Ilmuwan Nuklir Dibunuh

Ahli Nuklirnya Dibunuh, Iran: Israel Bertanggung Jawab Atas Kematian Ilmuwan Mohsen Fakhri Zadeh

Ahli nuklirnya dibunuh, Iran: Israel bertanggung jawab atas kematian ilmuwan nuklir terkemuka Iran, Mohsen Fakhri Zadeh.

Antaranews.com
Ahli nuklirnya dibunuh, Iran: Israel bertanggung jawab atas kematian ilmuwan nuklir terkemuka Iran, Mohsen Fakhri Zadeh, Jumat (27/11/2020). Foto ilustrasi: Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres (un.org) 

"Ia diadili di pengadilan yang kompeten dan dijatuhi hukuman mati," kata Mohseni Ejei.

Baca juga: China Mau Saja Ikut Perundingan Nuklir Asalkan AS Memenuhi Sejumlah Persyaratan Ini

Mohseni Ejei mengatakan Pemerintah AS ditipu oleh orang Iran mengenai Shahram Amiri, sebagaimana dikutip dari  Xinhua, Senin pagi.

Ia menambahkan dinas intelijen Iran menyadari apa yang terjadi antara Amiri dan agen-agen AS dan memantau proses penyerahan dia ke Arab Saudi.

Pada Juni 2009, Amiri hilang selama Ibadah Haji di Makkah di Arab Saudi.

Setahun kemudian, ia muncul di Kedutaan Besar Pakistan di Washington, tempat ia mengungsi dan menuntut segera dipulangkan ke Iran.

Baca juga: Sengketa India-China: Sama-sama Punya Senjata Nuklir dalam Jumlah yang Mengerikan

Setibanya di Ibu Kota Iran, Teheran, pada Juli 2010, Amiri mengatakan ia diculik oleh agen dinas rahasia AS, Dinas Intelijen Sentral AS, dan mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Iran karena memulangkan dia.

AS membantah pernyataan tersebut dan mengatakan Amiri dengan sukarela membelot ke AS dan belakangan memilih untuk pergi.

Iran hukum mati ilmuwan nuklir karena jadi mata-mata AS

Sebelumnya diberitakan, Iran mengeksekusi mati seorang ilmuwan nuklir Iran yang ditahan sejak 2010 begitu kembali ke negerinya dari Amerika Serikat setelah pengadilan memvonisnya terbukti menjadi mata-mata untuk Washington, kata juru bicara pengadilan seperti dikutip Reuters.

Baca juga: RADIASI Nuklir di Perumahan Batan Indah Berupa Serpihan Cesium-137, Ini Fungsi Sebenarnya

"Melalui koneksi dengan Amerika Serikat ini, (Shahram) Amiri memberikan informasi vital negara kepada musuh," kata sang juru bicara bernama Gholamhossein Mohseni Ejei dalam jumpa pers mingguan seperti dilaporkan kantor berita IRNA.

Mohseni Ejei mengatakan pengadilan telah memvonis Amiri dengan hukuman mati dan vonis ini diperkuat oleh Mahkamah Agung Iran.

Amiri, peneliti dari sebuah universitas yang bekerja pada Organisasi Energi Atom Iran, raib sewaktu naik haji ke Arab Saudi pada 2009, dan kemudian muncul di Amerika Serikat.

Dia kembali ke Iran pada 2010 untuk  menerima sambutan bak pahlawan sebelum kemudian ditangkap.

Seorang pejabat AS berkata pada 2010 bahwa Washington telah menerima informasi yang berharga dari Amiri.

Baca juga: Jenderalnya Dibunuh Amerika, Iran Putuskan Langgar Perjanjian dan Kembali Lanjutkan Program Nuklir

Iran menuduh CIA telah menculik Amiri. Namu pejabat AS mengatakan, Amiri boleh pergi sesukanya, dan dia mungkin terpaksa kembali ke negerinya karena tekanan dari keluarganya di Iran.

Amiri membantah hal ini dengan berkata, "keluarga saya tidak punya masalah apa-apa".

Dalam sebuah video yang disiarkan stasiun televisi Iran pada 2010, Amiri mengaku kabur meninggalkan agen-agen AS.  (Antaranews)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved