Virus Corona
Luhut Bilang Indonesia Harus Tiru Jerman Hadapi Covid-19, Kompak, Tidak Saling Menyalahkan
Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Jerman paling cepat menangani Covid-19 karena pemerintahnya bersinergi.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Jerman paling cepat menangani Covid-19 karena pemerintahnya bersinergi.
Luhut menjelaskan, Indonesia mesti belajar dari Negeri Panser itu untuk mengatasi pandemi Covid-19, agar kasusnya tidak meningkat terus-menerus.
"Jadi, karena terpadu itu maka kita lihat Jerman, Taiwan, Rusia dikategorikan negara yang begitu cepat bisa pulih dari keadaan ini."
• UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 27 Juli 2020: Tambah 1.525, Pasien Positif Tembus 100.303 Orang
"Karena itu saya juga berharap di kita semua agar kompak, padu, terintegrasi menyelesaikan masalah ini, tidak boleh ada salah menyalahkan," ujarnya, Senin (27/7/2020).
Menurutnya, jika ada kekurangan di satu instansi maka harus ditutup oleh lainnya, sehingga tidak malah berujung menjadi konflik horizontal.
"Oleh karena ada kekurangan dari satu teman, kita saling memperbaiki."
• Ragukan Surat Sakit, Jaksa: Djoko Tjandra Tidak Menghormati Persidangan
"Tidak dalam suasana untuk merasa paling baik dalam konteks ini," kata Luhut.
Kekompakan pemerintah, lanjutnya, menjadi kunci besar dalam menyukseskan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Presiden Joko Widodo.
"Jadi, sekali lagi kita tiru Jerman itu menjadi negara bagus, juga Taiwan menjadi model menurut hemat saya."
• Pemerintah Terus Tingkatkan Angka Pasien Sembuh, Jangan Sampai Lebih Tinggi dari Kasus Baru Covid-19
"Bagaimana mereka kompak mengatasi masalah ini," paparnya.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 27 Juli 2020, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 20.812 (21.0%)
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 19.592 (19.2%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 8.991 (9.3%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 8.622 (8.3%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 6.084 (6.3%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 5.689 (5.7%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 3.438 (3.3%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 3.275 (3.5%)
BALI
Jumlah Kasus: 3.219 (3.2%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 2.945 (3.0%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 2.313 (2.2%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 1.926 (2.0%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 1.748 (1.9%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 1.653 (1.6%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 1.455 (1.5%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 1.184 (1.0%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 1.046 (1.1%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 869 (0.9%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 851 (0.6%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 769 (0.7%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 558 (0.5%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 396 (0.4%)
RIAU
Jumlah Kasus: 382 (0.3%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 365 (0.4%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 355 (0.4%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 266 (0.2%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 252 (0.3%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 202 (0.2%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 200 (0.2%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 193 (0.2%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 191 (0.2%)
ACEH
Jumlah Kasus: 168 (0.2%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 145 (0.2%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 139 (0.1%). (Yanuar Riezqi Yovanda)