Berita Video
VIDEO: Kisah Kompol Ocha, Polwan Satu Anak Pengungkap 1 Ton Narkoba
Ocha menjadi satu di antara ribuan Polwan yang berhasil menduduki jabatan tinggi di Kepolisian RI
Penulis: Desy Selviany | Editor: Ahmad Sabran
WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH - Ditemui di ruangannya, Kompol Rosana Albertina Labobar sedang sibuk menelpon seseorang. Wanita yang akrab disapa Ocha itu tengah menelpon putri semata wayangnya.
Telepon singkat itu langsung dimatikannya saat harus bertemu dengan tamu. "Sudah dulu ya sayang. Nanti mamah telepon lagi," kata Ocha di ruang kerjanya Rabu (1/7/2020).
Ocha menjadi satu di antara ribuan Polwan yang berhasil menduduki jabatan tinggi di Kepolisian RI.
Wanita yang karib disapa Ocha itu kini menjabat sebagai Wakasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat.
Sebelumnya Ocha pernah berkarir di Polda Sulawesi Tenggara. Di Sulawesi Tenggara, Ocha pernah menjabat berbagai profesi mulai dari Panit, Kanit, Kapolsek, hingga Kasat Reskrim Polres Kolaka Utara selama dua tahun.
Sampai akhirnya Ocha memutuskan untuk masuk PTIK di tahun 2014. Lulus PTIK tahun 2016, Ocha ditempatkan di Direktorat Narkoba Bareskrim Polri. Disana Ocha berhasil mengungkap 135 kilogram (kg) sabu bersama 15 Anggota Satgas Anti Narkoba Bareskrim Polri.
Berangkat dari tangkapan itu, Ocha mendapatkan promosi ke Polda Metro Jaya di tahun 2017.
Di Polda Metro Jaya, Ocha berkesempatan menjadi Wakasat Polresta Depok di tahun 2018.
Saat menjadi Wakasat Polresta Depok, Ibu satu anak itu pernah mengungkap kasus satu ton narkoba.
Pengungkapan dilakukan ketika Ocha masih sibuk mengurus putrinya.
Disitu Ocha tergabung dalam Satgas Merah Putih Polda Metro Jaya dalam pengungkapan narkoba satu ton di Anyer, Banten.
Lulusan Akpol tahun 2007 itu pun mengungkapkan suka duka berkerja sebagai polisi wanita.
Menjadi ibu rumah tangga dan pimpinan kepolisian harus dijalaninya berbarengan. Misalnya saat ia jalani investigasi sabu satu ton.
"Saat ungkap kasus sabu satu ton, saya harus tinggalkan rumah dua bulan satu minggu," ujar Ocha ditemui di ruangannya Rabu siang.
Ketika pengungkapan itu, Ocha sudah memiliki putri bernama Putri Adelia Feodora.
Ocha hanya diizinkan pulang sepekan sekali untuk mengganti baju dan menengok sebentar anak dan suaminya di Jakarta.
"Saya boleh pulang sepekan sekali saat itu. Tapi itu juga hanya subuh dan kembali lagi ke Anyer di pagi hari," jelas Ocha.
Namun menurut Ocha, keluarganya sudah maklum dengan profesinya. Wanita kelahiran 1986 itu juga mengaku tetap berusaha bersikap profesional meskipun menyandang status sebagai ibu dan seorang istri.
"Suami saya selama ini mendukung profesi saya. Pun dengan orang tua saya juga mendukung hal itu," paparnya.
Ocha menjelaskan, terpenting bagi suami dan orang tuanya ialah pekerjaannya bisa membawa manfaat bagi orang banyak dan prestasi yang membuat bangga keluarga.
Namun demikian, Ocha mengakui bahwa putri semata wayangnya tetaplah yang menjadi prioritas dalam kehidupannya.
Wanita yang memulai karir di Polda Sulawesi Tenggara itu tetap utamakan putrinya dalam kehidupannya.
"Tapi anak tetap prioritas. Kalau anak lagi butuh apa saya tetap izin. Kalau memang di lapangan enggak bisa baru saya koordinasi dengan bapaknya," ujar wanita yang menikah di tahun 2012 itu.
Perjuangan Ocha di ranah pengungkapan kasus narkoba tidak sia-sia. Lewat tangkapan satu ton sabu, Ocha mendapatkan KPLB (Kenaikan Pangkat Luar Biasa).
Sehingga pada September 2017 Ocha dapat promosi jadi Kanit Narkoba Polda Metro Jaya (PMJ) selama 3 tahun.
Selama menjadi Kanit Narkoba di PMJ, Ocha sudah banyak mengungkap jaringan narkotika salah satunya Jaringan Vape dan Ganja Sintetis terbesar di Indonesia.
Wanita berambut sebahu itu juga sudah meraih banyak pin emas baik dari Kapolri maupun Ibu Presiden Republik Indonesia.
Hingga akhirnya Ocha mendapatkan promosi menjadi Wakasat Polres Metro Jakarta Barat di tahun 2020 ini.
Saat ini Ocha mengaku dapat membagi waktu lebih banyak dengan keluarganya.
Posisinya yang sudah menjabat sebagai wakil pimpinan Satnarkoba di Kepolisian membuatnya jarang turun ke lapangan untuk mengungkapkan kasus.
Meskipun sesekali Ocha mengaku masih rindu turun ke lapangan dan menyamar untuk mengungkap kasus peredaran narkoba.
"Iya sesekali aku rindu turun ke lapangan. Dulu selama tiga tahun itu memang harus turun ke lapangan setiap pengungkapan kasus. Sekarang sudah ada anggota jadi mulai jarang," terang Ocha.
Namun menurut Ocha, semua memang ada masanya. Kini ia tengah merancang karirnya di kepolisian setelah berhasil menduduki jabatan Wakasat Narkoba.
Rencananya dua atau tiga tahun lagi, Ocha merencanakan untuk masuk Sekolah Sumber Pimpinan (Sespim) Polri.
Wanita yang lahir 19 oktober 1986 itu bermimpi menjadi pimpinan di bidang narkoba Kepolisian RI.
"Pemberantasan penyalahgunaan narkoba memang sudah menjadi passion saya," tandas Ocha. (m24)