Virus Corona Jabodetabek
Tak Mampu Beli Smartphone, Siswa SMPN di Jakarta Barat Ini Sudah Setengah Tahun Tak Masuk Sekolah
Sudah hampir setengah tahun Aditya Akbar tidak dapat mengikuti pelajaran daring.
Penulis: Desy Selviany |
Bahkan untuk memberi tahu sekolah saja ia tidak bisa, lantaran keluarga tidak memiliki satupun alat komunikasi.
Maka, Adit memutuskan tidak ikut UTS.
Pihak sekolah lalu mendatangi rumah Adit di RT 10 RW 7 Nomor 41, Jalan Cempaka Bawah, Kota Bambu Utara, Palmerah, untuk mengonfirmasi ketidakhadiran Adit.
Baca juga: Muhadjir Effendy: Selain Infrastruktur, UU Cipta Kerja Rencana Besar Jokowi Sejak Periode Pertama
"Jumat (23/10/2020) lalu dari pihak sekolah datang ke sini, karena saya tidak ikut sekolah daring dan ulangan," ungkap Adit.
Menurut Adit, saat itu ayahnya pun sudah menjelaskan kondisi ekonomi keluarganya terimpit lantaran pandemi Covid-19.
Pihak sekolah pun tidak dapat berbuat banyak atas kesulitan yang dihadapi Adit.
Baca juga: DAFTAR 16 Pos Pengamanan di Jabodetabek Saat Libur Panjang Maulid Nabi, Polisi Siagakan 749 Personel
Mereka berharap orang tua mengupayakan untuk membelikan Adit smartphone agar bisa kembali sekolah.
"Katanya kalau bisa harus beli smartphone biar bisa terus belajar," ucap Aditya.
Aditya bukan tidak ingin belajar.
Baca juga: 113 Polisi Dipecat Sejak Awal 2020, Mayoritas karena Terlibat Kasus Narkoba
Penyuka mata pelajaran IPA itu hanya tidak memiliki pilihan lain setiap kali melihat kondisi keuangan keluarganya.
Bocah yang bercita-cita menjadi polisi itu hanya pasrah jika tidak dapat lanjut sekolah karena tak memiliki smartphone.
"Enggak tahu harus bagaimana. Pasrah saja," ucap Adit lesu.
Survei: 95 Persen Guru di Indonesia Lebih Pilih Pembelajaran Jarak Jauh
Hasil survei Wahana Visi Indonesia dan Kemendikbud menunjukkan mayoritas guru di Indonesia lebih memilih model pembelajaran jarak jauh.
Education Team Leader Wahana Visi Indonesia Mega Indrawati mengatakan sebanyak 95 persen guru memilih pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran campuran.