Sekjen PDIP: Tokoh Pendiri Bangsa Baca Dahulu Baru Bertindak, Sekarang Demo Dulu Tanpa Membaca

Di hadapan peserta perayaan milad ke-22 PBB, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengajak seluruh anak bangsa mengembangkan tradisi intelektual.

ISTIMEWA
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memberikan sambutan dalam Milad ke-22 Partai Bulan Bintang (PBB), di Jakarta Selatan, Sabtu (18/7/2020). 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Di hadapan peserta perayaan milad ke-22 Partai Bulan Bintang (PBB), Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengajak seluruh anak bangsa mengembangkan tradisi intelektual.

Khususnya, menyangkut Pancasila dan Islam di Indonesia.

Hasto Kristiyanto mengaku, sebelum menghadiri perayaan ultah PBB di kantor pusatnya di Jakarta Selatan, Sabtu (18/7/2020), dirinya berpamitan ke Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri.

Polisi Bilang Orang yang Tes Covid-19 di Bareskrim Bukan Djoko Tjandra, Cuma Mengaku-ngaku

Presiden kelima RI itu pun menitipkan salam sekaligus ucapan selamat ulang tahun kepada PBB.

Megawati juga menitipkan buku untuk disampaikan sebagai oleh-oleh untuk PBB.

"Karena apa? Karena pendiri negeri ini pun melaksanakan semuanya dimulai dari sebuah tradisi intelektual luar biasa."

17 Juli 2020, Pertama Kalinya Pasien Sembuh Tambah Lebih Banyak Ketimbang yang Positif Covid-19

"Di mana peradaban dunia, agama, ideologi, semua dikontemplasikan sesuai natur bangsa kita sebagai bangsa timur, agraris, negara kepulauan."

"Maka lahirlah Pancasila yang harusnya tidak perlu dipersaoalkan lagi," kata Hasto Kristiyanto.

Hal itu menjadi penting, lanjutnya, karena belakangan ini banyak pihak yang bertindak atas nama kepentingan politik, tanpa mendalami dahulu apa yang sebenarnya terjadi.

Ogah Komentari Vonis Penganiaya Novel Baswedan, Mabes Polri: Peradilan Sudah Selesai

Khususnya yang membenturkan Pancasila, Islam, dan menyangkut Proklamator RI Soekarno.

Padahal, seperti disampaikan Bung Karno, Pancasila adalah lead star atau bintang penunjuk arah bangsa ke depan.

Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahenda menyebut Pancasila adalah falsafah dasar berdirinya Bangsa Indonesia, dan PDIP juga sepaham dengan itu.

Setengah Tahun Berlalu, KPK Masih Tak Tahu Keberadaan Harun Masiku

Atas 'kepeloporan bintang’ Pancasila itu pula, Indonesia di era Bung Karno melaksanakan Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955, di mana setahun kemudian Bangsa Islam Maroko merdeka.

Pakistan memperoleh bantuan militer dari Indonesia untuk merdeka sepenuhnya dari Inggris Raya.

Walau dalam kesehariannya Bung Karno menampilkan jati diri kebangsaan, dalam dirinya Bung Karno adalah Islam sejati yang selalu melaksanakan salat lima waktu.

Pengamat: Kalau Gibran Ada Lawannya, Bisa Jadi Cuma Boneka

Bahkan di negeri komunis Uni Sovyet, Bung Karno mensyaratkan negeri itu mencari dan memugar dahulu makam Imam Bukhari sebagai syarat kehadiran Bung Karno ke negeri tersebut.

Begitupun Megawati saat menjabat Presiden, secara geopolitik memberikan kritik keras atas aksi unilateral ke Irak tanpa persetujuan PBB.

Saat itu, Yusril adalah Menteri Luar Negeri Ad Interim yang meneruskan kebijakan Megawati itu.

Sidang Isbat Penetapan Idul Adha Digelar 21 Juli 2020, Ini Daftar Lengkap Lokasi Pemantauan Hilal

"Masa karena kepentingan politik, kita disebut komunis?"

"Ini perlu kita luruskan, sama seperti Prof Yusril yang punya tradisi intelektual, maka kita pun harus perkuat tradisi intelektual agar tidak mudah dibentur-benturkan," harap Hasto Kristiyanto.

"Dahulu, M Natsir, Bung Karno, Bung Hatta dan tokoh pendiri bangsa lainnya, selalu membaca dulu baru bertindak."

Pasangan Kepala Daerah Petahana yang Kembali Ikut Pilkada Wajib Cuti Kampanye, Bakal Digantikan Pjs

"Sekarang, demo dulu baru membaca, kadang bahkan tidak membaca sama sekali."

"Makanya jadi banyak energi bangsa terbuang sia-sia," tambahnya.

Apa pun itu, Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya bersyukur bisa bersama PBB dan parpol lainnya dalam koalisi pendukung pemerintahan Jokowi-Maruf Amin.

Mahfud MD: Jangan Cuma Tindak Brigjen Prasetijo Utomo, Enggak Mungkin Dia Sendiri

Pihaknya berharap, dengan kerja sama yang baik dengan PBB dan parpol lain, bisa bersama-sama membumikan Pancasila dalam kehidupan.

Begitupun berbagai kerja sama lainnya, termasuk di pilkada serentak 2020.

"Kami mengucapkan selamat milad ke-22 buat PBB."

UPDATE 18 Juli 2020: 1.199 WNI di Luar Negeri Positif Covid-19, Kebanyakan Sopir dan Perawat

"Semoga bintangnya memberikan direksi bagi perjalanan bangsa, dan bulannya memberi kesejukan pada kehidupan bersama kita sebagai satu bangsa," tuturnya.

Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra lalu mengucapkan terima kasih kepada Hasto Kristiyanto dan perwakilan parpol lainnya yang hadir dan turut merayakan Milad PBB.

"Di milad ini, di tengah kesulitan ini, tetaplah kita berkeyakinan, bahwa dibalik kesulitan ini akan ada kemudahan bagi kita semua," papar Yusril. (Fransiskus Adhiyuda)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved