Pendidikan
671 Pilot Jadi Pengangguran, Tahun Ajaran Baru STPI Curug Tak Terima Mahasiswa Jurusan Pilot
Kepala PPSDMPU Kemenhub Heri Sudarmaji ada 671 pilot yang belum dapat pekerjaan terhitung dari tahun 2015 hingga 2020.
WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG -- Sebanyak 671 pilot menjadi pengangguran, dalam artian belum mendapat kesempatan untuk menerbangkan pesawat.
Kepala PPSDMPU Kemenhub Heri Sudarmaji ada 671 pilot yang belum dapat pekerjaan terhitung dari tahun 2015 hingga 2020.
"Terkait dengan pilot yang belum terserap, kami punya data sejak tahun 2015 sampai 2020 lulusan kita 671 dan 300-an diantaranya lulusan STPI," beber Heri pada acara Focus Group Discussion di Atria Hotel, Kabupaten Tangerang, Kamis (13/8/2020).
Maka dari itu, Kemenhub akan menambah keahlian dan keilmuan para lulusan pilot yang belum terserap.
• Pilot Cantik Dinikahi Tamtama TNI, Kisah Cintanya Luar Biasa

Seperti pengajaran take off di atas air untuk mengoperasikan sea plane.
Berangkat dari isu tersebut, Tahun ini, Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia - STPI Curug, Kabupaten Tangerang tidak menerima calon mahasiswa kejuruan pilot.
"Kita putuskan untuk tahun 2020 ini STPI Curug tidak mendidik pilot, kita setop dulu. Jadi pendidikan pilot hanya di Banyuwangi saja, dan itu tidak banyak," ucap Heri.
• Lowongan Kerja Menjadi Pramugari Pesawat Kepresidenan untuk Lulusan SMA Masih Dibuka
• 3 Pilot Ditangkap karena Konsumsi Sabu di Green Lake City, Ngakunya Tingkatkan Konsentrasi
Penyetopan penerimaan peserta didik pilot ini dilatarbelakangi karena masih adanya ratusan lulusan pilot di sekolah tersebut yang belum terserap.

Menurut Heri, hingga hari ini masih ada sekitar 300 lulusan pilot STPI yang belum terserap atau bekerja.
"Yang masih belum terserap itu masih ada 300-an orang, makanya kita setop dulu," sambung dia
Pasalnya, ratusan orang ini akan dilatih bersama dengan instansi TNI dan Polri.
Supaya, mereka dapat dipekerjakan sebagai pilot atau menerbangkan pesawat di kedua instansi tersebut.
"Hal ini dilakukan untuk mengurangi pengangguran pilot," tutup Heri.
Pilot ini Banting Setir Jadi Kurir Makanan, Dulu Gaji Rp 2 Juta, kini Rp 250.000
Kisah pilot asal Malaysia bernama Anwar Ajid yang banting setir jadi kurir makanan viral di media sosial.
Sebelumnya Anwar Ajid memiliki gaji sebesar Rp 2 juta per hari saat menjadi pilot.
Kini hanya punya gaji Rp 240.000 per hari.
Dilansir dari Tribunnews, Anwar Majid membagikan kisahnya melalui unggahan facebooknya.
• Sapi Kurban Jokowi Dijaga Pemilik hingga Ngeronda dan Diberikan Karpet Rp 2 Juta untuk Tidur
• Bikin Geger, Muda-Mudi Berhubungan Intim di Hotel jadi Tontonan Warga, karena Lupa Menutup Gorden
Anwar menyebut dirinya sudah bekerja sebagai pilot lebih dari 10 tahun di industri penerbangan.
Semenjak penerbangan dibatasi, Anwar kini kehilangan pekerjaannya karena keuangan perusahaan tempatnya bekerja memburuk.
Sadar bahwa istri dan anak perempuannya yang masih berusia 8 tahun bergantung padanya, Anwar tak punya jalan lain selain mencari pekerjaan lagi.
Sejak tidak lagi bekerja pada April lalu, Anwar sudah mencoba mengirimkan lamaran ke berbagai perusahaan.
Tapi ia tak juga mendapat respons.
Selagi mencoba mengirimkan lamaran ke perusaan lain, Anwar berkata ia sebenarnya telah mulai mencoba bekerja sebagai kurir makanan di FoodPanda.
Anwar merasa kebijakan operasi jasa pengantar makanan itu serupa dengan industri penerbangan.
Ia membandingkan FoodPanda dengan pengalamannya di penerbangan sebagai pilot.
Ia berkata ada kesamaan dalam sistem rating, metode OTP (On-Time Performance) dan bahkan sistem daftar.
Jika ia tidak dapat menyelesaikan pesanan karena keadaan yang tidak terduga, rider lain akan mengambil alih tempatnya, jelas Anwar.
• Torpedo Kambing Dipercaya Bisa Tingkatkan Libido, Namun Layak Dikonsumsi Kah? ini Penjelasanya
• Akui Ariel Menjadi Mantan Terindah, Luna Maya: Paling Banyak Beri Pengalaman
Namun terlepas dari itu, perbedaan tingkat upah tidak mungkin diabaikan.
Saat menjadi pilot, Anwar bisa mendapatkan penghasilan RM600 (Rp2 juta) per hari.
Kini ia hanya menghasilkan sekitar RM50 (Rp171 ribu) hingga RM70 (Rp240 ribu) per hari.
Selain pendapatannya yang turun drastis, Anwar juga harus menerjang cuaca buruk, lalu lintas, dan pelanggan yang marah.
Namun, Anwar mengatakan bahwa ia terus bertekad untuk menjaga keluarganya tetap bertahan dan telah memulai usaha kecilnya sendiri untuk menambah penghasilannya.
Guide Wisata di Jatim mulai Banting Stir
Sebelumnya, berhentinya sektor pariwisata akibat penyebaran virus Corona atau Covid 19, membuat lebih dari 600 pelaku usaha guide atau pramuwisata di Jatim menganggur.
Ketua Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI) Jatim Sujai Asmed mengakui bila para guide sudah mulai kehilangan pekerjaan sejak akhir Februari 2020.
"Terakhir saat kami ramai-ramai menunggu kedatangan kapal pesiar atau Cruise yang akan sandar di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, itulah harapan kerja kami terakhir di wilayah Jatim, tapi akhirnya juga batal, karena tidak boleh sandar," kata Sujai Asmed, saat dihubungi Senin (4/5/2020).
Karena tidak jadi sandar di Surabaya, sudah tentu kapal itu tidak jadi sandar ke Probolinggo. Alhasil, kegiatan para guide sudah mulai kosong.
Kini sudah hampir dua bulan lebih, para guide ini tidak lagi bekerja.
"Kami sudah mulai banting stir. Karena kalau kami berharap guide, sudah tidak ada lagi wisawatan yang kami layani, dan tempat wisata yang buka," jelas Sujai.
Di bulan Maret, masih banyak anggota yang hidup dari tabungannya.
Tapi di bulan April, mereka sudah tidak bisa berharap dengan tabungan, tapi sudah mulai melakukan kegiatan usaha lainnya.
"Menjadi reseller produk makanan, alat kesehatan, masker dan lainnya. Yang bisa jahit mulai produksi masker," jelas Sujai.
Kemudian ada yang membuka usaha nasi bungkus dan lainnya. Menurut Sujai, banyak diantara guide ini yang menjual kendaraan atau menggadaikannya untuk menjadi modal usaha baru.
Langkah ini dilakukan, karena mereka tidak bisa menggantungkan bantuan dari pemerintah.
"Ada pemerintah yang meminta kami ikut program pra kerja. Tapi itu sangat tidak bisa kami ikuti, karena mayoritas kami sudah punya sertifikat kompetisi sesuai kegiatan kami.
Kalau harus kursus lagi, sangat tidak bisa dilakukan," ungkap Sujai.
Selama ini guide memiliki sertifikasi terkait profesi mereka dalam hal hospitality (keramahan) melayani wisatawan.
Pengetahuan terhadap layanan atau jasa terkait seperti rent car, hotel, penginapan, restauran, toko oleh-oleh dan sejenisnya.
Juga kemampuan bahasa asing, dimana guide ada spesialisasi kemampuan bahasa Inggris, bahasa Belanda, bahasa Spanyol, bahasa Prancis, bahasa Jerman, bahasa Jepang, bahasa Mandarin, dan lainnya.
"Kalau kami harus kursus lagi, ya tidak mungkin. Karena kami sudah memiliki kemampuan itu, sehingga anggota kami tidak ada yang ikut program pra kerja," ungkap Sujai.
Alhasil, anggota himpunan ini kemudian membuka "Lumbung pangan guide", yang menampung usaha para anggota kemudian disalurkan untuk anggota.
Antar anggota diakui saling subsidi silang. Dari sekitar 600 anggota, sekitar 50 yang aktif membuka usaha lainnya yang bisa mendukung sesama rekan guide.
Sujai mengakui, pihaknya menerima permintaan dari Dinas Pariwisata baik di tingkat Pemkot maupun Pemprov untuk mendata anggota dan kondisi masing-masing.
"Informasinya akan ada stimulus atau bantuan yang bisa membantu kami. Tapi seperti apa kami belum mendapatkan informasi lanjutan," jelas Sujai.
Meski begitu, HPI juga masih ikut berpartisipasi dalam penanganan Covid 19 yang dilakukan pemerintah.
Terutama kepada warga terdampak, baik dalam satu group maupun non group.
Misalnya dengan membagi nasi bungkus dan sembako kepada warga terdampak yang tidak terkoneksi dengan smartphone.
Seperti pekerja harian di pasar yang saat ini tidak bekerja, dan sejenisnya.
"Selain itu kami juga sedang berupaya dan belajar mengembangkan layanan virtual tour dengan menggandeng salah satu perguruan tinggi di Surabaya terkait pengembangan IT-nya," ungkap Sujai.
Virtual tour ini memanfaatkan teknologi internet dengan menghadirkan hiburan ala tempat wisata di rumah-rumah warga yang terkena Work From Home (WFH), maupun yang harus di rumah tanpa kegiatan.
"Langkah ini sudah dilakukan rekan-rekan HPI di DKI Jakarta dan bisa mendapatkan revenue sekitar Rp 40.000 per orang per layanan virtual tour yang diberikan," tandas Sujai. (Tiara Shelavie/Sri Handi Lestari/Putra Dewangga/Tribunnews/Surya.co.id)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Nasib Miris Pilot Jadi Tukang Antar Gara-gara Covid-19, Dulu Gaji Rp 2 Juta Kini Cuma Rp 240 Ribu
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul 671 Pilot di Indonesia Menganggur, STPI Tangerang Stop Mahasiswa Jurusan Penerbangan