G30S PKI
Cerita DN Aidit Setelah Ditangkap Pasca G30S/PKI, dari Jenazah Membusuk Sampai Anak Ketakutan
Cerita pilu dialami anak DN Aidit dedengkot PKI yang diduga menjadi otak dibalik peristiwa G30S/PKI
Seperti Adam Malik, Chaerul Saleh, Bung Karno, Bung Hatta, dan Mohammad Yamin.
Menurut sejumlah temannya, Hatta mulanya menaruh banyak harapan dan kepercayaan kepadanya, dan Achmad menjadi anak didik kesayangan Hatta.
Namun belakangan mereka berseberangan jalan dari segi ideologi politik.
Meskipun ia seorang Marxis dan anggota Komunis Internasional (Komintern).
DN Aidit menunjukkan dukungan terhadap paham Marhaenisme Soekarno dan membiarkan partainya berkembang tanpa menunjukkan keinginan untuk merebut kekuasaan.
Sebagai balasan atas dukungannya terhadap Soekarno, ia berhasil menjadi Sekjen PKI dan menjadi Ketua.
Dalam tubuh PKI DN Aidit mengembangkan sejumlah program untuk berbagai kelompok masyarakat, seperti Pemuda Rakyat, Gerwani, Barisan Tani Indonesia (BTI) dan Lekra.
DN Aidit adalah tokoh PKI yang kemudian dicari-cari sebagai penanggungjawab kejadian G30S/PKI.
Kejadian 30 September 1965, peristiwa penculikan dan pembunuhan suatu kelompok militer pimpinan Let Kol Untung.
PKI dituduh sebagai pelaku dari peristiwa tersebut dan DN Aidit sebagai dalangnya.
Akibatnya, DN Aidit diburu TNI AD.
Tak hanya kehidupan DN Aidit yang berubah semenjak saat itu, tapi keluarganya juga menjadi sorotan masyarakat.
Berikut sekilas kisah keluarga DN Aidit setelah peristiwa G30S/PKI dikutip dari buku 'Aidit: dua wajah Dipa Nusantara', seri buku Tempo: Orang Kiri Indonesia.
1. Ayah DN Aidit

Ayahanda DN Aidit, Abdullah menginap di kediaman sang anak ketika malam 30 September 1965.