Curhatan PSK yang Digrebek Satpol PP di Apartemen Tangerang:Buat Beli Obat dan Ajak Jalan-jalan Mama
"Buat beli obat mama kena gula. Makanya saya berani terjun ke kayak gini abis dulu waktu kerja di toko buat ongkos sama makan aja sudah kurang."
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Satpol PP Kota Tangerang menggerebek praktik prostitusi onlineu sebug apartemen.
Dalam penggerebekan tersebut petugas Satpol berpura-pura sebagai pelanggan.
Namun, karena saking rapinya bisnis prostitusi di apartemen tersebut, pihaknya sempat berkali-kali ketahuan.
Dilansir dari TribunJakarta agar tidak terendus aparat, para Pekerja Seks Komersial (PSK) yang menyewa kamar mendapat pengawalan dari pemilik unit apartemen.
• Jumlah Penumpang Melonjak Dua Kali Lipat, Daop 1 KAI Tambah Jumlah Perjalanan KA, ini Jadwalnya
Tamu-tamu yang akan memanfaatkan jasa PSK tersebut sangat diperhatikan. Transaksi bisa dibatalkan jika para pengawal melihat ada gejala kurang beres.
PSK mendapat pengawalan
Bisnis prostitusi di Apartemen Aeropolis terungkap dari kerja Satpol PP Kota Tangerang yang menyamar sebagai calon pelanggan.
Kabid Gakumda Satpol PP Kota Tangerang, Ghufron Falfeli mengaku tidak mudah menjaring para kupu-kupu malam online tersebut.
Pasalnya, para PSK yang menyewa kamar mendapat pengawalan dari pemilik unit apartemen yang disewakan dengan tarif Rp 250 ribu perhari.
"Mereka selektif dalam menerima tamu, setelah sepakat tarif kita diminta menunggu di lobi. Setelah itu ada beberapa pria yang turun yang memantau kita, kalau mereka anggap aman PSK itu langsung turun dan menjemput kita," ujar Ghufron yang menyamar sebagai pelanggan saat dikonfirmasi.
"Kalau mereka rasa kurang aman mereka membatalkan transaksi yang telah disepakati," sambung dia.
• Viral Video Polisi Diduga Minta Rp 1 Juta Saat Tilang Turis Jepang di Bali, karena Lampu Motor Mati
• Dua Bulan Dirawat Inap, Napi Rutan Salemba ini Malah Ubah Ruang VVIP Rumah Sakit jadi Pabrik Ekstasi
Pindah tower
Dalam penyamaran tersebut, tidak jarang para PSK mengecoh para tamunya dengan berpindah pindah tower.
Modus tersebut dilakukan guna mengelabui petugas dan seakan mengetahui pola kerja Satpol PP Kota Tangerang.
"Jadi awalnya kita diminta menunggu di lobi A, tidak berapa lama mereka meminta kita untuk bergeser ke tower lainnya dengan alasan keamanan. Kami menduga mereka sangat terorganisir dalam melancarkan aksinya," ungkap Ghufron.