 54 persen kader dan simpatisan PKS memilih abstain dalam kontestasi Pilkada Solo 2020.

Lalu sebanyak 22 persen belum menentukan pilihan dan 22 persen responden memilih di antara kedua paslon, yakni Gibran-Teguh maupun Bajo.

Nantinya, sikap abstain PKS Solo merekomendasikan pada kadernya untuk memilih beberapa opsi.

Di antaranya, tidak datang ke TPS atau datang tetapi tidak mencoblos surat suara.

"Kita merasakan adanya demokrasi yang terbajak, hasil survei masyarakat menangkap itu," tutup Gofar. 

Baca juga: Pandemi Covid-19 Bikin Pengangguran di Kabupaten Bogor Naik 9 Persen, Laju Pertumbuhan Juga Naik

Tak Ada Konvoi Kemenangan

Tim pemenangan dari pasangan Gibran Rakabuming Raka - Teguh Prakosa dan Bagyo Wahyono - Fx Supardjo (Bajo) berkomitmen tidak melakukan konvoi kemenangan Pilkada Solo 2020.

Selain itu, mereka juga mengajak para kader dan simpatisan untuk mematuhi protokol kesehatan Covid-19.

Komitmen para tim pemenangan tersebut dilakukan di Mako Satlantas Polresta Solo.

Wakapolresta Solo, AKBP Deny Heriyanto mengatakan, kedua tim pemenangan melakukan penandatanganan siap mematuhi protokol kesehatan.

Baca juga: Pasar Mobil Kemayoran Tawarkan Mobil dari Harga Kurang dari Rp 100 Juta hingga Miliaran Rupiah

Patuh protokol kesehatan ini dilakukan saat pemungutan suara, sampai proses rekapitulasi Pilkada Solo 2020.

"Semua berkomitmen menjalankan protokol kesehatan," papar Deny, Selasa (8/12/2020).

Deny juga meminta kedua Paslon tidak menggelar konvoi saat satu diantaranya menang.

"Tidak melakukan konvoi iring-iringan ketika merayakan kemenangan," papar dia.

Dalam penandatanganan komitmen patuh protokol kesehatan tersebut, hadir perwakilan dari tim pemenangan kedua Paslon.

Kedua tim pemenangan yakni Sekretaris Tim Pemenangan Paslon Nomor Urut 01, Budi Prasetyo dan Penanggung Jawab Tim Pemenangan Paslon Nomor Urut 02, Budi Yuwono.

Baca juga: Tegakkan Kode Etik, Kongres Advokat Indonesia Ambil Sumpah 50 Advokat Muda

Bakal Dibubarkan

Sementara itu, para pasangan calon yang berlaga di Pilkada Serentak 2020 diminta untuk bisa menerima apapun hasil yang keluar nantinya.

Permintaan tersebut disampaikan Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi.

"Kami meminta kepada semua Paslon Pilkada untuk dapat menerima hasil nanti, selain itu, para Kapolres sudah membuat surat pernyataan kepada seluruh Paslon Pilkada 2020," kata Luthfi saat ditemui di Mapolres Klaten, Selasa (8/12/2020).

Baca juga: Kemenag Susun Turunan UU Cipta Kerja : Permudah Pelaku Usaha Umrah dan Haji Khusus

Selain itu, dalam surat pernyataan tersebut, para pasangan calon juga diminta untuk tidak mengumpulkan massa.

"Sejak awal para Kapolres telah membuat surat pernyataan ketiga Paslon terkait kesiapan terhadap hasil pilkada nanti," kata Luthfi.

Lebih lanjut, Luthfi menerangkan alasan pihaknya membuat kebijakan tersebut adalah hanya untuk memutus mata rantai Covid-19.

"Kami tidak ingin adannya Klaster Pilkada muncul, oleh karena itu, pihak Kapolres di daerah Pilkada membuat surat pernyataan kepada Paslon, terkait hasil pilkada nanti, " katanya.

"Kemudian, kami juga meminta untuk Paslon yang menang nantinya untuk tidak membuat acara pesta yang berpotensi menimbulkan pengumpulan masyarakat," kata Lutfhi.

Ia mengatakan jika ada para Paslon yang nekat menggelar acara yang berpotensi kerumunan, pihaknya pasti membubarkan.

Baca juga: Yasonna: Revisi KUHP dan UU Narkotika Jadi Upaya Pemerintah Perluas Akses Publik Terhadap Keadilan

Ia tak ingin muncul klaster baru yaitu klaster Pilkada nanti.

"Ini kami lakukan untuk memutus rantai Covid-19 dan tidak memunculkan Klaster Pilkada nanti," jawabnya. 

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Tak Ada Konvoi Kemenangan, Tim Gibran - Teguh & Sang Rival Bajo Siap Taati Protokol Kesehatan,  Penulis: Ryantono Puji Santoso

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved