Idul Adha

Rukun Idul Adha 1441 H, dari Mulai Sebelum Shalat Sampai Tata Cara Shalat Idul Adha yang Benar

Meski dalam masa pandemi Covid-19 ada beberapa rukun yang dikerjakan sebelum menunaikan Shalat Idul Adha.

Wartakotalive/Panji Baskhara Ramadhan
Puluhan umat Muhammadiyah menggelar shalat Idul Adha di Lapangan Komplek PT HII Kelapa Gading, RT 06/06, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (23/9/2015) pagi. 

Lafal takbir di atas, sesuai dengan hadis,

عَنْ إِبْرَاهِيمَ قَالَ كَانُوا يُكَبِّرُونَ يَوْمَ عَرَفَةَ وَأَحَدُهُمْ مُسْتَقْبِلٌ الْقِبْلَةَ فِي دُبُرِ الصَّلَاةِ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
[رواه ابن ابي شيبة]

Dari Ibrāhim (diriwayatkan) ia berkata, ketika para sahabat memasuki hari Arafah, dan salah satu di antara mereka menghadap ke kiblat di akhir salat, mereka mengucapkan takbir: Allāhu Akbar – Allāhu Akbar – Lā ilāha illallāh – Wallāhu Akbar – Allāhu Akbar – Wa lillāhil hāmd [HR Ibn Abī Syaibah].

2. Berhias dengan pakaian bagus dan memakai wangi-wangian

Ilustrasi -- Pria memakai mewangian sebelum melaksanakan Shalat Idul Adha
Ilustrasi -- Pria memakai mewangian sebelum melaksanakan Shalat Idul Adha (istimewa)

Hal ini didasarkan pada:

عَنْ جَعْفَرَ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَلْبَسُ بُرْدَ حِبَرَةٍ فِي كُلِّ عِيْدٍ
[رواه الشافعي]

Dari Ja‘far ibn Muḥammad dari ayahnya dari kakeknya (diriwayatkan), bahwa Nabi saw selalu memakai wool (Burda) bercorak (buatan Yaman) pada setiap hari Id [HR asy-Syāfi‘ī dalam kitabnya Musnad asy-Syāfi‘ī].

عَنْ زَيْدِ بْنِ الْحَسَن بْنِ عَلِي عَنْ أَبِيْهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْعِيْدَيْنِ أَنْ نَلْبَسَ أَجْوَدَ مَا نَجِدُ وَأَنْ نَتَطَيَّبَ بِأَجْوَدِ مَا نجِدُ وَأَنْ نَضْحِيَ بِأَسْمَنِ مَا نَجِدُ الْبَقَرَةَ عَنْ سَبْعَةٍ وَالْجَزُوْرَ عَنْ عَشَرَةٍ وَأَنْ نُظْهِرَ التَّكْبِيْرَ وَعَلَيْنَا السَّكِيْنَةُ وَالْوَقَارُ
[رواه الحاكم]

Dari Zaid ibn al-Ḥasan bin Alī dari ayahnya (diriwayatkan) ia berkata: Kami diperintahkan oleh Rasulullah saw pada dua hari raya (Idulfitri dan Idul Adha) untuk memakai pakaian terbaik yang ada, memakai wangi-wangian terbaik yang ada, dan menyembelih binatang kurban tergemuk yang ada (sapi untuk tujuh orang dan unta untuk sepuluh orang) dan supaya kami menampakkan keagungan Allah, ketenangan dan kekhidmatan [HR al-Ḥākim dalam kitabnya al-Mustadrak, IV: 256].

3. Tidak makan sebelum salat Idul Adha

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَطْعَمَ وَلَا يَطْعَمُ يَوْمَ الْأَضْحَى حَتَّى يُصَلِّيَ
[رواه الترمَذي]

Dari Abdullah ibn Buraidah dari ayahnya (yaitu Buraidah bin al-Husaib) (diriwayatkan) ia berkata: Rasulullah saw pada hari Idulfitri tidak keluar sebelum makan, dan pada hari Iduladha tidak makan sehingga selesai salat [HR at-Tirmiżī].

4. Waktu Salat Idul Adha

Waktu salat Id adalah pagi hari, dimulai dari matahari setinggi tombak sampai waktu zawāl (matahari bergeser ke barat).

Ibn Qayyim al-Jauziyah mengatakan: “Nabi saw biasa mengakhirkan salat Idulfitri dan mempercepat pelaksanaan salat Idul Adha” [Ibn Qayyim al-Jauziyah, Zād al- Ma’ād fī Hadyi Khair al-‘Ibād, 1:425].

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved