Fesyen
Gaun Bermasker Berlabel Pretty Little Thing Diklaim Laris Manis Dijual Online
Gaun yang didesain dan diproduksi oleh Pretty Little Thing menampilkan rancangan busana yang menyatu dengan masker.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Gaun yang didesain dan diproduksi oleh Pretty Little Thing menampilkan rancangan busana yang menyatu dengan masker.
Masker itu didesain dalam busana polo neck yang diperpanjang hingga bisa menutupi wajah sampai di bawah mata.
Saat ini, penggunaan masker memang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dalam beberapa bulan terakhir.
Pemakaian masker untuk mencegah penularan virus corona atau Covid-19. Virus corona ini masih melanda seluruh dunia.
Lantas, orang-orang berusaha menciptakan desain inovatif agar pemakainya bisa tampil lebih modis saat mengenakan penutup wajah.
• Tidak Pakai Masker, Puluhan Warga Gunungsindur dan Dramaga Dapat Hukuman dari Tim Satgas Covid-19
• Longmarch dari Jalan Raya Bogor ke Pemkab Bogor, Sejumlah Pendemo Tak Pakai Masker
Misalnya, menghias masker dan talinya beraksen manik-manik.
Atau bentuk-bentuk pola beragam sehingga orang memiliki pilihan agar tetap bisa bergaya saat memakai masker.
Perusahaan retail fesyen Pretty Little Thing telah melangkah lebih jauh.
Mereka menciptakan gaun bodycon hitam dilengkapi dengan masker yang menyatu dengan gaunnya.
Gaun yang tidak biasa menyebabkan kehebohan ketika model Lottie Moss terlihat memakainya di London pada akhir September 2020.
Kemudian, gaun itu dijual secara daring.
• DPC PDI Perjuangan Jakarta Selatan Bagi-bagi Masker dan APD Sekaligus Sosialisasi Penerapan 3M
• Jutaan Masker Medis Didistribusikan ke Kalangan UMKM di Indonesia
Kepada kantor berita PA, Pretty Little Thing mengatakan bahwa gaun itu telah tersedia lagi di situs dan diproduksi secara terbatas.
"Ini sekarang telah diisi kembali sehingga masih tersedia dalam beberapa ukuran," kata juru bicara pengecer tersebut.
Gaun tersebut didesain dalam wujud gaun mini dan lengan panjang, serta ear strap polo neck.
Di situs Pretty Little Thing, gaun itu ditulis sudah terjual habis lebih dari 160 item terjual.
Gaun itu saat ini terjual habis dalam ukuran 4, 12, dan 14.
Pretty Little Thing berusaha memenuhi kebutuhan, tetapi juga melihat kesempatan dalam mendesain produk-produk fesyennya.
• Tidak Pakai Masker, 16 Warga Sungai Bambu Dikenakan Sanksi Sosial
• 6 Fakta Trump Anti Penggunaan Masker Cegah Corona, Kini Positif Covid-19 Bersama Istrinya
Seperti pada Juli tahun 2019, Pretty Little Thing merilis jumpsuit terinspirasi pakaian seorang wanita yang mengalami insiden tertumpah anggur saat acara pacuan kuda.
Ketika itu anggur merah tertumpah ke busana putih Eleanor Walton dari Leeds.
Lantas, dia dan temannya Mia Williamson justru menuangkan anggur merah ke seluruh pakaiannya.
Gaun itu pun tampak seolah-olah dicelup warna merah secara sengaja.
Tweet tentang pemikiran fesyen yang imajinatif itu mengundang 205.000 orang memberikan jempolnya.
• Garuda Indonesia Luncurkan Pesawat Bermasker Pertama di Indonesia, ini Penampakannya
• Cegah Penularan Covid-19, Pemkab Bekasi Luncurkan Gerakan Menggunakan Masker (GENGGAM)
Wajib masker
Kebiasaan memakai masker terus didengungkan selama pandemi virus corona terus berkecamuk.
Masyarakat yang tak ingin tertular virus corona atau Covid-19 wajib memakai masker saat keluar rumah.
Penjualan masker memang telah meroket sejak wabah Covid-19 dimulai.
Pengecer masker termasuk Boots dan Amazon menjual produknya bahkan sebelum virus itu menyebar di Inggris.
Salah satu dokter di Inggris, Jenny Harries memeringatkan bahwa pemakaian masker dapat menjebak virus.
Menurut Wakil Kepala Petugas Medis itu, masker bisa menjebak virus sehingga menyebabkan orang menghirupnya.
Oleh karena itu, orang harus sering mengganti maskernya memakai masker baru atau bersih secara berkala.
• Tidak Pakai Masker, Dokter Terjaring Operasi Yustisi di Pademangan
“Untuk rata-rata anggota masyarakat yang berjalan kaki itu bukan ide yang baik memakai masker wajah dengan harapan dapat mencegah infeksi," kata Jenny Harries.
Tentang keefektifan masker itu, Dr Harries mengatakan kepada BBC News, "Apa yang cenderung terjadi adalah orang-orang memiliki satu masker."
Mereka tidak boleh memakainya sepanjang waktu.
Tetapi, mereka cenderung baru akan melepasnya saat tiba di rumah.
Kemudian, mereka meletakkan masker di tempat yang permukaannya belum dibersihkan.
Lalu, masker itu digunakan kembali saat keluar rumah dan mereka tidak mencuci tangan.
Saat keluar rumah, mereka mampir di kedai kopi dan hanya mengaitkan satu tali masker di telinganya.
Jika sikap Anda seperti itu, maka dapat menjebak virus dan menghirupnya.
"Karena masalah perilaku ini, orang dapat menempatkan diri mereka lebih banyak risiko," kata dr Harries.
Oleh karena itu, mereka disarankan untuk memakai masker sesuai petunjuk petugas kesehatan.
Sementara itu, permintaan masker wajah di China, tempat wabah virus korona dimulai, melebihi 200 juta per hari sejak Januari 2020.
Hal itu mendorong produsen untuk membatalkan cuti staf dan menaikkan gaji untuk meningkatkan produksi.
Tapi Jake Dunning, kepala infeksi dari Public Health England, mengatakan kepada The Independent bahwa ada bukti manfaat memakai masker.
“Masker wajah harus dipakai dengan benar, sering diganti, dilepas dengan benar, dibuang dengan aman dan digunakan dalam kombinasi dengan perilaku universal hygiene agar efektif,” kata Jake Dunning. (The Independent)