Virus Corona

Luhut Bilang Indonesia Harus Tiru Jerman Hadapi Covid-19, Kompak, Tidak Saling Menyalahkan

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Jerman paling cepat menangani Covid-19 karena pemerintahnya bersinergi.

Kompas.com/Fitria Chusna Farisa
Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan setelah menjalani pemeriksaan di Bawaslu, Jumat (2/11/2018). 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Jerman paling cepat menangani Covid-19 karena pemerintahnya bersinergi.

Luhut menjelaskan, Indonesia mesti belajar dari Negeri Panser itu untuk mengatasi pandemi Covid-19, agar kasusnya tidak meningkat terus-menerus.

"Jadi, karena terpadu itu maka kita lihat Jerman, Taiwan, Rusia dikategorikan negara yang begitu cepat bisa pulih dari keadaan ini."

UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 27 Juli 2020: Tambah 1.525, Pasien Positif Tembus 100.303 Orang

"Karena itu saya juga berharap di kita semua agar kompak, padu, terintegrasi menyelesaikan masalah ini, tidak boleh ada salah menyalahkan," ujarnya, Senin (27/7/2020).

Menurutnya, jika ada kekurangan di satu instansi maka harus ditutup oleh lainnya, sehingga tidak malah berujung menjadi konflik horizontal.

"Oleh karena ada kekurangan dari satu teman, kita saling memperbaiki."

Ragukan Surat Sakit, Jaksa: Djoko Tjandra Tidak Menghormati Persidangan

"Tidak dalam suasana untuk merasa paling baik dalam konteks ini," kata Luhut.

Kekompakan pemerintah, lanjutnya, menjadi kunci besar dalam menyukseskan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Presiden Joko Widodo.

"Jadi, sekali lagi kita tiru Jerman itu menjadi negara bagus, juga Taiwan menjadi model menurut hemat saya."

Pemerintah Terus Tingkatkan Angka Pasien Sembuh, Jangan Sampai Lebih Tinggi dari Kasus Baru Covid-19

"Bagaimana mereka kompak mengatasi masalah ini," paparnya.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 27 Juli 2020, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 20.812 (21.0%)

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 19.592 (19.2%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 8.991 (9.3%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 8.622 (8.3%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 6.084 (6.3%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 5.689 (5.7%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 3.438 (3.3%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 3.275 (3.5%)

BALI

Jumlah Kasus: 3.219 (3.2%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 2.945 (3.0%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 2.313 (2.2%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 1.926 (2.0%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 1.748 (1.9%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 1.653 (1.6%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 1.455 (1.5%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 1.184 (1.0%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 1.046 (1.1%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 869 (0.9%)

GORONTALO

Jumlah Kasus: 851 (0.6%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 769 (0.7%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 558 (0.5%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 396 (0.4%)

RIAU

Jumlah Kasus: 382 (0.3%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 365 (0.4%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 355 (0.4%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 266 (0.2%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 252 (0.3%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 202 (0.2%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 200 (0.2%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 193 (0.2%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 191 (0.2%)

ACEH

Jumlah Kasus: 168 (0.2%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 145 (0.2%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 139 (0.1%). (Yanuar Riezqi Yovanda)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved