Polsek Ciracas Diserang

Oknum TNI Rusak dan Bakar Mapolsek Ciracas, Penyakit Kambuhan yang Tidak Pernah Diobati dengan Baik

Menurutnya, ada beberapa hal yang membuat rendahnya penghormatan anggota TNI kepada pihak lain.

WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
Petugas membersihkan sisa-sisa penyerbuan sekelompok orang ke Polsek Ciracas, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (29/8/2020). Penyerangan terhadap Markas Polsek Ciracas Jakarta Timur, dini hari tadi, Sabtu, 29 Agustus 2020 bukan yang pertama. Polsek Ciracas juga pernah dibakar massa pada Selasa malam 11 Desember 2018. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Perusakan dan pembakaran Mapolsek Ciracas, Jakarta Timur, pada Sabtu (29/8/2020) dini hari, berbuntut panjang.

Sejumlah anggota TNI terlibat dalam aksi perusakan dan terancam sanksi pemecatan.

Pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, terlibatnya anggota TNI dalam kasus semacam itu bukanlah yang pertama kali.

Viva Yoga Mauladi Bilang Tak Mudah Bangun Identitas Partai, Apalagi Bukan PAN Orisinil

"Ini kan penyakit kambuhan, berulang terus dan tidak pernah diobati dengan baik."

"Kita memang harus mengakui bahwa para prajurit, baik TNI maupun Polri, dicetak untuk bermental juara."

"Di mana kesalahan dan kekalahan adalah hal yang dianggap sangat memalukan," ujar Khairul ketika dihubungi Tribunnews, Senin (31/8/2020).

KSAD Gandeng BNN untuk Cek Kemungkinan Prada MI Sebarkan Hoaks karena Terpengaruh Narkoba

Selain itu, Khairul menilai pemicu hal ini ada di dalam 'rumah' mereka sendiri atau internal masing-masing.

Menurutnya, ada beberapa hal yang membuat rendahnya penghormatan anggota TNI kepada pihak lain.

Hal tersebut antara lain egosektoral, superioritas, kebanggaan, hingga jiwa korsa yang dipompa berlebihan.

PAN Reformasi Diprediksi Bernasib Seperti Partai Rhoma Irama Jika Cuma Andalkan Ketokohan Amien Rais

"Di lingkungan TNI, egosektoral, superioritas, kebanggaan dan jiwa korsa yang dipompa berlebihan."

"Yang kemudian berekses rendahnya penghormatan dan hadirnya ketidaksukaan pada pihak lain," ulasnya.

Oleh karenanya, selain pembenahan kurikulum dan doktrin di lembaga pendidikan, Khairul menilai kunci pembenahan masalah ini ada pada pembenahan praktik-praktik kepemimpinan.

Luhut Pandjaitan: Kalau Resesi Terjadi, Itu Bukan Akhir Segalanya

Terutama, bagi para pimpinan atau perwira di lapangan.

"Merekalah yang mestinya paling dulu menerapkan kedisiplinan, kepatuhan dan kesadaran untuk tidak melakukan tindakan yang memalukan dan merusak nama baik korps."

"Dan ini akan menjadi teladan bagi para personel di bawahnya," tuturnya.

KRONOLOGI Adik Ipar Edo Kondologit Tewas di Sel Versi Polisi, Sempat Dianiaya Tahanan Lain

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved