TGPF Klaim Temuannya Lebih Lengkap Meski Tak Ungkap Identitas Oknum Seperti Tim Haris Azhar
Benny juga mengungkapkan alasan mengapa TGPF tidak mengungkapkan sosok oknum aparat yang diduga terlibat dalam peristiwa tewasnya Pendeta Yeremia.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Ketua Tim TGPF Kasus Intan Jaya Benny Mamoto menilai, hasil temuan timnya lebih lengkap, dibandingkan milik Tim Kemanusiaan untuk Intan Jaya yang dirilis oleh aktivis HAM Haris Azhar pada Kamis (29/10/2020) kemarin.
Benny yang juga menjabat Ketua Harian Kompolnas itu mengatakan, temuan timnya lebih lengkap, karena juga mewawancarai personel TNI dan Polri yang bertugas di sana.
"Masing-masing tim yang turun ke lapangan memperoleh data dan informasi dari saksi atau narasumber yang berhasil diwawancarai."
Baca juga: Ini Identitas Oknum TNI yang Diduga Terlibat Pembunuhan Pendeta Yeremia Zanambani di Papua
"Temuan TGPF lebih lengkap karena narasumbernya termasuk anggota Polri, termasuk penyidik dan anggota TNI."
"Di samping keluarga korban dan tokoh agama, tokoh masyarakat," kata Benny ketika dihubungi Tribunnews, Jumat (30/10/2020).
Benny juga mengungkapkan alasan mengapa TGPF tidak mengungkapkan sosok oknum aparat yang diduga terlibat dalam peristiwa tewasnya Pendeta Yeremia Zanambani dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam pada Rabu (21/10/2020) lalu.
Baca juga: Kampung Hitadipa Kosong Usai Pembunuhan Pendeta Yeremia Zanambani, Kini Cuma Dihuni Dua Warga
Benny mengatakan, timnya tidak berwenang menyebut nama oknun aparat yang diduga terlibat dalam peristiwa tewasnya Pendeta Yeremia Zanambani pada 19 September 2020, karena kewenangan tersebut ada pada pihak kepolisian.
Benny menambahkan, dalam hal ini kepolisian memiliki kewenangan untuk menentukan tersangka atau pelaku yang terlibat dalam peristiwa tewasnya Pendeta Yeremia berdasarkan dua alat bukti.
Ia pun menegaskan, tugas timnya hanya mengumpulkan data dan informasi lapangan untuk membuat terang peristiwa.
Baca juga: Polisi Buru Para Pembakar Halte Sarinah yang Fotonya Viral di Medsos
"Sampai saat terakhir belum ditemukan saksi mata peristiwa penembakan tersebut, sehingga tidak elok kalau sudah menyebut nama pelakunya," papar Benny.
Benny menambahkan, laporan timnya tersebut juga sudah diserahkan Menko Polhukam kepada Panglima TNI, Kapolri, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Kepala BIN, dan Mendagri untuk ditindaklanjuti.
"Semua data dalam laporan TGPF sudah diserahkan oleh Menkopolhukam kepada Panglima TNI, Kapolri, KSAD, Ka BIN, Mendagri, untuk ditindaklanjuti," beber Benny.
Baca juga: UPDATE Kasus Covid-19 Indonesia 29 Oktober 2020: Pasien Positif Jadi 404.048, 329.778 Orang Sembuh
Sebelumnya, Tim Kemanusiaan untuk Intan Jaya mengungkap sosok oknum aparat yang diduga terlibat dalam pembunuhan Pendeta Yeremia Zanambani di Distrik Hitadipa Kabupaten Intan Jaya, Papua, 19 September 2020.
Pendiri Kantor Hukum dan HAM Lokataru Foundation Haris Azhar mengungkapkan, oknum aparat tersebut diduga bernama Alpius.
Alpius disebut sebagai anggota TNI personel Koramil setempat, dalam laporan yang telah disusun Haris bersama tim yang di antaranya terdiri dari jurnalis, masyarakat, dan pendeta itu.
Baca juga: Hasil Investigasi TGPF Intan Jaya, Oknum Aparat Diduga Terlibat Pembunuhan Pendeta Yeremia Zanambani