Tak Tanggung-tanggung, Pendukung Trump Bawa Pistol, Protes Penghitungan Suara KPU
Beberapa orang di antara massa tersebut tampak ada yang menenteng senapan dan pistol. Sebagian di antara mereka meneriakkan "Hentikan pencurian!".
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) diwarnai dengan aksi unjuk rasa bahkan kerusuhan.
Tak hanya itu, para pendukung salah satu calon juga nekat membawa senapan dan pistol.
Hal itu dilakukan oleh massa pendukung calon presiden (capres) petahana Donald Trump.
Baca juga: Tampil Modis Bawa Tas Berinsial SYR, Syahrini Datangi Pengadilan Negeri Jaksel,ini yang Dilakukannya
Baca juga: Mensesneg Lakukan Kesalahan Tulis UU Ciptaker, Jokowi Mania: Lebih Bagus Mundur, Lebih Terhormat
Baca juga: Ini Dampaknya ke Indonesia jika Donald Trump atau Joe Biden yang Terpilih sebagai Presiden AS
Mereka menggelar aksi protes di luar gedung penghitungan suara (KPU) di Phoenix, Arizona, AS, pada Rabu (4/11/2020) malam waktu setempat.
Dilansir dari BBC melalui Kompas.com, mereka berkumpul setelah mendengar isu dan desas-desus yang tidak berdasar bahwa surat suara untuk Trump sengaja tidak dihitung.
Dikutip dari Reuters, beberapa orang di antara massa tersebut tampak ada yang menenteng senapan dan pistol.
Sebagian di antara mereka meneriakkan "Hentikan pencurian!", dan "Hitung suara saya".
Sebagian besar pengunjuk rasa tidak bermasker dan berdiri di depan Departemen Pemilihan Maricopa County di Phoenix, Arizona.
Di sisi lain, sejumlah media di AS melaporkan Arizona telah dimenangkan oleh capres Joe Biden.
Kemenangan untuk Biden di Arizona akan memberi Partai Demokrat 11 electoral voice (suara elektoral), jumlah suara yang cukup besar untuk dapat mengambil alih Gedung Putih.
Pada pilpres AS 2016, Arizona merupakan negara bagian yang dimenangkan Trump saat melawan Hillary Clinton.
Pada malam pemilihan, Fox News dan Associated Press menyebut Arizona dimenangkan oleh Biden, meskipun baru sekitar 70 persen surat suara yang telah dihitung.
Laporan itu lantas membuat marah Trump dan para pembantunya.
Beberapa dari sekitar 200 pengunjuk rasa, yang berhadapan oleh barisan sheriff daerah bersenjata.
Beberapa di antara massa tersebut mengatakan mereka keluar setelah membaca twit dari Mike Cernovich, seorang aktivis sayap kanan.
Chris Michael (40) dari Gilbert, Arizona, mengatakan dia datang untuk memastikan bahwa semua surat suara dihitung.
