Wisata
Curug Parigi, Bekas Tambang Batu yang Kini Jadi Lokasi Wisata Mirip Air Terjun Niagara
Lokasi wisata itu berada di Jalan Pangkalan 5, Kelurahan Cikiwul, Kecamatan Bantargebang.
Penulis: Muhammad Azzam |
WARTAKOTALIVE, BEKASI - Curug Parigi menjadi destinasi wisata di Kota Bekasi, Jawa Barat.
Lokasi wisata itu berada di Jalan Pangkalan 5, Kelurahan Cikiwul, Kecamatan Bantargebang.
Tempatnya tak jauh dari akses Jalan Raya Narogong yang membentang dari wilayah Kota Bekasi menuju wilayah Cileungsi Bogor.
• Darah di Pakaian Yodi Prabowo Dianggap Cuma Sedikit, Polisi: Banyak Kok, Merembes ke Tanah
Pemandangan Curug Parigi sangat indah, dengan bentuk menyerupai air terjun Niagara yang berada di Amerika Serikat.
Curug Parigi itu berada di aliran Sungai Cileungsi yang berada di dekat perbatasan Kota Bekasi dengan Kabupaten Bogor.
Sungai Cileungsi itu berhulu di kawasan pegunungan Bogor, kemudian mengalir ke hilir masuk Kali Bekasi wilayah Kota Bekasi, hingga Kabupaten Bekasi.

Kemudian, terus mengalir ke Kali CBL hingga menuju laut.
Keberadaan Curug Parigi sudah ada sejak lama, namun ternyata bisa berbentuk seperti itu bukan semata-mata terjadi secara alamiah.
Tapi, adanya aktivitas tambang batu kala itu, ikut andil dalam terbentuknya Curug Parigi.
• DAFTAR 53 Kabupaten/Kota Masuk Zona Merah Covid-19, Sepekan Sebelumnya Cuma 35
Hal itu diungkapkan Nain (65), warga setempat, ketika diberbincang dengan Wartakotalive belum lama ini.
Nain yang lahir di kawasan tersebut menuturkan, Curug Parigi terbentuk tidak hanya karena alam.
Akan tetapi, karena aktivitas tambang batu, sehingga terbentuk curug yang indah tersebut.
• Kasus Positif Covid-19 Tembus Angka Psikologis, Wiku Adisasmito: Indonesia Masih Krisis
"Ya memang curug alam, tapi bukan sepenuhnya karena itu juga."
"Ada aktivitas tambang batu, diambilin batunya jadi berbentuk bekas begitu," ungkap Nain.
Parigi berasal dari nama kampung di kawasan tersebut.
• DAFTAR 59 Klaster Perkantoran di Jakarta, Sumbang 375 Kasus Positif Covid-19
Sedangkan kata Curug berasal dari Bahasa Sunda yang berarti air terjun.
"Parigi mah nama kampung, jadi dinamain Curug Parigi," tuturnya.
Keberadaan Curug Parigi sudah ada sejak lama, namun mulai ramai dikunjungi pada tahun 1990.
• Doni Monardo Akui Tak Tahu Kapan Puncak Pandemi Covid-19 di Indonesia Tiba
Pengunjung yang datang juga tak hanya dari Bekasi, tapi kawasan Bogor, Jakarta, maupun Karawang.
Namun, saat itu masih berupa curug saja, belum dikelola dan diperhatikan oleh Pemkot Bekasi.
Pemkot Bekasi baru mulai benar-benar memperhatikan itu pada tahun 2018.
• Jadi Tersangka, Polri Belum Niat Pecat Brigjen Prasetijo Utomo
Akses jalan ditata dengan baik, serta penambahan fasilitas lainnya seperti spot-spot foto, area kuliner, dan lainnya.
"2018 mulai itu ditata, terus 2 bulan ini ditambahin kayak hiasan gitu sama tempat-tempat buat foto selfie," terang Nain.
Tambang Batu Buat Bangun Jalan
Jalan Raya Narogong yang membentang dari kawasan Bekasi hingga Cileungsi Bogor, material pembangunannya ternyata menggunakan batu dari Sungai Cileungsi.
Ketika itu, para pekerja proyek jalan mengambil batu di Sungai Cileungsi untuk bahan dasar meratakan jalan tersebut.
Sepanjang jalan itu juga dulunya hanya tanah, belum seperti sekarang ini yang sudah diaspal rapi.
• Akui Dua Kali Bertemu Kajari Jaksel, Pengacara Djoko Tjandra: Itu Kan Teman, Eh, Maksudnya Mitra
Pengambilan batu itu menjadi salah satu faktor terbentuknya Curug Parigi.
"Ini Jalan Narogong Bekasi sampai Ciluengsi Bogor tanah semua, bahan bawahnya itu buat ratain jalan pakai batu di sini (Sungai Cileungsi)," beber Nain.
Nain menambahkan, batu-batu itu diambi dari Sungai Cileungsi mulai dari Pangkalan 1 hingga 12.

Kebanyakan batu-batu yang diambil itu untuk pembangunan jalan penghubung Kota Bekasi dengan Kabupaten Bogor tersebut.
"Dulu bahan batunya diambil dari sini, banyak proyek-proyek tambang batu sungai."
"Makanya dinamain jalannya di sini pangkalan 1 sampai 12," jelasnya.
Tercemar Limbah
Kondisi Curug Parigi sangat memperihatikan dengan adanya pencemaran limbah.
Airnya berwarna hitam dan mengeluarkan busa serta aroma bau busuk.
Nain berharap ada tindakan tegas pemerintah terhadap pabrik-pabrik yang membuang limbah ke Sungai Cileungsi.
• Luhut Bilang Indonesia Harus Tiru Jerman Hadapi Covid-19, Kompak, Tidak Saling Menyalahkan
"Pokoknya semenjak banyak pabrik tuh di Cileungsi jadi sering kecemar, apalagi kalau musim kemarau kelihatan bangat," beber Nain.
Sungai Cileungsi sekaligus Curug Parigi mulai tercemar sejak 2010.
Semakin ke sini, khususnya di 2018, kondisi pencemarannya semakin parah.
• Dua Orang Positif Covid-19, Pencari Suaka di Kalideres Minta Tanggung Jawab UNHCR
"Dulu mah bersih airnya, anak-anak pada berenang."
"Warga pada berendam, sekarang sudah jarang, gatel sama bau kan ya," ucapnya. (*)