Berita Jakarta

Meskipun Belajar Secara Daring, Siswa Sekolah Darurat Kartini Kolong Tol Ancol Tetap Wajib Absensi

Saat ini ada 150 siswa Sekolah Darurat Kartini mulai dari PAUD, TK, SD, SMP hingga SMA. Usai belajar daring pun mereka wajib mengerjakan tugas yang te

Penulis: Junianto Hamonangan | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Junianto Hamonangan
Sekolah Darurat Kartini, Jalan Lodan Raya, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara. 

WARTAKOTALIVE.COM, PADEMANGAN--Siswa Sekolah Darurat Kartini, Jalan Lodan Raya, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara belajar secara online atau daring sesuai protokol kesehatan seiring adanya pandemi Covid-19.

Pendiri Sekolah Darurat Kartini, Sri Rossyati dan Sri Irianingsih mengatakan siswa yang belajar secara daring tetap diwajibkan untuk absensi sebagai bukti kehadiran.

“Tetap ada absen, kan kelihatan ada satu satu difoto. Kalau lagi ngaji ya ngaji, kan kelihatan juga,” ujar Rossy, Jumat (24/7).

Selain itu siswa yang ikut belajar daring juga diberikan apresiasi. Mereka mendapat bantuan berupa 2,5 kilogram beras, telor maupun susu yang dibagikan setiap hari Sabtu.

Pandemi Covid-19, Siswa Sekolah Darurat Kartini Kolong Tolong Ancol Belajar Daring

Sekolah Darurat Kartini, Jalan Lodan Raya, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara.
Sekolah Darurat Kartini, Jalan Lodan Raya, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara. (Warta Kota/Junianto Hamonangan)

“Kalau ada yang males nggak saya kasih sembako pas pembagian. Biarin aja. Tapi kalau minggu ini sembakonya nggak dibagikan pas Sabtu karena saya masih di Puncak,” katanya.

Rossy menambahkan saat ini ada 150 siswa Sekolah Darurat Kartini mulai dari PAUD, TK, SD, SMP hingga SMA. Usai belajar daring pun mereka wajib mengerjakan tugas yang telah diberikan.

“Nanti hasilnya ditulis, difoto, dikirim WhastApp. Kalau nggak ngirim, nggak dapet sembako. Tugasnya kita periksa beneran juga,” kata Rossy.

Sementara itu seorang wali murid, Kariyah mengatakan dirinya memanfaatkan ponsel miliknya untuk belajar daring bersama siswa tingkat SD Sekolah Darurat Kartini.

Arista Hampir Putus Sekolah karena PPDB Jakarta, Anggota DPRD DKI Kenneth Minta Terus Rajin Belajar

“Kan anak saya SD di sini, jadi sekalian aja belajarnya. Kuotanya sih rata-rata habis Rp 60 ribu per bulan,” ujar warga Kampung Walang itu.

Selama proses belajar daring, Kariyah mengaku tidak ada masalah. Selain ada subsidi pulsa Rp 10 ribu per minggu, anak-anak juga tidak ada yang mengeluh dengan proses belajar baru semacam ini.

“Nggak ada kesulitan asal anaknya nurut, kan yang penting bisa bagi waktu,” tuturnya

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved