Simulasi Piala Thomas dan Uber
Untuk Sementara Tim Rajawali Ungguli Tim Banteng 2-0 Di Simulasi Piala Uber
Setelah memenangkan gim pertama, pertahanan Ribka/Fadia sempat goyang di gim kedua, mereka tertinggal dari Apriyani/Amallia
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Tim Rajawali kian unggul atas tim Banteng dengan skor sementara 2-0 di ajang Mola TV PBSI Thomas & Uber Cup Simulation 2020.
Angka kedua disumbang ganda putri Ribka Sugiarto/Siti Fadia Silva Ramadhanti yang mengalahkan pasangan dadakan Apriyani Rahayu/Amallia Cahaya Pratiwi, dengan skor 21-14, 21-15.
Setelah memenangkan gim pertama, pertahanan Ribka/Fadia sempat goyang di gim kedua, mereka tertinggal dari Apriyani/Amallia.
Disebutkan Ribka, mereka hampir terbawa irama permainan lawan.
"Di gim kedua kami hampir ikut ke pola main lawan. Tapi saat ubah posisi, kami mencoba lebih sabar dan lebih tenang, lawan jadi bingung sendiri," kata Ribka.
"Kami banyak membuat kesalahan-kesalahan sendiri, buru-buru mau main kencang-kencangan," tutur Fadia menambahkan.
"Kami banyak komunikasi, lebih sabar dan lebih tenang. Jadi kami nggak banyak buang poin dan lebih safe mainnya," ucap Ribka.
Mundurnya Greysia Polii membuat Ribka/Fadia menjadi pasangan terkuat di kejuaraan ini. Apalagi mereka juga menjuarai Mola TV PBSI Home Tournament 2020.
"Kami penginnya menang terus, di home tournament kan juga menang. Kalau pun tim kami kalah tapi kami tetap bisa sumbang poin," jelas Fadia.
Pada pertandingan sebelumnya, Fitriani berhasil menghentikan perlawanan Ruselli Hartawan dalam pertandingan hari kedua sesi pagi, Fitriani menang straight game dengan skor 24-22, 21-4.
Kedudukan sementara tim Rajawali unggul 1-0 atas tim Banteng.
Pertarungan kedua pemain tunggal putri utama pelatnas ini berlangsung sengit di gim pertama.
Kedua pemain saling berkejaran angka hingga terjadi setting. Namun penampilan Ruselli menurun drastis di gim kedua hingga ia tertinggal 4-11 di interval game.
Ruselli masih belum bisa menambah satu angka pun setelah break interval game kedua, sepertinya ia sudah sulit mengembangkan permainannya.
Sebaliknya, Fitriani mencoba untuk bermain lebih rapi dan tidak melakukan kesalahan-kesalahan sendiri.
