Virus Corona Jabodetabek

Mengapa Perkantoran Jadi Klaster Penyebaran Covid-19? Ini Penjelasan Anies Baswedan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, munculnya klaster-klaster perkantoran disebabkan aktifnya Pemprov melakukan tes Covid-19.

Penulis: Joko Supriyanto |
YouTube Kemenkeu RI
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Kementerian Keuangan RI, Jakarta Pusat pada Senin (27/7/2020). 

WARTAKOTALIVE, GAMBIR - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, munculnya klaster-klaster perkantoran disebabkan aktifnya Pemprov melakukan tes Covid-19.

Sebab, dengan ditemukannya kasus positif, Pemprov langsung menelusuri keluarga, tetangga, dan orang-orang yang berinteraksi dengan orang positif.

"Mengapa muncul klaster-klaster kantor? Karena begitu muncul satu kasus, langsung satu kantor diperiksa."

Ditanya Soal Dinasti Politik di Pilkada, Zulkifli Hasan: Di Mana Salahnya?

"Itu yang kita kerjakan terus," kata Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta, Jumat (31/7/2020).

Menurut Anies Baswedan, pihaknya bersyukur jika pengetesan Covid-19 di Jakarta hingga saat ini mencapai lebih dari 9.800 pengetesan.

Pengetesan ini pada akhirnya menemukan klaster-klaster baru.

Zulkifli Hasan Pastikan PAN Dukung Anak dan Menantu Jokowi di Pilkada Serentak 2020

Sehingga, mereka yang ditemukan positif, khususnya yang tanpa gejala, bisa mengisolasi diri dan mencegah penularan lebih luas lagi.

"Jadi kami di Jakarta bersyukur kalau menemukan kasus positif, supaya tidak menular, supaya mereka bisa mengisolasi diri," tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Pusat Erizon Safari mengatakan, laju IR Covid-19 di Jakarta Pusat masih tinggi.

Gaji Direktur Eksekutif Program Kartu Prakerja Rp 77,5 Juta, Politikus PDIP: Wajar

Hal ini karena penambahan kasus pasien Covid-19 mengalami kenaikan yang cukup signifikan dalam satu periode.

Kenaikan disebabkan karena active case finding yang dilakukan petugas.

"Masih tinggi, kalau di lihat se-DKI Jakarta masih tinggi," kata Erizon, Rabu (29/7/2020).

Jelaskan Posisi PAN dengan Pemerintah, Zulkifli Hasan: Kami Mitra yang Kritis

Selain Jakarta Pusat yang menjadi wilayah kawasan padat penduduk, program active case finding membuat pihak Sudin Kesehatan Jakarta Pusat menemukan banyak kasus baru.

Untuk itu, pihaknya terus melakukan testing hingga tracing.

"Karena memang kita aktif, tim puskesmas Jakarta Pusat terus aktif, case findingnya maksimal, pasien yang ditemukan positif lebih banyak, logikanya gitu."

Rancangan Perpres Siap, Mahfud MD Bilang Rugi Jika Pasukan Elite TNI Tidak Digunakan Atasi Terorisme

"Semakin banyak testing pasti ditemukan banyak," jelasnya.

Di sisi lain, lanjut Erizon, kepatuhan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan juga masih kurang.

Sehingga, banyak ditemukan kasus-kasus baru, untuk itu ia berharap masyarakat mematuhi protokol kesehatan.

Pemerintah Cegah Prediksi Buruk Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Tembus 1 Juta di Akhir 2020

"Kita akui masyarakat juga agak longgar akan protokol kesehatannya."

"Jadi mengunakan masker, jaga jarak itu harus lebih aktif lagi. Karena yang bisa melindungi itu masyarakat sendiri," ucapnya.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 30 Juli 2020, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 21.772 (21.0%)

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 20.969 (19.2%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 9.346 (9.3%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 9.281 (8.3%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 6.461 (6.3%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 5.970 (5.7%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 3.827 (3.3%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 3.387 (3.5%)

BALI

Jumlah Kasus: 3.360 (3.2%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 3.021 (3.0%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 2.502 (2.2%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 2.022 (2.0%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 1.801 (1.9%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 1.701 (1.6%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 1.530 (1.5%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 1.377 (1.0%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 1.093 (1.1%)

GORONTALO

Jumlah Kasus: 1.015 (0.6%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 907 (0.9%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 782 (0.7%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 610 (0.5%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 430 (0.4%)

RIAU

Jumlah Kasus: 426 (0.3%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 381 (0.4%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 370 (0.4%)

ACEH

Jumlah Kasus: 312 (0.2%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 280 (0.2%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 255 (0.3%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 223 (0.2%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 214 (0.2%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 207 (0.2%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 193 (0.2%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 156 (0.1%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 145 (0.2%). (*)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved