Kesehatan
Rapid Test dan Swab Test Covid-19 untuk Pasien Kanker Anak, Simak Penjelasan dan Prosedurnya
Setidaknya setiap tahun ditemukan 14.000 kasus baru kanker pada anak di Indonesia dan 650 di antara kasus baru per tahun ada di Jakarta.
“Di RSK Dharmais sudah rutin dilakukan skrining tes cepat maupun PCR, pada pasien rawat inap maupun rawat jalan. Pelayanan Rapid test dibuka 24 jam, sedangkan tes PCR hanya di hari kerja...”
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Merawat anak dengan penyakit kronis dan mematikan seperti kanker sangat tidak mudah. Apalagi di masa Covid-19 seperti yang telah berlangsung tiga empat bulan ini.
Menurut catatan, setidaknya setiap tahun ditemukan 14.000 kasus baru kanker pada anak di Indonesia dan 650 di antara kasus baru per tahun ada di Jakarta.
Dan, sebagian besar berasal dari keluarga tidak mampu.
• Berlanjut, Kolaborasi Tanoto Foundation dan Alive & Thrive demi Perbaikan Gizi Anak Indonesia
• Kanker Anak Punya Peluang Sembuh Lebih Besar
Ketua Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) Rahmi Adi Tahir menjelaskan, sebelum pandemi, daya tahan tubuh anak dengan kanker pun sudah sangat lemah.
“Apalagi selama pandemi ini, para orang tua tentu merasakan kekhawatiran yang lebih tinggi dan harus lebih waspada dari risiko tertular infeksi, termasuk Covid-19,” jelas Rahmi dalam Webinar yang diselenggarakan YOAI, Sabtu, 18 Juli 2020.
Menurut Rahmi, banyak pertanyaan dari orang tua pasien kanker anak yang ditujukan ke YOAI tentang rapid test dan swab test untuk pasien kanker anak.
Lalu, bagaimana prosedur rapid test maupun swab test Covid-19 untuk pasien kanker anak?
• Si Kecil Alergi Susu Sapi, Ini Konten Edukasi Digital Seputar Alergi dari SGM Eksplor Advance+ Soya
Sama dengan tes untuk umum
Dr Haridini Intan Mahdi SpA(K) Konsultan Hematologi Onkologi Anak dari RS Kanker Dharmais menjelaskan, secara umum pemeriksaan rapid test maupun swab test pada anak penderita kanker, sama saja dengan anak-anak maupun orang dewasa pada umumnya.
Menurut dokter yang biasa disapa dr Tanti ini, di RS Kanker Dharmais di mana banyak pasien kanker anak dari seluruh Indonesia dirawat, ada dua jenis tes Covid-19 yang rutin dikerjakan untuk seluruh pasien.
Kedua test tersebut adalah tes cepat atau Rapid test dan swab test (tes PCR).
• Peringati Hari Gizi Nasional, Penguin Edukasi Pentingnya Air Bersih untuk Cegah Stunting
Tes cepat dilakukan dengan uji plasma darah untuk melihat antibodi virus. Antibodi IgG dapat terdeteksi sejak hari ke-7 sampai hari ke-21 infeksi.
Rapid test ini memiliki sensitivitas tinggi tetapi tidak bisa didapatkan hasil genetik virusnya.
Sehingga jika reaktif harus dipastikan dengan tes PCR dengan sampel diambil dari swab hidung (nasifaring) dan tenggorok.
• Tinggi Kalsium, Daun Kelor di Pulau Tidung Diyakini Bisa Cegah Stunting pada Anak-anak
Waktu tes
“Di RSK Dharmais sudah rutin dilakukan skrining tes cepat maupun PCR, pada pasien rawat inap maupun rawat jalan. Pelayanan Rapid test dibuka 24 jam, sedangkan tes PCR hanya di hari kerja,” jelas dr. Tanti.
Tes ini dilaukan pada pasien, termasuk pasien kanker anak baik itu pasien baru, maupun pasien rawat rawat yang akan menjalani kemoterapi atau tindakan prosedural media lainnya.
Hasil rapid test berlaku 7 hari, sedangkan hasil test PCR berlaku 14 hari.
Jadi apabila pasien dirawat melebihi 7 hari, akan dilakikan tes ulang.
Kerap Dinyatakan PDP
Anak dengan kanker, terutama kanker darah, kerap dinyatakan sebagai PDP atau pasien dalam pengawasan (suspek Covid-19).
Shinta Purnamastuti, orangtua dari anak bernama Raden (2 tahun) yang menderita kanker darah leukemia jenis AML, berbagi pengalaman saat anaknya dinyatakan berisiko PDP.
Menurut Shinta, dokter menyatakan Raden PDP karena gejala demam dan kadar leukosit rendah. Ini adalah gejala umum leukemia.
Menurut dr. Tanti, gejala demam bisa dianggap sebagai suspek Covid-19 pada pasien kanker anak, sehingga harus menjalani tes PCR.
“Orang tua tidak perlu khawatir karena ini adalah bagian dari pemeriksaan rutin. Jika tidak terbukti, maka anak akan menjalani perawatan seperti biasa dan tidak perlu menjalani isolasi,” jelasnya.
Hanya memang, lanjut dr. Tanti, pasien kanker anak termasuk pasien imunokompromise, yakni kekebalan tubuhnya rendah.
Mereka rentan terkena infeksi bakteri, virus, maupun jamur. Maka, perlu penjagaan ekstra agar tidak tertular.
Ruangan khusus
Salah satu upaya melindungi pasien kanker anak dari penularan Covid-19 adalah menempatkannya di ruangan khusus saat menjalani perawatan di rumah sakit, skirining Covid-19 rutin, dan menerapkan protokol pencegahan pada umumnya yakni menerapkan PHBS, rajin cuci tangan, gunakan masker, dan minum vitamin jika perlu.
“Tidak ada penanganan khusus, hanya perlindungan yang lebih ketat. Sebelum pandemi pun, bila ada anak penderita kanker di rumah, kemudian ada tamu datang, maka si tamu harus cuci tangan atau menggunakan masker," papar dr Tanti.
"Setelah tamu pulang, personal hygiene haus diterapkan. Saya paham betul bahwa tidak mudah meminta anak yang masih kecil menggunakan masker. Maka saya minta para orang tua dari anak penderita kanker tidak bosan menjaga protokol pencegahan setiap saat,” imbuhnya.
Jangan sekolah dulu
Protokol ketat ini dilakukan sampai anak selesai pengobatan.
Jika perlu meskipun pengobatan sudah selesai namun pandemi sudah berkurang, aktivitas anak di luar rumah masih dibatasi. Jangan sekolah dulu.
“Anak dengan kanker jika terinfeksi Covid-19, maka konsekuensinya lebih berat. Jadi dibatasi pergaulannya. Orang tua bisa mendampingi anak bermain dan belajar di rumah, sampai dinyatakan remisi dan berhenti pengobatan,” tandas dr Tanti.
Persiapan swab tes untuk pasien kanker anak
⁃ Tidak ada persiapan khusus, hanya dianjurkan satu jam sebelum pemeriksaan, anak tidak diberi makan atau minum.
Pengambilan sampel di belakang lidah cukup dalam sehingga bisa memicu mual dan anak bisa muntah.
⁃ Selain itu usahakan anak kooperatif dengan memberikan penjelasan yang mudah dimengerti tentang pentingnya tes ini.
⁃ Swab test untuk pasien kanker anak harus dilakukan sebelum dilakukan kemoterapi atau tindakan medis lainnya.
⁃ Bila swab tes sudah berlalu selama 14 hari maka harus diulang. Untuk rapid test diulang setelah 7 hari. (*)