VIRAL Meteor Josua Rp 25 Miliar Dibayar Rp 200 Juta, Klarifikasi Jared Colins Harganya Tak Segitu

Jared Collins mengklarifikasi berita viral meteor langka milik Josua Hutagalung yang disebut-sebut seharga Rp 25 miliar namun dibayar Rp 200 juta.

istimewa
Jared Collins bersama Josua Hutagalung. 

Macam-macam asteroid berdasarkan asal-usulnya yang pertama adalah meteor Asteroidal  atau yang disebut juga dengan Keplanetan. Meteorit jenis ini merupakan meteorit yang berasal dari pecahan asteroid atau planet yang telah meledak atau hancur. Asteroid atau planet yang pecah ini kemudian akan berubah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga kita menyebutnya dengan meteorit.

Baca juga: Permintaan Jasa Boga Turun, Ketua PPJI Ajak Anggota Bangkit Bersama untuk Pemulihan Ekonomi Nasional

Meteor Kekometan

Selain meteorit yang berasal dari pecahan asteroid dan juga planet, ada meteorit lain yang berasal dari pecahan komet, nama meteorit jenis ini adalah meteorit kekometan. Karena merupakan pecahan- pecahan dari komet maka kandungan yang dimiliki oleh meteorit sama dengan yang dimiliki oleh komet yakni bahan- bahan penyusunnya seperti gas ataupun komponen- komponen padatan lainnya.

Meteorit Parabolis

Jenis meteorit berdasarkan asal usulnya yang selanjutnya adalah meteorit parabolis. Meteorit ini juga merupakan pecahan dari sebuah benda di luar angkasa namun belum diketahui secara pasti apa jenis benda tersebut.

Nah itulah ketiga jenis meteorit yang dilihat dari asal usul terjadinya meteorit tersebut, yakni berasal dari pecahan benda- benda langit seperti asteroid, komet dan benda lain yang belum teridentifikasi.

Baca juga: Kaya Mendadak Setelah Batu Meteor-nya Terjual Rp 26 Miliar, Josua Hutagalung akan Gunakan untuk ini

3. Berdasarkan Jenis Hujan Meteornya

Jenis meteorit juga ditentukan berdasarkan jenis hujannya. Kita tahu bahwa meteorit bisa jatuh dan apabila jumlahnya banyak disebut sebagai hujan meteor. Nah berdasarkan jenis hujan meteornya, jenis meteorit terdiri dari:

Hujan meteor orionid

Hujan meteor orinoid adalah hujan yang terjadi setiap tahunnya dan berpuncak pada bulan Oktober. Nama Orionid ini diambil dari tempat bercahaya sebagai titik meteor yang melintas berasal yang disebut dengan konstelasi orion. Proses terjadinya hujan meteor orionid ini dapat terlihat dengan jelas dan biasanya meteornya berwarna kuning serta hijau.

Hujan meteor perseid

Hujan meteor yang kedua adalah perseid. Seperti namanya, hujan meteor ini terjadi di atas rasi bintang perseus dan biasa terjadi ketika bumi melewati aliran meteor yang disebut dengan awan perseid.

Seperti pengamatan yang telah dilakukan sejak 2 abad yang lalu, bahwa puncak terjadinya hujan meteor ini adalah pada pertengahan Juli hingga Agustus setiap tahunnya. Meteor Perseid ini dapat kita lihat dengan jelas pada belahan bumi bagian utara ketika malam hari di musim panas, pada saat itu lagit terlihat cerah.

Hujan meteor geminids

Hujan meteor selanjutnya adalah hujan meteor geminids. Hujan meteor geminids merupakan sebuah hujan meteor yang terjadi karena disebabkan oleh meteor yang berasal dari sebuah asteroid yang disebut dengan 3200 Phaethon.

Menurut pengamatan yang telah dilakukan sejak 1,5 abad yang lalu, hujan meteor jenis ini biasanya terjadi pada akhir tahun yakni pada bulan Desember.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Klarifikasi Jared Collins, Pembeli Batu Meteor Josua: Tidak Rp 200 Juta dan Bukan Rp 25 M", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2020/11/20/11192571/klarifikasi-jared-collins-pembeli-batu-meteor-josua-tidak-rp-200-juta-dan?page=all#page3.
Penulis : Kontributor Padang Sidempuan, Oryza Pasaribu
Editor : Aprillia Ika

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved