Berita Jakarta
Pembunuhan dan Mutilasi Manajer HRD Rinaldi Direncanakan Rapi dan Matang
Seharusnya, rekonstruksi dilakukan di 13 lokasi tempat kejadian perkara (TKP), namun hanya dilakukan di dua lokasi karena alasan jarak dan waktu.
Penulis: Budi Sam Law Malau |
Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, AKBP Calvijn Simanjuntak mengatakan, penyidik Subdit Resmob Polda Metro Jaya mendapati enam fakta dalam kasus tersebut.
Enam fakta baru itu, kata Calvijn, didapat setelah penyidik melakukan rekonstruksi kasus di dua lokasi yakni di Mapolda Metro Jaya dan di apartemen Pasar Baru Mansion.
Menurut Calvijn, fakta-fakta itu semakin mempertegas fakta dan tindak kejahatan yang dilakukan kedua pelaku yang dilakukan rapi dan matang.
Pertama, perencanaan dilakukan kedua tersangka di rumah kosan mereka di Depok.
Rencana awalnya melakukan pemerasan kepada calon korban yang akan diperdaya melalui aplikasi Tinder, dan dipancing melakukan persetubuhan.
"Lalu tersangka lelaki akan mengaku sebagi suami dan memergoki mereka untuk memeras korban. Apabila pemerasan tidak terjadi dilakukan sampai eksekusi," ujar Calvijn.
Artinya, kata dia, tidak ada rencana mutilasi terhadap koban.
• Pelaku Kasus Perampokan dan Mutilasi Rinaldi Pernah Ikut Olimpiade Kimia Tingkat Provinsi
• Sebelum Bunuh Korban, Pelaku Mutilasi Sempat Kuasai Pin Handphone
"Mutillasi baru muncul, saat kedua pelaku kebingungan membawa jenazah korban keluar dari kamar Apartemen Pasar Baru Mansion, di mana korban dibunuh," kata Calvijn.
Fakta kedua, sebelum korban dieksekusi atau dibunuh, tersangka meminta paksa PIN ATM korban dan password HP korban.
"Dari HP korban itu akan jadi pintu masuk ke berbagai macam properti lain korban untuk menguras isi rekening ATM dan kartu kredit korban," katanya.
Dalam ponsel korban, kata Calvijn, ada berbagai catatan password untuk mengambil uang di rekening dan kartu kredit korban.
"Fakta baru ketiga adalah bahwa sebelum DAF memutilasi jenasah korban, dia belajar memutilasi dengan melihat atau melalui media sosial YouTube."
"Sebab rencana awal mereka tidak melakukan ini. Tapi mereka kebingungan mencari cara agar korban dibawa keluar TKP, jadi dimutilasi," katanya.
• Rencana Dua Pelaku Awalnya Hanya Memeras Korban dan Paling Buruk Membunuh, Tak Sampai Mutilasi
• Perencanaan Pembunuhan dan Mutilasi Rinaldi Direncanakan di Rumah Kos di Depok
Fakta keempat, jenazah korban sudah lima hari di dalam kamar apartemen Pasar Baru Mansion, sejak korban dibunuh 9 September 2020.
"Tiga hari, mulai tanggal 9 sampai 11 September, jenazah dibiarkan begitu saja di kamar mandi apartemen."