Virus Corona Bodebek
Dua Pengujung Positif Corona, DPRD Desak Pemkot Bekasi Hentikan Pelaksanaan CFD
Dua Pengujung Diketahui Positif Terjangkit Virus Corona, Anggota DPRD Kota Bekasi Desak Pemkot Bekasi Hentikan Pelaksanaan CFD
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dwi Rizki
WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI - Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kota Bekasi mendesak Pemerintah Kota Bekasi menghentikan kegiatan car free day (CFD) di Jalan Ahmad Yani.
Desakan dihentikan kegiatan CFD tiap hari Minggu itu menyusul ada dua pengunjung terkonfirmasi positif corona.
Ketua DPRD kota Bekasi, Chairoman Jowono Putro mengatakan virus corona sangat mudah menyebar di area kerumunan. Maka itu seharusnya, kegiatan yang mengundang kerumunan tidak diperbolehkan terlebih dahulu.
"Ini ditemukan ada dua positif warga yang ikut CFD, harusnya dihentikan kegiatan itu," kata Chairoman, pada Kamis (23/7/2020).
Chairoman meminta Pemerintah Kota Bekasi melakukan langkah langkah evaluasi terkait kegiatan itu.
• Hari Pertama Operasi Patuh Jaya, Polisi Tilang Sebanyak 1.763 Pengendara
Sebab, dikhawatirkan akan banyak penambahan kasus dari kegiatan CFD.
"Pemkot kan sediakan 500 alat rapid test buat warga di area CFD. Diambil secara acak, dari situ delapan reaktif dua positif. Kalau yang hadir 5 ribuan bisa lebih kalau terus diacak itu," jelas Chairoman dari fraksi PKS.
• Puluhan Pengendara Terjaring Razia PSBB di Tangsel, Mereka Diminta Lafalkan Pancasila
Sementara Anggota DPRD Kota Bekasi dari fraksi PDIP, Nicodemus Godjang mengungkapkan hal serupa
Untuk itu sementara semua kegiatan yang menghadirkan massa harusnya agar ditiadakan.
"Harusnya itu tidak boleh, karena kerumunan ini mudah penyebarannya. Apalagi sudah kedapatan ada dua positif corona, harsunya dihentikan CFD," ujarnya.
• Pelaku Curanmor di Kebon Jeruk Terekam CCTV, Hanya Butuh 5 Detik Gasak Motor Matic Terkunci Stang
Nicodemus menilai menggelar CFD di tengah pandemi Covid-19 tidak ada urgensinya.
Sebab menimbulkan massa yang bergerombol dan berpotensi penularan Covid-19 di area tersebut.
Apabila diterapkan protokol kesehatan, seperti masker dan cek suhu tubuh, akan tetapi banyaknya pengunjung CFD petugas sulit melakukan pengawasannya.
• Boleh Jualan, Walikota Jaksel Minta Pedagang Hewan Kurban Wajib Mengisi CLM
"Di situ kan engga tahu ternyata ada warga kategori orang tanpa gejala (OTG). Itu malah cepat melakukan penyebaran virus," kata Nico.
Nico berpendapat Pemkot Bekasi seharusnya fokus gencar melakukan upaya memutus mata rantai Covid-19. Digelarnya CFD, justru membuat panjang pekerjaan dalam memutus mata rantai Covid-19.
"Kita engga tahu yang positif ini kontak sama siapa saja di area CFD itu kan ya. Sulit lacaknya, makin sulit memutus mata rantai. Segera stop, tidak ada urgensinya juga tidak ada keterkaitan kegiatan ekonomi juga," tandasnya.
CFD Tetap Digelar
Kegiatan car free day (CFD) bakal tetap digelar meskipun ada dua pengunjung positif corona.
Demikian diutarakan Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi kepada awak media di Rumah Dinas Walkot Bekasi di Pekayon, pada Rabu (22/7/2020).
Rahmat mengungkapkan ketika ditemukan ada yang positif bukan kegiatannya yang ditutup, akan tetapi cari virusnya dengan melakukan tracking.
Tentunya juga dengan melakukan sejumlah evaluasi agar pelaksanaan CFD pengawasannya penerapan protokol kesehatan lebih diperketat lagi.
"CFD sekarang gini di warga kita ketemukan di klaster. Kan bukan rumahnya yang kita tutup. Nah kenapa kita ketemukan kasus karena kita kan ngejar, nyari. Jadi kalau ada sesuatu itu bukan warungnya, bukan rumahnya bukan institusinya, begitu juga CFD," ungkap Rahmat.
Dari dua pengunjung CFD yang positif itu, kata Rahmat, pihaknya langsung melakukan tracking ke sejumlah orang yang pernah kontak langsung dengan dua orang positif tersebut.
"Yang itu kita lalukan itu tracking, nah itu yang bener. Kayak di pasar bukan pasarnya yang ditutup, tapi penyakitnya yang dicari," ucapnya.
Rahmat mengungkapkan dua peserta CFD yang positif itu, satu orang warga Kayuringin, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi.
Satu lainnya adalah warga Desa Sumber Jaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
"Satu dari kota satu dari kabupaten. Yang pertama 30 tahun dan yang kedua 47," ujar Rahmat.
Atas temuan itu, kata Rahmat, pihaknya langsung melakukan pelacakan terhadap orang-orang yang pernah kontak langsung dengan dua orang positif tersebut.
"Itu yang kabupaten itu kan susah ngelacaknya, itu kan standarnya. Tracking, isolasi atau rawat yang dikabupaten itu juga balik ke kampungnya dia," terang dia.
Rahmat menambahkan sebanyak 118 pengunjung CFD dilakukan rapid test pada Minggu (19/7/2020) kemarin.
Hasilnya delapan orang reaktif, lalu langsung dilakukan tes swab.
"Dari delapan itu, sudah keluar enam hasilnya. Dua positif, empat negatif. Untuk dua lagi belum hasilnya," tandas Rahmat. (MAZ)