Bisnis
DBS Asian Insights, Pemerintah Fokus Stimulus dan Investasi, Ridwan Kamil: Ada 7 Peluang Ekonomi
Banyak negara yang mengalami koreksi hingga angka minus atas pertumbuhan ekonominya akibat dampak covid-19. Bagaimana dengan Indonesia?
Penulis: Hironimus Rama | Editor: Fred Mahatma TIS
Menurut dia, kerja sama ini juga dilakukan di seluruh negara di mana pendanaan yang diperlukan pemerintah akan dibantu oleh bank sentral dengan biaya yang rendah.
“Kita harus memiliki beberapa norma dalam mengatasi masalah ini. Untuk itu, yang kami lakukan bukanlah printing money atau helicopter money," tutur Masyita.
"Skema yang kami lakukan tetap sesuai pasar dan tetap jadi instrumen moneter. Ketika Bank Indonesia perlu, instrument itu bisa langsung ditarik,” jelasnya.
Salah satunya adalah dengan penerbitan suku global dengan yield yang baik beberapa waktu lalu.
Langkah ini dilakukan untuk menghindari kontraksi ekonomi dan keterbatasan APBN.
Insentif
Pemerintah juga sudah melakukan langkah antisipasi untuk mengatasi pandemi ini.
Beberapa insentif sudah diberikan kepada para pelaku usaha agar ekonomi tetap bisa berjalan.
Dengan insentif ini, pemerintah berharap agar kondisi masyarakat dan pelaku usaha siap untuk bergerak lagi.
Pasalnya, kalau sampai ada yang tidak bergerak atau mati, maka sektor usaha akan lebih sulit untuk digerakan kembali.
Dampak inilah yang harus dikurangi agar tidak terjadi dan terlalu dirasakan oleh masyarakat.
“Kami sudah melakukan persiapan yang agak panjang. Ini semua tergantung dari kebijakan pandemi itu sendiri. Dampaknya juga tidak bisa terduga panjang dan lamanya. Kami sudah siap dengan kebijakan untuk tiga tahun ke depan,” sambungnya.
Tingkatkan investasi
Selain paket stimulus ekonomi, pemerintah juga fokus dalam meningkatkan investasi demi menahan laju perlambatan ekonomi khususnya di tengah pandemi Covid-19.
“Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sudah punya strategi di kuartal pertama di mana harus mendorong investasi dari dalam negeri dan kita harus jemput bola,"papar Kepala Badan Koordinasi penanaman Modal, Bahlil Lahadalia.
Dalam rangka realisasi investasi, BKPM juga ingin untuk realisasi investasi yang berkualitas. Salah satu tolak ukur investasi yang berkualitas itu adalah penyebaran investasi antara Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa yang kini hampir berimbang sekarang.
"Saat ini komposisi Pulau Jawa kurang lebih sekitar 51,4% sementara luar Pulau Jawa sekitar 48,6%. Kami tidak hanya melayani investasi besar tetapi juga investasi kecil di seluruh daerah," paparnya.