Virus Corona
KEBIJAKAN Sadis Kim Jong Un Cegah Covid, Tentara Diperintahkan Tembak Mati Warga China di Perbatasan
Pemimpin Korut perintahkan polisi dan tentara tembak mati warga China yang akan masuk ke lewat perbatasan untuk cegah Covid-19.
* Korea Utara memerintahkan tentara dan polisi tembak mati penyebar Virus Corona
* Siapa pun berada di perbatasan Korea Utara-China akan ditembak langsung
* Kebijakan kejam diberlakukan di sepanjang perbatasan 880 mil dengan China
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Korea Utara mengambil kebijakan 'gila' terkait penanganan Virus Corona.
Pemerintah rezim komunis ini tidak akan memberi ampun kepada warga dari China yang akan masuk ke wilayah mereka.
Tentara dan polisi Korea Utara telah diperintahkan untuk menembak mati siapa pun yang berada dalam jarak setengah mil dari perbatasan negara dengan China.
• Pemprov DKI Jakarta Rekrut 1.800 Tenaga Kesehatan Hadapi Lonjakan Virus Corona
Langkah tegas itu dimaksudkan untuk menghindari masuknya Virus Corona pembawa penyakit Covid-19 yang bersumber dari Wuhan China tersebut.
Dailymail.co.uk memberitakan, sumber Pyongyang hanya mengetahui tentang tindakan baru yang kejam itu kurang dari sehari sebelum diberlakukan pada tengah malam pada hari Kamis lalu.
Polisi di kota Hoeryong, Korea Utara, mengatakan mereka akan membunuh siapa pun dalam jarak seperti itu 'terlepas dari alasan mereka berada di sana', lapor RFA.
Kebijakan tersebut diberlakukan di sepanjang perbatasan sepanjang 880 mil sampai akhir pandemi untuk mencoba dan mencegah penularan Covid-19 melalui kontak dengan orang-orang dari China.
Pemerintah mengirimkan amunisi ke polisi untuk membantu melaksanakan kebijakan baru yang kejam, dengan sumber mengklaim 'tidak ada yang akan bertanggung jawab atas penembakan kematian' yang terjadi dalam jarak seperti itu.
Perbatasan tetap keropos meskipun kedua negara menutup perbatasan dan menangguhkan perdagangan, karena ekonomi Korea Utara bergantung pada barang yang diselundupkan masuk dan keluar dari China.
Seorang pengungsi yang sebelumnya melarikan diri dapat kembali tanpa terdeteksi, yang membuat pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sangat marah sehingga membubarkan unit militer yang bertanggung jawab atas bagian perbatasan yang dia lintasi.
Pasukan khusus juga dikirim untuk 'membantu', tetapi tugas utama mereka sebenarnya adalah mengawasi para sipir korupsi, menyusul laporan penyelundup membayar mereka untuk menutup mata ketika pengiriman dikirim atau diterima, menurut RFA.
Sebuah sumber mengatakan: Perintah darurat menetapkan bahwa tentara yang bertugas menjaga perbatasan akan meninggalkan tembakan kosong mereka dan hanya membawa amunisi hidup.