Berita Nasional

Sandwich Panel Anti Bakterial, Inovasi Pelaku Usaha Baja Ringan Bertahan di Masa Pandemi

Sandwich Panel Anti Bakterial, Inovasi Pelaku Usaha Baja Ringan Bertahan di Masa Pandemi. Berikut Paparannya

Editor: Dwi Rizki
Istimewa
Direktur Marketing PT Alsun Suksesindo, Nicolas Kesuma 

Karena itu, semua produk yang berkaitan dengan bangunan diharapkan bisa melihat hal itu sebagai sebuah peluang baru.

Bersamaan dengan hal tersebut, dirinya berharap pelaku usaha konstruksi tidak hanya terpaku di segmen residensial saja.

Segmen lain seperti segmen medical yang kini tengah tumbuh juga harus dilihat sebagai sebuah peluang baru.

Baca juga: Diduga Pakai Material Abal-abal, Kejari Jaksel Telisik Proyek Saluran Air di Kebayoran Baru

“Kita melihat growth atau pertumbuhan di sisi medical itu cukup tinggi. Rangka atap baja ringan tidak hanya digunakan di perumahan. Kita lihat Rumah Sakit Pulau Galang (RS Covid-19), RS Adam Malik itu pun menggunakan rangka atap baja ringan kita," jelas Nicolas.

"Jadi bagaimana strategi kita bisa melebarkan sayap ke segmen- lain salah satunya seperti itu. Jadi tidak hanya menutup diri di properti saja,” tambahnya.

Nico mengakui, beberapa divisi di perusahaannya selama pandemi memang mengalami penurunan.

Kondisi ini baru mulai rebound di kuartal ke tiga tahun ini. Namun selama pandemic, divisi medical terlihat melonjak tajam.

Produk sandwich panel anti bacterial yang diproduksi mereka bahkan naik sampai 200 persen.

Baca juga: Strategi Kementerian PUPR Tingkatkan Penggunaan Baja Ringan untuk Konstruksi

“Kelebihan produk kami yang pertama lapisan sandwich panel atau baja ringannya itu sudah dilapisi coating anti bacterial. Jadi untuk virus covid 19 pencegahannya itu jauh lebih minim," papar Nicolas.

"Yang kedua kami baru saja menyelesaikan projek minggu lalu, yaitu ruang negative pressure yang kita bangun bekerjasama dengan FKG, Rumah Sakit Gigi dan Mulut universitas Trisakti. Itu adalah rumah sakit pendidikan pertama di Indonesia menggunakan fasilitas negative pressure.” terangnya lagi.

Nico menjelaskan, ruang negative pressure atau ruang bertekanan negative adalah ruang dimana aerosol yang terbentuk pada saat tindakan pelayanan gigi akan diserap dan berganti dengan udara bersih.

Sehingga risiko penyebaran virus COVID-19 akan dapat diminimalisir.

Selain itu, udara yang berasal dari ruangan akan disaring dengan HEPA filter berulang kali, sehingga udara yang keluar akan sangat aman dan tidak akan menyebar dan mencemarkan lingkungan luar gedung.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved