Game Online
Baparekraf Game Prime 2020, Dukung Developer Game Lokal Ciptakan Game Kelas Dunia
Sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap industri game lokal, Kemenparekraf siap menggelar acara Baparekraf Game Prime (BGP) 2020.
Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Fred Mahatma TIS
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Industri game menjadi subsektor ekonomi kreatif yang menjadi perhatian dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf).
Sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap industri game lokal, Kemenparekraf siap menggelar acara Baparekraf Game Prime (BGP) 2020.
BGP 2020 akan berlangsung secara virtual mulai 1-5 Agustus 2020.
• Sehun EXO Rambah Industri Game dengan Beli Tim eSports
• BOOM eSports Rekrut Bocah 13 Tahun asal Brasil untuk Turnamen CS:GO
Bekerja sama dengan GGWP.ID dan Asosiasi Game Indonesia (AGI), BGP 2020 akan menyuguhkan berbagai pameran game, turnamen esports, hingga berbagai webinar bagi para pengembang game.
Adapun seluruh rangkaian acara BGP 2020 akan ditayangkan melalui kanal YouTube GGWP.ID.
CEO GGWP.ID Ricky Setiawan mengatakan, penyelenggaraan BGP 2020 hadir dengan format online, hal ini mengingat masih dalam kondisi pandemi Covid-19.
Game Prime sendiri sudah hadir secara rutin sejak tahun 2016 dan selalu diselenggarakan secara offline.
“Tahun ini untuk pertama kali kami hadir dalam format online tanpa mengurangi esensi acara, yaitu memperkenalkan game buatan Indonesia di mata dunia,” ujar Ricky saat konferensi pers virtual Baparekraf Game Prime (BGP) 2020, Rabu (29/7/2020).
• Tim eSports Raffi Ahmad Baru Dibentuk Langsung Menuai Prestasi
• Atlet eSports Indonesia Butuh Kompetisi Nasional
Dipaparkan lebih lanjut, BGP 2020 memiliki beberapa rangkaian acara, yaitu Indie Game Exhibition, Masterclass dan Webinar, Werewolf dan Tebak Gambar bersama para influencer, serta turnamen esports BGP 2020 PUBG Mobile Online Tournament.
Menurutnya, terkait Masterclass dan Webinar, akan ada dua topik berbeda yang diusung.
“Untuk webinar akan membawa topik seputar industry knowledge, seperti cara memulai sebuah pembuatan game, sharing seputar market serta perilaku gamers Indonesia, tips memenangkan pasar game lokal, cerita di balik layar pengembangan game AAA (kalsifikasi game dengan bujet produksi besar), melihat sisi positif situasi pandemi dari sudut pandang industri game, dan cara untuk melindungi hak kekayaan intelektual,” papar Ricky.
• Lagi, Samsung Rilis Ponsel Rp 1 Jutaan, Galaxy M01 Core dengan Android Go, Selevel Galaxy A01 Core?
• UPDATE Kasus Pencabulan Anak di Gereja Depok, Korban Ketiga Melapor di Hari Ulang Tahunnya
Sementara Masterclass, lanjut Ricky, akan membahas topik yang lebih bersifat teknis.
Beberapa topik yang dibahas termasuk, cara membuat sebuah game sederhana, serta tips merancang karakter game bersama dengan Illustrator Mojiken Studio, Brigitta Rena.
“Ada juga ada topik seputar cara membuat game menggunakan Unreal Engine dengan secara lebih efisien bersama dengan Chris Murphy, seorang Evangelist Unreal Engine,” sebutnya.
• Pameran Property Weekend Fiesta Digelar secara Online dan Offline, DPP REI Ikang Fawzi: Ini Peluang
• Terpukul Pandemi Covid-19, Sektor Properti Butuh Perhatian Pemerintah Agar Cepat Pulih
BGP jadi akselerator
Menurut Plt Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf Josua Puji Mulia Simanjuntak, penyelenggaraan BGP bertujuan sebagai akselerator untuk meningkatkan kualitas developer game Indonesia melalui pertukaran ilmu dengan developer dan pelaku industri game internasional, serta meningkatkan exposure dari game lokal agar bisa diketahui lebih banyak orang.
"Tujuan dari BGP ini yang pertama menjadi akselerator pertumbuhan industri game di Indonesia. Kedua, banyak sekali talenta game developer yang beberaoa di antaranya sudah masuk platform mainstream dan perlu kita dukung untuk mendapatkan exposure internasional," ungkapnya.
Ciptakan game klasifikasi tinggi
Joshua berharap, dengan digelarnya BGP, akan lahir game-game berklasifikasi tinggi atau game AAA karya anak bangsa.
Kendati sudah banyak para developer game lokal yang telah membuat game dengan kualitas baik, namun para developer lokal masih sulit untuk menciptakan game AAA lantaran terkendala soal biaya pembuatan yang begitu besar.
"Untuk membuat game kelas itu biayanya besar dan butuh pendanaan. BGP diharapkan mampu memfasilitasi mereka (pengembang game Indonesia) untuk mendapatkan sponsor atau investor," tuturnya.
"Agar mereka bisa mengembangkan game, kita menyiapkan ekosistemnya mulai dari bisa menciptakan game unggulan hingga bisa dipasarkan secara global,” tambah Josua.
Fasilitasi
Sementara itu, Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf Yuana Rochma Astuti mengatakan selain BGP pihaknya juga memfasilitasi pengembang gim lokal untuk berpartisipasi dalam gelaran berskala internasional.
Upaya tersebut dilakukan bekerjasama dengan AGI.
Bentuk fasilitasi yang diberikan Kemenparekraf/Baparekraf bagi pengembang game yang terpilih adalah akses penuh menuju Devcom Digital Conference 2020 yang digelar oleh Gamescom.
“Dengan akses penuh ini, para peserta bisa mengikuti semua kelas konferensi yang ada, mengikuti B2B matchmaking online untuk mencari partner dan investor global, serta memamerkan karya-nya masing-masing dalam virtual booth yang dimiliki Indonesia,” kata Yuana.
Efek negatif
Ketua Umum AGI Cipto Adiguno mengatakan, ajang BGP ini memang diadakan untuk memperkenalkan para pengembang game lokal di Indonesia.
Terlebih, banyak di antara mereka yang sebenarnya sudah mampu menghasilkan game berkualitas.
"Sekarang kita main game itu yang berasal dari luar negeri. (Dengan Game Prime) kami ingin menunjukkan developer lokal juga banyak yang bagus kok," ujar Cipto.
Di samping itu, Cipto menuturkan awal diadakannya Game Prime ini juga adalah untuk menepis anggapan gim yang kerap dianggap hanya dimainkan oleh anak-anak dan memiliki efek negatif.
“Di era digital seperti sekarang, game menjadi medium yang diterima oleh masyarakat umum, dan tidak lagi sekadar menjadi ‘mainan anak kecil’,” ujarnya.