Virus Corona
2 Pegawat TVRI Jatim Meninggal Dunia, 54 Pegawai TVRI Surabaya Positif Corona, Produksi Dihentikan
Dua pegawai TVRI Jatim dikabarkan meninggal dunia diduga setelah terpapar virus Corona atau Covid-19.
WARTAKOTALIVE.COM, SURABAYA -- Dua pegawai TVRI Jatim dikabarkan meninggal dunia diduga setelah terpapar virus Corona atau Covid-19.
Proses pemakaman kedua pegawai itu pun dilakukan dengan protokol Covid-19.
Kepala TVRI Jatim, Akbar Sahidi mengatakan, sebelumnya, dua pegawai itu menjalani perawatan di rumah sakit sejak seminggu lalu.
• BIN Sasar Zona Merah di Indonesia, Surabaya Jadi Prioritas Penanganan Virus Corona
• Bioskop Online Indonesia Bisa Diakses Mulai Rp 5 Ribu per Film, Ini Deretan Film yang Bisa Ditonton
Pegawai laki-laki didiagnosis gejala tifus dan pegawai perempuan DBD.
"Namun, dari informasi yang saya dapat sebelum meninggal keduanya ada gejala sesak napas," katanya, Senin (13/7/2020).
Dia melanjutkan, saat menjalani perawatan, kedua mendiang telah jalani tes swab.
Namun, hasil tes swab belum keluar. Mendiang lebih dulu meninggal dunia.
Sehingga, penyebab meninggal kedua pegawai itu belum diketahui pasti.
• Resmi, Menkes Terawan Hapus Istilah PDP, ODP, OTG untuk Pasien Covid-19 Diganti dengan Ini
"Pegawai laki-laki meninggal dunia Sabtu (11/7/2020) sedangkan pegawai perempuan meninggal dunia Minggu (12/7/2020). Proses pemakaman kedua pegawai dilakukan dengan protokol Covid-19," terangnya.
Seusai kejadian itu, pihak TVRI Jatim memutuskan me-lockdown kantor yang berlokasi di Jalan Mayjend Sungkono Surabaya.
Kantor TVRI Jatim ditutup sementara hingga dua pekan ke depan, terhitung mulai Senin (13/7/2020) hingga Senin (27/7/2020).
• Politikus Partai Demokrat Ungkit Isu Jokowi Pernah Ajak Djoko Tjandra Makan Malam
"Selama dua pekan ke depan kami nyaris tak ada aktivitas, siarannya relay nasional. Kantor juga telah disterilisasi dengan penyemprotan disinfektan. Proses sterilisasi dilakukan dua hari berturut-turut mulai kemarin dan hari ini," ungkapnya.
Tak hanya itu, pihak TVRI Jatim telah melakukan rapid test kepada 180 karyawannya.
Hasil rapid test diketahui 6 pegawai reaktif.
Keenam pegawai itu langsung menjalani tes swab dan isolasi mandiri.