Dengan Rp 8 Juta, Iwan Sunter Bersepeda di Annapurna Circuit
Dengan biaya sekitar Rp 8 juta, Iwan Sunter, seorang kuli pasar di Jakarta berhasil mewujudkan impiannya bersepeda di Himalaya, Nepal.
Kebutuhan sisany didapat dari bekerja ekstra jadi tukang parkir di akhir pekan dan menyisihkan pendapatan hariannya.
Total dia menghabiskan dana Rp 8 juta untuk perjalanan itu.

Tak banyak kesulitan berarti di perjalanan. Apalagi dia mendapat bantuan dari seorang pesepeda Nepal yang dikenalnya lewat Facebook, Raju.
Jadi begitu tiba di Kathmandu, dia dijemput Raju di bandara dan diajak tinggal di rumah temannya itu.
Sempat berkeliling Kathmandu sampai ke Thamel, Iwan juga dikenalkan dengan
sejumlah kawan pesepeda setempat dan dijamu.
“Kejutan perjalanan selalu ada, seperti punya keluarga di manapun kita
pergi. Jadi selama di Kathmandu saya nggak keluar apa-apa, malah banyak
teman baru dan dijamu terus,” tuturnya.
Dalam perjalanan dari Kathmandu ke Pokhara, kota terakhir sebelum mendaki ke arah Thorong La, dia ditemani Raju.
Mereka lalu berpisah di pertigaan menuju Besisahar.
Dari titik itu Iwan melanjutkan perjalanan seorang diri, menunggang sepeda gunung bersuspensi depan (hardtail).
Sepeda itu dipasangi rak belakang untuk mengikat ransel berisi barang bawaan seberat 15 kilogram.
Dia memulai perjalanan bersepeda mendaki jalur berbatu dan berpasir sampai ke Thorong Pedi.
Ransel seberat 15 kilogram diikanya di rak belakang sepeda.
Terkadang, bila jalur terlalu terjal dan sepeda harus dituntun, ransel itu dia panggul.
"Sejak dari Thorong Pedi jalurnya terjal sekali. Jadi ransel sering dipanggul, dan sepeda kadang dituntun dan kadang dipanggul juga. Nggak ada masalah, Cuma lutut sering sakit gantian kanan-kiri. Setiap perjalanan memang ini lutut suka bermasalah," tutur Iwan.
Cara seperti itu dilakoninya sampai ke Manang (3.519m).