Omnibus Law
Anggota Brimob Nasihati Pelajar STM asal Tangerang yang Ikut Demo Tolak UU Cipta Kerja
Saat Wartakotalive.com menghampiri para siswa berseragam, para siswa itu diminta pergi oleh seorang pria berbaju putih yang menghampiri.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Dodi Hasanuddin
WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Sekelompok remaja berpakaian putih abu-abu terlihat masuk di antara kelompok demonstran di dekat kompleks Istana Negara, Kamis (8/10/2020) Harmoni, Gambir, Jakarta Pusat. Hal itu membuat anggota Detasemen I Brimob Ian iba dengan remaja tersebut.
Mereka berdiri di pinggiran pagar ruko Jalan Suryopranoto melihat para demonstran yang tertahan polisi.
Di depan kelima remaja itu, seorang anggota Brimob berpakaian anti huru hara mendekat.
Anggota itu seperti berbincang dengan para siswa berseragam itu.
Saat Wartakotalive.com menghampiri para siswa berseragam, para siswa itu diminta pergi oleh seorang pria berbaju putih yang menghampiri.
"Hey kalian ini ngapain disini? Masih SMA enggak usah ikut-ikut. Sana-sana," ujar pria yang tidak diketahui namanya itu menegur para siswa.
• Demo Tolak UU Cipta Kerja di Istana Sempat Ricuh, Ada Lemparan Batu dari Pendemo
• Polisi Kirim 12 Pengunjuk Rasa yang Reaktif Covid-19 ke Tempat Isolasi di Pademangan
Walhasil, para siswa berseragam itu meninggalkan anggota Brimob yang mengajaknya mengobrol.
Satu di antara para siswa memberikan mimik wajah kesal kepada pria yang mengusir mereka.
Sementara itu, anggota Brimob bernama Ian mengaku sempat berbincang dengan para remaja itu.
Ian meminta para remaja itu pulang karena situasi tengah berbahaya.
"Mereka bilang tadi dari STM di Tangerang. Tapi saya enggak tanya STM mana," ujar Ian ditanyai Wartakotalive.com.
Ian mengatakan menghampiri para bocah itu karena dikhawatirkan situasi cheos kesekian kalinya kembali terjadi.
Ia juga mengaku paham dengan remaja tersebut yang rela menyambangi Jakarta dari Tangerang, Banten untuk ikut demonstrasi.
"Kalau mereka kenapa-kenapa kasihan orang tuanya. Sedangkan anak-anak itu dimanfaatkan karena tengah mencari jati diri," jelas Ian.
Ian lebih iba terhadap para demonstran. Pasalnya lemparan batu yang kerap dilemparkan ke polisi dikhawatirkan terkena masa di bagian paling depan.