Virus Corona Jakarta

Terapis dan Pemandu Lagu Jual Sapi hingga Gadai Mobil demi Bertahan Hidup di Tengah Pandemi Corona

Maya mengaku, sejak uang tabungan habis, ia mencari pinjaman ke beberapa orang

Penulis: Feryanto Hadi | Editor: Feryanto Hadi
istimewa
Satpol PP Menggerebek Karaoke Reff di Komplek Golden Fatmawati, Jalan Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan, digerebek petugas, Kamis (9/7/2020) dini hari. 

"Ada bekas pelanggan yang baik, kirim uang buat anak-anak. Ya kayak gini aja sekarang. Minjem sana-sini. Belum ada bayangan ke depan mau gimana kalau tempat kerja nggak buka juga," imbuh Maya putus asa.

Jual sapi

Seorang terapis bernama Astrid (bukan nama sebenarnya) mengalami kesulitan sama. Janda satu anak itu saat ini masih berada di kampung halamannya di salah satu Kabupaten di Jawa Timur.

Sebelumnya, ia bekerja di salah satu tempat spa ternama di bilangan Pondok Indah, Jakarta Selatan.

"Kalau aku memang orangnya nggak boros. Pas kerja di Jakarta, uangnya aku belikan sapi di kampung. Aku punya tiga sapi, tapi sekarang tinggal dua. Satunya sudah dijual seminggu lalu," kata Astrid lewat sambungan telepon.

Astrid menjual sapinya karena uang tabungannya habis.

Di sisi lain, ia masih punya banyak kebutuhan lain.

"Buat nyambung hidup aja. Dari Jakarta belum ada kabar juga kapan dibuka lagi spa-nya. Kemarin sudah seneng, katanya tanggal dua (Juli) buka. Tapi katanya PSBB-nya diperpanjang lagi," ujar Astrid.

Berpikir cari kerja lain

Penutupan tempat hiburan malam di Jakarta menjadi hantaman keras, tidak hanya bagi para pelaku usaha, juga bagi para ribuan karyawan yang menggantungkan hidup bekerja di sana.

Selain karyawan reguler, pekerja paruh waktu semisal pemandu lagu, disc jokcey hingga penari, pusing bukan main menghadapi situasi saat ini.

Dari informasi yang Warta Kota dapatkan, kebanyakan pemandu lagu maupun wanita penghibur mempunyai tanggungan hidup yang tidak sedikit.

"Mereka ada yang nyicil mobil, sewa apartemen mahal sampai jadi tulang punggung keluarga," ungkap seorang pemandu lagu yang enggan disebut namanya.

Semenjak pandemi corona, para perempuan itu kelabakan.

Sebagian menghubungi para pelanggan mereka dan tidak segan meminta uang.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved