Berita Daerah
Antisipasi Musim Penghujan, DPRD Karawang Prioritaskan Daerah Rawan Banjir: Deteksi Ketinggian Air
DPRD Kabupaten Karawang sebut antisipasi musim penghujan dapat dilakukan dengan langkah-langkah kongkrit penanganan.
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: PanjiBaskhara
Lebih tanggap bencana akan mengurangi dampak anomali La Nina.
Lebih lengkap simak dialog selengkapnya bersama Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachri Rajab.
19 Jalan Tergenang Banjir saat Jakarta Dilanda Hujan Deras Disertai Petir dan Angin Kencang
Sebanyak 19 ruas jalan tergenang banjir setelah hujan dengan intensitas tinggi disertai petir yang mengguyur Ibu Kota pada Jumat (16/10/2020) sore hingga malam.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta hingga pukul 17.00 WIB, ruas jalan yang tergenang banjir tersebar di empat wilayah.
Yakni Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta Pusat.
Tak hanya itu, sejumlah pohon tumbang menimpa rumah warga seperti terjadi di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.
Berikut rincian ruas jalan Ibu Kota yang tergenang banjir:
Jakarta Timur
Jalan Teluk Ambon No. A2 RT. 13/RW. 11, Pondok Bambu, Duren Sawit
Jalan Pertanian Selatan RT. 10/RW. 03, Klender, Duren Sawit
Jalan Pangkalan Jati RT. 05/RW. 11, Cipinang Melayu, Makasar
Jalan Galur Sari Timur, Utan Kayu Selatan, Matraman
Jalan Pulo Mas 3, Kayu Putih, Kec. Pulo Gadung
Jalan Pramuka, Utan Kayu Utara, Matraman
Jakarta Selatan
Jalan Radio 1, Kramat Pela, Kebayoran Baru
Jalan Ciledug Raya RW. 05 (Perempatan Seskoal), Cipulir, Kebayoran Lama
Jalan Lamandau No. 6 RT. 06/RW. 07, Kramat Pela, Kebayoran Baru
Jalan Cidodol Raya (Komplek Loka Permai), Grogol Selatan, Kebayoran Lama
Jalan Sungai Sambas II No. 9 RT. 1/RW. 5, Kramat Pela, Kebayoran Baru
Jalan Perdatam Terusan, Ulujami, Pesanggrahan
Jalan Bintaro Permai II, Bintaro, Pesanggrahan Jalan H. Amsar, Cipulir, Kebayoran Lama
Jalan M. Saidi Riin 2 RT. 04/RW. 06, Petukangan Selatan, Pesanggrahan
Jakarta Barat
Jalan Adam Ujung RT. 09/RW. 05, Sukabumi Utara, Kebon Jeruk
Jalan G1 RT. 1/RW. 3, Slipi
Jalan Alpukat 3 RW. 2, Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan
Jakarta Pusat
Jalan Administrasi II Pejompongan, Bendungan Hilir, Tanah Abang
Pohon tumbang
Sementara itu, sebatang pohon kedondong di Jalan Kemuning Mede RT 08/RW 01, Kelurahan Rawabunga, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (16/10/2020) tumbang.
Kepala Seksi Operasional Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur, Gatot Sulaeman mengatakan pohon menimpa enam kontrakan warga.
"Pohon tumbang berada di tengah permukiman warga sehingga menimpa enam pintu kontrakan warga," kata Gatot, Jumat (16/10/2020).
Namun demikian pohon tumbang berdiameter sekitar dua meter dengan tinggi 15 meter itu tidak sampai mengakibatkan enam Kepala Keluarga (KK) penghuni kontrakan mengalami luka.
Pasalnya saat pohon tumbang sekira pukul 19.00 WIB, 22 jiwa yang menempati enam kontrakan itu bergegas ke luar sekaligus mengantipasi atap bangunan tidak kuat menahan beban.
"Untuk korban nihil, sementara untuk kerugian materil masih dalam penghitungan," ujarnya.
Dua unit mobil light rescue bersama 10 personel Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Timur dikerahkan ke lokasi untuk melakukan proses evakuasi dan hingga saat ini proses tersebut masih berjalan.
"Sekarang ini masih dalam proses penanganan. Kita evakuasi dengan cara memotong batang pohon dengan gergaji mesin," ucapnya.
Jelang Musim Penghujan, Wakil Wali Kota Imbau Warga Periuk Tangerang Antisipasi Banjir
Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin mengimbau warga di wilayah Kecamatan Periuk Kota Tangerang Provinsi Banten mengantisipasi dampak musim penghujan karena daerah itu menjadi salah satu area rawan banjir dan genangan.
Sachrudin di Tangerang Jumat (16/10) mengatakan, warga diharapkan dapat turut serta menjaga kebersihan lingkungan dan fasilitas yang telah disediakan oleh Pemkot Tangerang.
"RW agar bisa mengajak warganya untuk kerja bakti, bantu kami juga merawat alat-alat seperti pompa agar tetap bisa berfungsi dengan baik," katanya.
Terkait penanganan banjir, Pemkot sudah menyiagakan rumah-rumah pompa serta melakukan perbaikan turap.
Petugas jaga pun sudah disiagakan dalam mengantisipasi terjadinya banjir secara mendadak.
"Kita sudah siapkan penanganan banjir beberapa waktu ini. Meski di masa pandemi, tapi upaya mengatasi banjir tetap kita lakukan dengan proses pengerukan lumpur di sungai dan kali," paparnya.
Selain itu, Sachrudin juga mengimbau kepada warga Periuk tetap menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatannya.
Pemkot Tangerang melalui BPBD membagikan sebanyak 38.000 masker kepada 70 RW di Kecamatan Periuk.
"Tujuannya jelas, demi kebaikan masyarakat agar terhindar dari Covid-19. Untuk itu perlu kerjasama yang baik antara pemerintah dan juga masyarakat," katanya.
Pihak Camat Periuk Maryono Hasan menuturkan, wilayah yang rawan terjadinya banjir dan genangan telah dilakukan pembersihan secara berkala.
Kegiatan dilakukan oleh petugas dan dibantu oleh masyarakat setempat.
Kecamatan juga terus membantu warga terdampak Covid-19 melalui bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat maupun kota.
Hujan di Periuk Kota Tangerang Kembali Kebanjiran
Hujan mengguyur Kota Tangerang pada Selasa (14/7/2020).
Sejumlah wilayah pun terendam banjir.
Seperti yang terjadi di Kecamatan Periuk.
Air pun tergenang di sejumlah perumahan.
"Banjir di Jembatan Alamanda," ujar Kepala UPT BPBD Periuk, Kamaludin kepada Warta Kota, Selasa (14/7/2020).
Luapan air di Kali Ledug tumpah hingga ke badan jalan.
Banjir merendam di Jalan Raya Tangerang Regency, Kelurahan Gebang Raya, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang.
"Untuk kondisi ketinggian air sekitar 20 cm," ucapnya.
Petugas BPBD dan Dinas PUPR pun langsung terjun ke lokasi.
Mereka melakukan pengecekan agar air tak semakin meninggi.
"Dua unit pompa dikerahkan untuk melakukan penyedotan," kata Kamaludin.
Kecamatan Periuk Kebanjiran Terus, Warga Banyak yang Berniat Jual Rumah
Banjir yang melanda kawasan Periuk, Kota Tangerang hingga kini belum surut.
Ketinggian air bahkan masih mencapai satu meter lebih.
"Belum mengalami penurunan airnya," ujar Teguh, petugas BPBD Kota Tangerang, Rabu (26/2/2020).
Ratusan rumah masih terendam banjir.
Terlihat juga sebagian warga mengungsi.
Namun, ada pula yang tetap bertahan di rumahnya masing-masing.
"Saat ini belum ada perubahan atau penurunan."
"Air masih tetap bertahan."
"Ini sudah hari ketiga."
"Kita berharap agar cepat surut," ucap Heri, warga Perumahan Garden City, Periuk, Kota Tangerang.
Heri mengaku banjir ini sangat mengganggu aktivitas warga.
Bahkan, saat ini banyak warga di perumahan tersebut yang berniat menjual rumahnya.
"Banyak yang mau menjual rumah."
"Saat ini listrik dan air kita mengalami kesulitan," ucap Heri.
Hal senada juga diungkapkan Manik, salah satu korban banjir lainnya.
Warga Perumahan Garden City Kelurahan Gebang Raya, Kecamatan Periuk yang terdampak banjir ini, keluhkan tidak adanya pasokan listrik dan air bersih.
Menurutnya, saat ini warga mengalami kesulitan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
"Listrik mati dan air bersih juga enggak ada."
"Kita hanya mengandalkan genset menghidupkan air untuk kebutuhan mandi dan lainnya," bebernya.
Manik mengatakan, belum ada bantuan air bersih dari pihak pemerintah.
Sebab, kata dia, wilayah tersebut tidak ada akses PDAM dalam mendistribusikan air bersih.
"Tidak ada bantuan dari pemerintah maupun PDAM," terangnya.
Sebelumnya, banjir kembali merendam kawasan Periuk, Kota Tangerang, Selasa (25/2/2020).
Sejumlah warga pun diminta dievakuasi.
Camat Periuk Maryono menjelaskan, air sudah meninggi sejak dini hari tadi.
Pihaknya pun segera memberikan peringatan dini kepada warga yang terdampak.
"Kami langsung teriak-teriak menggunakan toa atau alat suara agar warga dievakuasi," ujar Maryono kepada Wartakotalive.com, Selasa (26/2/2020).
Sebab, banjir sudah mengepung permukiman penduduk dengan ketinggian satu meter lebih.
Sejumlah akses jalan pun lumpuh terendam air.
"Ketinggian air sudah 140 cm."
"Kami siapkan perahu karet dan posko pengungsian," ucapnya.
Maryono menyebut banjir disebabkan curah hujan yang cukup tinggi.
Sehingga, aliran air di Kali Ledug dan Situ Bulakan melimpas.
"Tanggul di Kali Ledug airnya melimpas ke jalan sejak malam."
"Antisipasinya kami langsung melakukan penjagaan," kata Maryono.
Tak Separah Awal Tahun
Hujan lebat terus mengguyur wilayah Tangerang dan sekitarnya.
Sehingga, mengakibatkan sejumlah wilayah tergenang.
Termasuk, di lokasi rawan banjir, yakni Ciledug, Kota Tangerang.
Camat Ciledug Syarifudin menjelaskan mengenai peristiwa banjir yang terjadi pada Selasa (25/2/2020).
"Untuk hari ini kondisi banjirnya tidak separah dibandingkan pada awal tahun kemarin," ujar Syarifudin kepada Wartakotalive.
Menurutnya, ketinggian air yang mengepung wilayah Ciledug belum mencapai 1 meter.
Kendati demikian, pihaknya masih terus bersiaga.
"Untuk saat ini ketinggian air mencapai 40 cm," ucapnya.
Syarifudin menyebut sejumlah titik yang terdampak.
Untuk saat ini, daerah Ciledug Indah 2 belum terendam.
"Tapi Ciledug Indah 1 dan Puri Kartika kebanjiran."
"Karena ada luapan air dari Kali di Juramangu," beber Syarifudin.
Sebelumnya, kawasan Periuk, Kota Tangerang kembali terendam banjir pada Minggu (23/2/2020).
Gunarto, warga sekitar, menjelaskan awal tahun ini merupakan banjir terparah.
Karena, air kerap kali menggenangi wilayah tersebut.
Bahkan, ketinggiannya mencapai satu meter lebih.
"Awal tahun ini saja sudah empat kali banjir."
"Ini banjir terparah dibandingkan tahun sebelumnya," ujar Gunarto, Minggu (23/2/2020).
Ratusan rumah warga di Perumahan Garden City, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang pun tenggelam.
Banjir terjadi karena curah hujan yang tinggi dan intens.
"Diperparah juga dengan adanya pembangunan tanggul Kali Ledug yang pengerjaannya belum rampung," ucapnya.
Sehingga, air meluber ke permukiman penduduk.
Gunarto berharap Pemerintah Kota Tangerang serius menanggulangi banjir di lokasi ini.
"Sebagian warga ada yang mengungsi ke posko."
"Ada juga yang pindah ke tempat saudaranya."
"Tapi masih ada juga warga yang bertahan di rumah lantai 2," kata Gunarto.
Anton, warga lainnya mengungkapkan, hujan deras mengguyur Periuk sedari Minggu (23/2/2020) dini hari.
Pada pagi hari, wilayah tersebut sudah terendam banjir.
"Pompa banjir yang disediakan Pemkot tidak bisa beroperasi karena kehabisan bahan bakar."
"Dan warga terpaksa patungan uang untuk membeli bahan bakar solar," jelas Anton.
(Wartakotalive.com/JOS/MAZ/DIK/Kompas TV/Reny Mardika/Antaranews.com)