Virus Corona
Kapan Pakai Masker dan Jaga Jarak Berakhir? Bukan 2021, Berikut Ini Penjelasan Lengkap Ilmuwan WHO
Banyak masyarakat dunia yang bertanya-tanya seperti kapan pakai masker dan jaga jarak berakhir?
PSBB tak boleh kendor
Anies sebelumnya meminta warga Jakarta tidak terlena dengan melambatnya kasus Covid-19 di Jakarta.
Dia berharap hal tersebut tidak membuat warga kendor dalam mematuhi aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Kata dia, PSBB harus tetap diterapkan karena bukan tidak mungkin angka penyebaran Covid-19 kembali meningkat.
"Ini jangan diartikan PSBB kendor, harus lebih disiplin, harus kita lebih ketat karena masih ditemukan kasus kasus positif di masyarakat," kata Anies.
Salah satu upaya untuk menerapkan PSBB yakni dengan tidak melakukan kegiatan dengan berkumpul.
Segala macam kegiatan keluarga hingga keagamaan diharapkan tidak dilakukan untuk sementara waktu.
"Kita imbau masyarakat untuk lebih menaati kegiatan sosial, kegiatan budaya dan kegiatan keagamaan diharapkan dilakukan di rumah," ucap dia.
Dia berharap, upaya tersebut bisa semakin mengurangi angka penyebran Covid-19.
"Ini belum selesai. Jakarta belum merdeka dari Covid-19. Kita harus terus bertempur melawan Covid-19," ucap dia.
Jakarta Belum Merdeka
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut Jakarta belum merdeka dari Covid-19 meskipun sempat terjadi pelambatan kasus beberapa hari ini.
Menurut dia, melambatnya kasus Covid-19 di Jakarta bukan berarti pandemi selesai.
"Jadi adanya peristiwa penurunan tidak boleh diartikan sudah selesai. Ini belum selesai. Jakarta belum merdeka dari Covid-19,” ujar Anies dikutip dari Kompas.com pada Jumat (1/5/2020).
Saat ini, lanjut Anies, seluruh masyarakat Jakarta masih harus bertempur melawan Covid-19. Sebab sampai saat ini masih ditemukan kasus positif setiap harinya.
Untuk itu, Anies meminta masyarakat untuk lebih disiplin mengikuti aturan yang berlaku selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Kita masih harus bertempur melawan COvid-19. Karena kita belum merdeka dari Covid-19 maka jangan kendor,” tegas Anies.
Anies juga mengimbau agar segala bentuk kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya, termasuk kegiataan keagamaan untuk tidak dilakukan secara bekelompok di masyarakat.
Tetapi sebisa mungkin dilaksanakan di rumah masing-masing untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Adapun hingga saat ini jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di DKI Jakarta mencapai 4.283 orang hingga Jumat (1/5/2020) ini.
Pasien positif tersebut bertambah 145 orang dibandingkan sehari sebelumnya yang berjumlah 4.138 orang.
Dari total pasien positif Covid-19 itu, terdapat 427 di antaranya sudah ditanyatakan sembuh, dan 393 orang meninggal dunia.
Dari data tersebut, jumlah pasien yang sembuh dari Covid-19 memang bertambah 15 orang, dibandingkan sebelumnya yang hanya 412 orang.
Namun, peningkatan jumlah juga diikuti dengan penambahan angka kematian sebanyak 12 orang dari Kamis kemarin yang masih berjumlah 381 orang.
Update Virus Corona Jakarta
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi DKI Jakarta menyampaikan perkembangan terkini per 1 Mei 2020.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Fify Mulyani memaparkan, sebanyak 427 orang dinyatakan telah sembuh, dari total 4.283 orang kasus positif, dengan jumlah pasien meninggal sebanyak 393 orang.
“2.151 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit, dan 1.312 orang melakukan self isolation di rumah"
"Dan sebanyak 1.567 orang menunggu hasil laboratorium,” paparnya dalam siaran tertulis, Jumat (1/5/2020).
Sedangkan, untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) sebanyak 1.319 orang.
Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 8.246 orang (8.031 sudah selesai dipantau dan 215 masih dipantau) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 5.604 orang (4.607 sudah pulang dari perawatan dan 997 masih dirawat).
Fify turut menerangkan, untuk rapid test masih terus berlangsung di 6 wilayah Kota/Kabupaten Administrasi DKI Jakarta dan Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai (PPKP).
Total sebanyak 79.152 orang telah menjalani rapid test, dengan persentase positif COVID-19 sebesar 4 persen, dengan rincian 3.022 orang dinyatakan positif COVID-19 dan 76.130 orang dinyatakan negatif.
Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta juga telah memberikan layanan kesehatan jiwa (mental) terhadap masyarakat yang terdampak COVID-19.
Selain itu, masyarakat juga dapat mengakses layanan konsultasi online melalui aplikasi sahabat jiwa (berbasis website) pada situs https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id.
Pemprov DKI Jakarta juga menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah membantu dan berkolaborasi menangani pandemi COVID-19.
Sampai dengan tanggal 30 April 2020, terdapat total 134 kolaborator yang telah berpartisipasi, yang berasal dari Lembaga Usaha, LSM/OMS, Badan PBB, Universitas, Kementerian dan setingkat Kementerian, dan perorangan.
Bagi masyarakat yang ingin berkolaborasi, dukungan berupa Alat Pelindung Diri, masker, sarung tangan, dan disinfektan, dapat langsung disampaikan ke Sekretariat Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Provinsi DKI Jakarta, Balai Kota, Blok G Lantai 2 atau melalui kanal jdcn.jakarta.go.id.
Pemprov DKI Jakarta juga membuka kesempatan untuk masyarakat berbagi dengan sesama yang membutuhkan bantuan karena terdampak pandemi COVID-19 dalam program Kolaborasi Sosial Berskala Besar atau KSBB di bulan Ramadan ini.
Masyarakat dapat memberikan bantuan berupa bahan pangan pokok, makanan siap saji, hingga uang tunai.
Pemprov DKI Jakarta bermitra dengan penyalur bantuan resmi, yaitu Palang Merah DKI Jakarta, Baznas Bazis DKI Jakarta, Yayasan Rumah Zakat, dan Aksi Cepat Tanggap.
Informasi lengkapnya dapat kunjungi situs corona.jakarta.go.id/ksbb.
(TribunJateng/Soesanti Harini Hartono/Wartakotalive.com/WIT/CC/Kompas.com)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul "Ilmuwan WHO Prediksi Kapan Pakai Masker dan Jaga Jarak Berakhir: Bukan 2021 Seperti yang Dibayangkan"