Sebanyak 50 Persen Anak Didiknya Tak Punya HP, Guru Kunjungi Rumah Murid untuk Belajar Kelompok

Selain masalah tersebut, sekolah yang berada di dekat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing ini sulit jaringan internet.

Editor: Dedy
Warta Kota/Andika Panduwinata
Suherni selaku Guru Kelas 6 dan Andri operator sekolah. 

WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG --- Pengabdian para guru di SDN Kedaung Wetan 2, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang untuk membantu murid-muridnya patut diteladani.

Mereka pun berinisiatif mengunjungi setiap rumah anak didiknya yang tidak memiliki gadget. Tercatat sekitar 50% murid di sekolahnya tidak memiliki handphone.

“Belajarnya daring (dalam jaringan--red), tapi banyak yang tidak mempunyai handphone. Makanya kami melakukan antisipasi dalam persoalan ini,” ujar Suherni, guru kelas 6 SDN Kedaung Wetan 2, saat dijumpai Wartakotalive.com di SDN Kedaung Wetan 2, Kota Tangerang, Selasa (14/7/2020).

Pantauan Wartakotalive.com, di sekolah tersebut tampak sepi. Hanya ada sejumlah guru saja yang melakukan aktivitas.

“Kemarin dan hari ini (Selasa--red) masih tahapan orientasi. Kami berikan sosialisasi kepada para murid mengenai sekolah ini,” ujar Suherni.

Menurutnya tahap orientasi dilakukan melalui daring atau online. Sehingga para siswa tidak datang ke sekolah.

Suherni menjelaskan proses belajar mengajar sesungguhnya baru digelar pada Rabu (15/7/2020) ini. Namun ada terkendala seperti para siswa yang tak mempunyani gadget.

Suherni menyebut untuk mengantisipasi masalah ini, dirinya memperbolehkan murid ke rumah dan belajar secara berkelompok.

“Tapi dengan menerapkan protokol kesehatan. Pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak,” kata Suherni.

Bahkan Suherni juga harus rajin -rajin ke rumah siswa. Hal itu dilakukan untuk memberikan pembelajaran.

“Kasihan mereka yang tidak punya handphone. Kalau tidak begitu, mereka bisa ketinggalan pelajarannya,” ungkapnya.

Hal senada diungkapkan Andri, Operator SDN Kedaung Wetan 2, Kota Tangerang.

Dirinya mengatakan banyak orangtua yang tak mempunyai gadget menjadi kendala yang sangat serius.

“Kami selalu memberikan informasi pembelajaran melalui video -video. Tapi kendalanya itu orang tua murid tidak punya alat penunjang seperti handphone. Mereka yang tidak punya, menyertakan nomor handphone milik saudaranya ke sekolah ini. Itu yang sangat menghambat proses informasi,” tutur Andri.

Menurut Suherni, orangtua siswa di sekolahnya kebanyakan berasal dari kalangan tak mampu.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved