Wawancara Eksklusif

Menteri Airlangga Hartarto Perang Melawan Resesi (1): Target Vaksinasi 1 Juta Orang Per Hari

Sektor yang bisa memicu pertumbuhan antara lain sektor industri, perdagangan, dan sektor lainnya termasuk pertanian dan pertambangan.

Editor: Lucky Oktaviano
Tribunnews.com/Irwan Rismawan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto saat wawancara khusus dengan Tribun Network di Kantor Tribun Network, Jakarta Pusat, Selasa (1/9/2020). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Sejumlah pihak meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia di quarter ketiga (Q3) 2020 akan kembali negatif, sehingga negeri ini memasuki era resesi ekonomi.

Pada Q3 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 3,5 persen, dipicu rendahnya daya beli masyarakat dan sepinya investasi sebagai akibat pandemi Covid-19.

Presiden Joko Widodo membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KP-PEN), diketuai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Ketua Umum DPP Partai Golkar tersebut yakin pada Q4 alias akhir 2020 pertumuhan ekonomi Indonesia akan kembali plus meski tidak begitu tinggi.

BREAKING NEWS: Airlangga Hartarto Pastikan 30 Juta Vaksin Corona Diproduksi Biofarma Akhir 2020

Airlangga Hartarto Minta Biaya Sidang Anggota DPR Dialihkan untuk Beli Sembako dan APD

Dalam wawancara eksklusif dengan Tribun Network, Selasa (1/9), Airlangga menjelaskan secara rinci berbagai upaya untuk menangggulangi pandemi Covid-19 dan berbagai cara untuk menggerakkan roda ekonomi.

"Pada Q3 dan Q4, indikator-indikator ekonomi mulai membaik. Semisal purchasing manager index atau PMI manufaktur, naik mendekati 50,8 dari 46,9," katanya.

Berikut petikan wawancara dengan Airlangga Hartarto:

Menurut Anda, bagaimana kondisi ekonomi Indonesia saat ini?

Trennya ke arah positif. Tinggal positifnya berapa persen. Pada Q2 kita minus 5,3 persen sehingga membutuhkan pertumbuhan ekonomi di kuartal ke-3 (Q3) sebesar Rp 700 triliun.

Angka Rp 700 triliun dari mana, satu dari segi anggaran pemerintah di Juli penyerapannya Rp 125 triliun.

Pada Agustus bisa tidak ini meningkat, berikutnya pada September berapa yang bisa kita dorong.

Bapak Presiden telah mengumpulkan 34 gubernur dan disampaikan ada 13 daerah yang pertumbuhannya lebih rendah dari pertumbuhan nasional.

Sebut saja Provinsi DKI, Bali, Jawa Barat, pertumbuhan ekonominya di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Padahal daerah-daerah lah yang mengontribusikan 65 persen dari PDB kita. Pertumbuhan ekonomi itu kanagregat dari daerah-daerah.

Apa Itu Resesi? Berikut Penjelasan Lengkap Soal Perbedaan Resesi Ekonomi dengan Depresi Ekonomi

Indonesia Bisa Terhindar dari Resesi Ekonomi Akibat Pandemi Covid-19, Begini Syaratnya Versi Ekonom

Sektor yang bisa memicu pertumbuhan antara lain sektor industri, perdagangan, dan sektor lainnya termasuk pertanian dan pertambangan.

Seperti daerah Sumatera, pertumbuhan ekonominya di atas rata-rata ekonomi nasional, karena basisnya perkebunan.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved