Pilkada Solo 2020
Ketika Sang Cucu Pakubuwono XII Tantang Gibran di Pilkada Solo, Lawan Dinasti Politik
Dengan hadirnya keluarga keraton sebagai lawan Gibran di Pilkada Solo, setidaknya dapat mengimbangi sang putra presiden.
Pangi berpendapat, masyarakat yang tidak nyaman dengan adanya dinasti politik tentu akan menolak untuk mendukung Gibran.
"Soal kalah dan menang itu kembali ke masyarakat."
"Kalau masyarakat misalnya Jokowi itu dianggap Gibran, tentu kalau masyarakat Solo nggak senang dengan dinasti politik, kurang nyaman dengan dinasti politik, tentu dia tidak akan memilih Gibran karena yang dilawan itu bagi mereka bukan Gibrannya tapi Pak Jokowinya," ujar Pangi.
Menurut Pangi, Putri berpeluang untuk dipilih masyarakat yang merasa tak nyaman dengan dinasti politik.
Pangi menilai, majunya Gibran dalam Pilkada Solo 2020 merupakan uji coba pembentukan dinasti politik yang dilakukan presiden.
• Ini 3 Tempat Kemping Asyik di Bogor untuk Ajak Keluarga Berwisata
• Terdampak Pandemi, Pilot ini Banting Setir Jadi Kurir Makanan, Dulu Gaji Rp 2 Juta, kini Rp 250.000
"Kalau masyarakatnya resistance, tidak nyaman, atau menolak narasi atau upaya yang dilakukan presiden untuk membangun dinasti politik ya mereka akan milih Putri, tentu tidak memilih Gibran," kata Pangi.
"Karena bagi mereka ini tidak boleh, jadi artinya Putri harus menang," tambahnya.
Lebih lanjut, Pangi menekankan, suasana dalam kontestasi adalah hal yang dinamis.
Menurut Pangi, bagaimanapun, semua memiliki peluang untuk menang.
"Dalam Pilkada ini, dalam kontestasi, tergantung cuaca, bisa berubah."
"Dia sangat dinamis, kemungkinan untuk menang itu tetap siapapun punya peluang, kans untuk terpilih," bebernya.
Pangi menyebutkan, apabila Putri maju dalam Pilkada Solo 2020 maka ia harus menyiapkan sejumlah hal untuk bertarung.
Mulai dari infrastruktur, logistik, strategi, dan lainnya.
"Beliau harus siapkan semuanya, ini melawan raja, melawan presiden, mulai dari infrastrukturnya, logistiknya, soal strategi, bagaimana mengambil empati, bermain pada sentimen, pengusung partainya ada atau tidak," katanya.
Kemudian, lanjutnya, bagaimana isu populisme yang akan dibangun, bagaimana menggerakkan relawan di darat, di udara, serangan-serangan yang meyakinkan masyarakat.