Investasi
Cerita Luhut 6 Jam Berada di Gedung Putih, Hasilnya Tak Sia-Sia Bawa Investasi AS Rp 28 Triliun
Nah di laman facebooknya, hari ini Luhut pun bercerita tentang kehadirannya hampir 6 jam di gedung putih. Ternyata ia bawa investasi Rp 28 T
Pujian ini bukan tanpa sebab, menurutnya Indonesia dirasa sangat baik mengelola kebijakan moneter dan fiskalnya ditengah situasi pandemi ini.
Bahkan Presiden World Bank mengucapakan terimakasih karena Indonesia telah berkontribusi dalam program Carbon Credit bagi Dunia. Dimana Indonesia setidaknya memiliki 75 hingga 80 persen Carbon Credit Dunia.
Berbagai respons baik saya terima selama kunjungan saya di sana adalah buah dari budaya dan adat ketimuran serta visi Presiden Joko Widodo yang sangat dikagumi oleh pemimpin negara manapun sehingga saya yakin Indonesia akan selalu menjadi mitra strategis bagi negara sahabat, tak terkecuali Amerika Serikat dalam ekonomi maupun geopolitik, siapapun pemimpinnya.
Saya berharap akan terus menjalin komunikasi yang baik dengan pemerintahan AS berikutnya, sehingga terbuka peluang kerjasama yang luas di berbagai bidang, tentunya dengan pembicaraan yang lebih intens dan strategis.
Baca juga: Tahun Depan Akan Dibuka Seleksi Pengangkatan Guru Honorer Jadi PPPK
Investasi Rp 28 Triliun
Sementara itu Dilansir dari situs Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Amerika Serikat (AS) secara resmi telah menandatangani Letter of Interest (LOI) untuk menginvestasikan sebesar US$ 2 Miliar (Rp 28 triliun).
Investasi tersebut dari IDFC kepada Indonesia Investment Authority atau Sovereign Wealth Fund Indonesia.
LOI tersebut diteken oleh CEO IDFC AS Adam Boehler di Washington DC pada Kamis (19/11/2020) waktu setempat. Penandatanganan itu disaksikan langsung Menko Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan.
LOI tersebut diharapkan dapat menarik minat investor AS untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Saat ini Indonesia sedang membutuhkan investasi untuk pembangunan infrastruktur
Kerja sama ini dirasa akan memperkuat ikatan ekonomi antara AS dan Indonesia.
Tak hanya menjadi investor, IDFC juga akan bekerja sama dengan mitranya di Jepang, Uni Emirat Arab, dan Singapura untuk ikut berpartisipasi di Indonesia Investment Authority.
Seperti diketahui, SWF Indonesia akan beroperasi pada awal 2021. Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata menegaskan SWF Indonesia memiliki tiga tugas utama yang muaranya bisa mendatangkan revenue atau pendapatan semaksimal mungkin.
Baca juga: Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19, Jokowi Minta Libur Panjang Akhir Tahun Dikurangi
Tiga hal yang akan dilakukan SWF, kata Isa, pertama, memaksimalkan aset. SWF akan mencari cara agar untuk bisa mendatangkan akses-akses yang memadai untuk bisa meningkatkan nilai aset negara.
Kedua, SWF juga akan berkonsentrasi kepada pembangunan negara.
Menurut Isa memang salah satu tujuan SWF didirikan untuk membangun negara. Jenis proyeknya bisa bervariasi, mulai dari yang secara komersial visible, sampai yang tidak visible. Proyek-proyek yang tidak visible misalnya, proyek yang sifatnya sosial.