Kesehatan
Begini Penjelasan Hubungan Erat antara Covid-19 dan Sakit Jantung
Untuk menghindari terjadi serangan jantung atau kekambuhan, pada pasien jantung kontrol harus dilakukan walaupun di saat pandemi.
Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: Feryanto Hadi
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA – Ada hubungan yang erat antara pasien sakit jantung dan Covid 19.
Pasien jantung yang terkena Covid-19 harus mewaspadai penyakitnya kambuh dan terkena serangan jantung.
Dokter spesialis jantung dan Pembuluh Darah dr. Rony Marethianto Santoso, Sp.JP mengatakan, Covid-19 menyebabkan peradangan di pembuluh darah koroner.
Akibat peradangan, plak yang terdapat di pembuluh darah pada penderita jantung koroner menjadi rapuh, sehingga berisiko lepas dan beredar di pembuluh darah. Kondisi itulah serangan jantung.
Terdapat berbagai spectrum penyakit kardiovaskuler atau awam menyebut sakit jantung, diantaranya penyakit jantung koroner, penyakit jantung bawaan, gagal jantung, gangguan irama jantung, dan penyakit katup jantung.
• Kemenparekraf Luncurkan Program Ada di Warung untuk Bantu Pelaku Ekraf Pasarkan Produk Kuliner
Dokter Rony menjelaskan, pada pasien yang memiliki gangguan irama jantung, ketika terinfeksi Covid-19, biasanya ada gejala demam sehingga metabolisme meningkat, dan sulit bernafas.
Gejala Covid ini akan membuat muncul ganguan irama jantung. Inflamasi atau peradangan yang terjadi akan merusak sel otot jantung sehingga menjadi ancaman terbesar dan ujung-ujungnya gagal jantung dan terjadi serangan jantung.
“Dengan infeksi covid makin memperparah para pengindap jantung. Yang sudah punya faktor risiko riskan meningkat 2-3 kali lipat terjadi serangan jantung di negara maju, di negara berkembang bisa lebih besar,” ujar dokter Rony dalam bincang dengan Radio Sorona dengan tema Mewaspadai Hubungan Erat Sakit Jantun dan Covid-19, Rabu (30/9/2020).
• Anak-Anak Indonesia Ketinggalan dalam Urusan Membaca Buku
Ia menjelaskan, untuk menghindari terjadi serangan jantung atau kekambuhan, pada pasien jantung kontrol harus dilakukan walaupun di saat pandemi.
Namun sering berkunjung ke rumah sakit kala kondisi saat ini juga bukan hal yang disarakan.
Pasalnya rumah sakit juga berisiko jadi tempat penularan Covid-19 walaupun pihak rumah sakit juga telah melakukan protokol kesehatan yang ketat.
Kontrol bisa dilakukan tanpa ke Rumah Sakit, seperti memulai telemedicine.
Pasien juga diajarkan bagaimana cara mengukur denyut nadi apalagi pengukuran itu bisa lebih mudah dengan adanya jam pintar, juga mengukur kadar oksigen tubuh.
• Penelitian Baru, Obat Antidiabetes untuk Pengobatan Pasien Gagal Jantung
Alat sederhana ini juga banyak dijual di toko online.
Namun, dokter Rony mengingatkan, ada beberapa kondisi dimana harus segera ke rumah sakit.
Setidaknya ada 4 kondisi, dimana tidak bisa ditunda ke RS, yakni bila nyeri dada yang hebat, sesak nafas, berdebar-debar tidak bisa ditanggulangi obat, dan tidak sadarkan diri, atau kejang, keluar keringat dingin dan pandangan semakian kabur.
Kondisi-kondisi tersebut tidak mungkin dirawat di rumah.
• Cara Mendeteksi Gangguan Penciuman, Bisa Jadi Kita Terpapar Covid-19 Tanpa Gejala
Selain harus rutin mengonsumsi obat untuk menghindari kekambuhan, faktor yang dikaitkan dengan jantung juga harus diperhatikan dan dalam kondisi stabil.
Di antaranya diabetes, hipertensi harus terkontrol.
Diabetes kaitan dengan gula, harus memotong diet gula dan beralih ke yang lebih segar pilih jus daripada teh manis, minum air putih daripada minuman manis.
Hipertensi hal penting adalah konsumsi garam yang harus dibatasi. Kolesterol juga harus dijaga dengan mengurangi makanan yang banyak minyak, gorengan, dan alkohol.
• Penelitian Baru, Obat Antidiabetes untuk Pengobatan Pasien Gagal Jantung
Selain nutrisi yang sehat, kebiasaan lain yang harus dilakuan dengan olahraga yang aman dan dikerjakan di rumah. Durasi 30-90 menit, tapi tidak boleh lebih dari 90 menit, frekuensi 3-5 kali per minggu.
Dokter dari RS Primaya ini mengatakan, tidak hanya pasien yang memiliki riwayat sakit jantung yang harus mencegah terinfeksi Covid, namun juga anggota keluarga lain.
Ada anggota keluarga yang masih muda, jadi karyawan dan terkena positif Covid tanpa gejala (OTG).
Ketika sudah positif dan lakukan isolasi mandiri di rumah, dimana di rumah tersebut ada orang tua dengan usia 70 tahun misalnya dengan komorbid (penyakit penyerta) jantung.
• Pentingnya Vitamin C saat Pandemi Covid-19
Kondisi ini sangat membahayakan. Sebaiknya orang dengan tanpa gejala walaupun positif tidak melakukan isolasi di rumah yang ada orang tua dengan penyakit penyerta.
“Anak muda tanpa komorbid, walaupun positif tidak ada gejala kalaupun ada ringan. Sangat berbahaya bila isolasi mandiri dengan ada anak-anak, orang tua yang komorbid. Bila mengenai orang tua, infeksi corona sulit ditanggulangi,” katanya. (lis)