Temuan Benda Mirip Lorong dan Jendela Besar di Stasiun Bekasi Dilaporkan ke BPCB Jawa Barat
Pemerintah Kota Bekasi melaporkan temuan diduga benda cagar budaya di area proyek revitalisasi Stasiun Bekasi ke Badan Pelestarian Cagar Budaya.
Penulis: Muhammad Azzam |
Dari hasil peninjauan itu, pihaknya belum bisa mengambil kesimpulan, karena belum tahu terkait itu dan posisi diduga peninggalan Belanda itu berada di dalam tanah.
Olehkarena, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas Parisiwata dan Budaya Kota Bekasi agar dilakukan sejumlah langkah-langkah cepat. Apalagi kala itu akan ada pengerjaan kontruksi yang dikhawatirkan merusak penemuan benda tersebut.
"Dari situ kami negoasiasi dengan pihak pimpro (pimpinan proyek) karena ini akan dibongkar Minggu, kami bilang jangan dibongkar dulu sampai ada kepastian status benda itu," terang dia.
Akhirnya disepakati, kata Ali, proyek revitalisasi stasiun tetap berjalan, tapi jangan dahulu untuk di titik penemuan benda diduga cagar budaya tersebut.
Tim Cagar Budaya Kota Bekasi bersama Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Bekasi melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan, PT KAI, Proyek Double-double track dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten-Jawa Barat.
"Maka hasil keputusan itu, diminta jangan dibongkar dahulu sampai ada hasil penelusuran penelitan BPCB. Tadi juga Pak Wali Kota sudah cek ke lokasi dan meminta kepastian hal itu," terang dia.
Tak hanya batu bata merah, ditemukan juga jendela lawas berukuran besar dengan tinggi tiga meter dan lebar 1,5 meter.
Jendala itu ditemukan di area bekas gudang di area Stasiun Bekasi tersebut.
Ali menyebut pihaknya belum bisa memastikan terkait status penemuan benda tersebut.
Tapi ia menduga, benda itu benar merupakan cagar budaya dan peninggalan Belanda.
Jendela besar itu diduga merupakan bekas jendela ruang kepala stasiun.
Untuk batu bata merah melingkar itu ukuran panjangnya 28 cm, panjanya, tebalnya 5 cm dan lebarnya sekitar 7 cm.
Batu bata melingkar seperti lorong ditemukan dibawah tanah, diduga merupakan gorong-gorongan atau aliran air bawah tanah yang membentang dari kawasan Stasiun menuju ke Jalan Insinyur Juanda hingga ke Kali Bekasi.
"Itu masih dugaan besar kami, tapi kepastiannya menunggu hasil dari Balai Pelestarian Cagar Budaya. Termasuk usai atau benda itu sudah ada sejak tahun berapa," tandasnya.