Wawancara Eksklusif
Pangdam Jaya Santai Saja di Tengah Kontroversi (1): Saya Marah TNI Dijelek-jelekkan
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman merasa marah TNI dijelek-jelekkan.
Ketika mengambil keputusan menurunkan baliho FPI dan Habib Rizieq Shihab, sempat berpikir atau tidak bahwa tindakan ini akan menjadi berita besar?
Tidak berpikir. Tapi kalau menurut saya memang ya seyogyanya begitu, kalau memang sudah tidak sesuai dengan aturan dan ketentuan, tidak taat kepada hukum perilakunya, menurut saya terlalu menghalalkan segala cara yang, ya seenaknya lah, ya itu salah satunya memasang baliho di tempat yang tidak benar.
Apalagi di dalam statement-nya menjelek-jelekkan orang, di dalam statement-nya TNI itu kurang ajar, polisi itu begini, begitu, itu kan tidak bagus.
Tentunya saya sendiri marah itu. Kasusnya ada anggota yang akan dikiranya menjemput Habib Rizieq di bandara.
Ini saya jelaskan. Anggota itu mendapat perintah untuk pengamanan bandara Soekarno-Hatta. Tugas pokok dia itu.
Pada saat mengambil keputusan itu, Anda berkonsultasi dengan pihak lain atau tidak? Misal dengan Pak KSAD, Panglima, Kapolda, atau dengan siapapun?
Kodam Jaya ini Panglimanya saya, Pangdam Jaya.
Tentu saya konsultasi dengan Pak Kapolda, kemudian konsultasi dengan Gubernur, karena ini kewilayahan.
Tetapi apapun yang saya lakukan tetap kami laporkan kepada pimpinan.
Tetapi kalau setiap saat laporkan yang kecil-kecil, Panglima itu kan pekerjaannya banyak kalau hanya sekadar menurunkan baliho masa laporan juga, gitu lho.
Kelompok FPI sering mengaitkan, bahwa tindakan Pangdam Jaya merupakan perintah dari Presiden Jokowi?
Oh tidak ada. Saya yang bertanggung jawab langsung di Jakarta.
Tidak benar?
Tidak ada. Sama sekali tidak ada.
Setelah tindakan ini ada respons dari Panglima TNI?
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/foto-pangdam-jaya-mayjen-tni-dudung-abdurachman.jpg)