Virus Corona
Dalami Dugaan Pelecehan oleh Dokter Saat Rapid Test di Bandara Soetta, Polisi Jemput Korban ke Bali
Seorang calon penumpang sebelumnya mengaku mendapatkan pelecehan saat melakukan rapid test di Bandara Soekarno Hatta.
Penulis: Budi Sam Law Malau | Editor: Feryanto Hadi
WARTAKOTALIVE.COM, SEMANGGI--Polda Metro Jaya akan mengirimkan timya ke Bali, untuk meminta keterangan dan menjemput seorang wanita berinisial LHI, yang melalui akun twitternya mengaku sudah diperas dan dilecehkan oleh seorang dokter saat menjalani rapid test di Bandata Soekarno-Hatta, beberapa waktu lalu.
Pengakuan LHI ini sempat viral di media sosial. Ia membagikan kronologis dirinya diperas bagian payudaranya dan dilecehkan oleh salah satu oknum dokter yang melakukan rapid test ke para calon penumpang pesawat.
"Ini memang sudah beredar di media sosial dan viral. Kami sudah cek ke yang mengedarkan atau korban. Pelecehan oleh oknum dokter, katanya. Namun kami belum menerima laporan dari yang bersangkutan," kata Kabid humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, Minggu (20/9/2020).
Pihaknya, kata Yusri sudah berkordinasi dengan LHI, dan saat itu LHI berada di Medan.
• Dokter Mery Jelaskan soal Jerawat di Alis, Penyebab dan Cara Mengobatinya
• Orang Tak Pakai Masker Dihukum Push-up Lalu Disebar di Sosmed, Tamara Bleszynski: Tidak Manusiawi
Karenanya pihaknya mengundang LHI membuat laporan ke Polda Metro Jaya atau Polresta Bandata Soetta.
"Tapi yang bersangkutan dari Medan ke Bali. Di Bali kami mengundang lagi, tapi yang bersangkutan tak datang juga," kata Yusri.
Karenanya penyidik berencana melakukan jemput bola mendatangi LHI ke Bali.
"Jadi rencananya penyidik akan ke sana, ke Bali, jemput bola. Karena dia sudah menyebarkan, jangan sembunyi. Kita jemput bola, supaya terang benderang semuanya," papar Yusri.
Sehingga kata Yusri masyarakat tidak berasumsi lain.
"Dan dia tidak ngoceh sembarang. Karena kita sudah hubungi, alasannya masih kerja. Ya sudah, petugas Polres Bandara Soetta akan berangkat ke Bali, untuk langsung menjemputnya," kata Yusri.
Kronologi dugaan pelecehan
Sebelumnya, seorang wanita berinisial LHI viral di media sosial setelah mengaku diperas dan dilecehkan seksual saat menjalani pemeriksaan rapid test di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) Cengkareng, Banten.
• Oknum Polantas yang Diduga Cabuli Siswi SMP di Pontianak Harus Tetap Dipantau Meski Dipecat
LHI membagikan cerita dan pengakuannya itu melalui akun Twitter @listongs.
Melalui sebuah thread dia membagikan cerita terkait dugaan pemerasan dan pelecehan seksual saat menjalani pemeriksaan rapid test di Bandara Soetta pada Minggu 13 September 2020.
Saat itu, LHI hendak melakukan perjalanan ke Nias, Sumatera Utara.
Dia mengaku berencana untuk kembali melakukan rapid test di Bandara, meski hari sebelumnya telah melakukan tes.
LHI mengaku, tiba terminal 3 Bandara Soetta pada pukul 4 pagi, untuk melakukan tes di tempat resmi yang disediakan pihak bandara.
Dia mengaku yakin bahwa hasil tes akan non reaktif, namun ternyata hasilnya dinyatakan reaktif.
• Heboh Penumpang Wanita Alami Pelecehan Seksual Serius Saat Rapid Test di Bandara Soekarno-Hatta
Dia mengaku telah berniat membatalkan penerbangannya.
Namun, Dokter yang melakukan pemeriksaan disebut justru menawarkan perubahan data atas hasil rapid.
Singkat cerita, LHI mengaku oknum dokter tersebut mengikutinya hingga departure gate dan meminta bayaran.
LHI pun mengaku memberikan transfer kepada oknum dokter tersebut sebesar Rp 1,4 Juta.
Selain meminta bayaran, LHI menyebut oknum dokter tersebut juga melakukan pelecehan kepada dirinya dengan mencium dan meraba payudara.
• Deklarasi Maju Capres 2024, dokter Tirta Siap Pasang Baliho Sosialisasi
• Sudah Dandan Berjam-jam, Bebby Fey Kesal Malah Dibilang Mirip Mak Lampir
"Aku kira cuma selesai sampai di situ, ternyata enggak :(abis itu, si dokter ndeketin aku, buka masker aku, nyoba untuk cium mulut aku. Di situ aku bener2 shock, ga bisa ngapa2in, cuma bisa diem, mau ngelawan aja gabisa saking hancurnya diri aku di dalam," kata LHI lewat akun twitternya.
Dalam salat satu cuitannya, korban meralat bahwa pelaku ternyata bukan dokter beneran alias belum jadi dokter.
"Ralat ya teman2, setelah ditelusuri ternyata oknum tsb bukan beneran dokter. Hanya bergelar S.Ked, belum jadi dokter."
Sebelumnya korban bercerita bahwa thread itu ia tulis setelah laporannya tak ditanggapi.
• Dahnil Anzar Simanjuntak Sentil Said Didu yang Dinilai Diskreditkan Orang Parpol
Dan yang kemudian membuat netizen heran pelaku memiliki nomor telepon korban dan mengirim pesan beberapa kali meski tak dibalas.
Korban mengaku sengaja tak mengebloknya untuk barang bukti. (bum)