Perseteruan AS China
Perseteruan Makin Runcing, AS Gencar Lakukan Pengintaian Udara terhadap China
Pada tiga pekan Juli ini saja, AS melakukan penerbangan pengintaian sekitar 60 kali, bersamaan dengan latihan perang China
Penulis: |
Dua armada tempur AS yang dipimpin dua kapal induk iu melakukan latihan di Laut China Selatan sebanyak dua kali pada 14 dan 17 Juli lalu.
Di antara hari itu, Kementerian Luar Negeri AS mengeluarkan pernyataan bahwa klaim China atas perairan Laut China Selatan tidak punya dasar hukum.
Laut China Selatan yang kaya minyak itu merupakan salah satu jalur laut paling sibuk di dunia.
Sepertiga pelayaran internasional global melalui perairan tersebut.
China mengklaim sebagian besar wilayah perairan Laut China Selatan adalah miliknya.
Klaim China tersebut sebagian mencakup wilayah yang diklaim oleh Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei dan Indonesia.
Intensitas pengintaian yang tinggi oleh AS itu, menurut Hu Bo, direktur SCSPI, jelas dimaksudkan untuk mengumpulkan antara lain sinyal komunikasi, dan frekuensi radio militer China, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
Terlebih sinyal tersebut sedangkan digunakan oleh PLA ketika melakukan latihan perang.
Data tersebut sangat penting mengingat perang di masa sekarang dan mendatang sangat mengandalkan elektronika.
"Peningkatan misi pengintaian udara AS itu punya potensi sebagai sumber konflik," kata Hu Bo.
Kegiatan pengintaian udara AS pernah menimbulkan insiden serius pada April 2001.
Ketika itu pesawat AL AS EP-3E Aries II yang sedang melakukan pengintai di sekitar Pulau Hainan, bertabrakan dengan pesawat tempur AU China J-8II, yang mencoba melakukan pencegatan.
Akibat tabrakan itu pilot pesawat China tewas, sedangkan pesawat AS terpaksa mendarat darurat di Pulau Hainan, yang berakibat menimbulkan krisis diplomatik AS-China.