Kolom Egy Massadiah

Melacak Jejak Jenderal Besar MacArthur di Padaido Biak, Sisa Kapal Perang Jadi Objek Wisata Selam

Pahlawan perang Pasifik Jenderal Besar MacArthur menaklukan Jepang lewat serangan yang dirancang di Kepulauan Padaido Papua.

Editor: Suprapto
Satgas Covid-19
Kapal motor Express Bahari 99 yang membawa rombongan Bupati Biak Numfor Herry Ario Naap bersama Ketua Satgas Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo dan rombongan menuju Kepulauan Padaido, Biak, Papua, Kamis (8/10/2020). 

Jenderal Douglas MacArthur, oleh Amerika Serikat (dan Sekutu) tak pelak adalah seorang pahlawan Perang Pasifik.

MacArthur dikenang sebagai penakluk Jepang dengan strategi Leap Frog (Lompat Katak).

Sebuah strategi merebut satu demi satu pulau strategis di kepulauan Pasifik barat daya dari Solomon-Papua-Palau-Filipina hingga Jepang menyerah pada tanggal 15 Agustus 1945.

Pemerintah Amerika Serikat kemudian menganugerahi pangkat jenderal besar (dengan lima bintang melingkar di pundak) kepada MacArthur.

Sejumlah daerah di Indonesia sempat disinggahinya, antara lain Morotai dan Biak. Di Pulau Morotai, kepulauan Halmahera, Maluku Utara, bahkan berdiri megah patung MacArthur setinggi 20 meter.

Di Biak, Papua, nama MacArthur juga terpancang, setelah kemenangan gilang-gemilang atas pasukan Jepang melalui pertempuran hebat antara Jepang dan Sekutu.

Sebelum Morotai, Papua termasuk daerah yang lebih dulu diduduki.

Ikan bakar, kerang bakar, dan cumi bakar, menyambut kunjungan  Bupati Biak Numfor Herry Ario Naap bersama Ketua  Satgas Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo dan rombongan di Kepulauan Padaido, Biak, Papua, Kamis (8/10/2020).
Ikan bakar, kerang bakar, dan cumi bakar, menyambut kunjungan Bupati Biak Numfor Herry Ario Naap bersama Ketua Satgas Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo dan rombongan di Kepulauan Padaido, Biak, Papua, Kamis (8/10/2020). (Satgas Covid-19)

Pada 22 April 1944, MacArthur dan stafnya mendarat di Jayapura, setelah sekitar pantai diamankan.

Kegembiraan perebutan kota penting di Papua dari tangan serdadu Jepang itu dirayakan dengan es krim soda. Sebulan kemudian, tepatnya 27 Mei 1944, pasukan Sekutu merangsek Biak.

Pertempuran hebat terjadi di Biak, dan berujung pada bertekuk-lututnya Dai Nippon awal Juni, melalui serangan masif yang dilancarkan dari Pulau Owi.

Pulau cantik di gugus kepulauan Padaido itu hingga hari ini masih menyisakan banyak peninggalan Perang Dunia II. Termasuk bangkai kapal perang di perairan Biak, yang acap jadi objek wisata menyelam (diving).

Sekian dulu kisah perang Biak. Kembali ke kegiatan Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo di Kabupaten Biak Numfor, Papua.

Pagi itu, Kamis (8/10/2020) kapal motor Express Bahari 99 sudah siap di Pelabuhan Biak. Perlahan kapal membelah ombak tipis ditengah hujan gerimis. Angin sepoi pagi menyapu sebagian wajah rombongan.

Menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam, melintasi gugus kepulauan Padaido.

Ketika melintas di pulau Owi, pulau bersejarah, kapal melambat, tapi tidak merapat. Dari atas kapal, kita bisa melihat dengan jelas pulau yang sempat menjadi basis tempur pasukan MacArthur menggempur Jepang yang bertahan di gua-gua pertahanan.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved