Virus Corona
JURNALIS Warga China Bongkar Sumber Virus Corona di Wuhan Ditangkap Polisi, 3 Lainnya Hilang
Jurnalis warga China pertama bongkar Virus Corona dan Laboratorium Virologi Wuhan ditangkap polisi. 3 Jurnalis lain hilang.
* Jurnalis warga Tiongkok ditangkap polisi China
* Zhang Zhan bongkar laboratorium Virus Corona di Wuhan
* Reporter Zhang Zhan (40) ditangkap di Shanghai
* Tiga jurnalis China lainnya lenyap karena laporan Coronavirus
* Video Zhang Zhan bongkar laboratorium Virus Wuhan di bawah
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Polisi China menangkap jurnalis warga (citizen journalist) yang pertama kali membongkar kasus Virus Corona di Wuhan China ke publik.
Wanita jurnalis warga tersebut mengunghah video penanganan Virus Corona, termasuk di dalamnya laboratorium virologi Wuhan yang diduga menjadi sumber pertama munculnya virus mematikan itu.
Aparat keamanan menangkap Zhang Zhan (40) yang pertama memublikasikan peristiwa yang menggemparkan dunia tersebut melalui internet.
Dailamail.co.uk melaporkan, warga Shanghai, China, Zhang Zhan diduga telah ditahan dugaan 'menimbulkan pertengkaran dan memprovokasi masalah'.
Dakwaan seperti ini sering dilakukan polisi China terhadap terhadap para aktivis.
Zhang Zhan diyakini sebagai reporter warga negara China keempat yang telah menghilang atau ditahan setelah mengirim kiriman dari Wuhan China selama wabah Covid-19.
• Beda Jenis dari Virus yang Menyebar di Wuhan, Covid-19 di Indonesia Belum Bermutasi
• Ternyata Wabah Corona Sudah Berjangkit di Wuhan Sejak Agustus 2019, bukan Sejak Desember 2020

Kritik Partai Komunis di China
Berita itu muncul ketika para pejabat China mengklaim bahwa kluster Virus Corona baru Beijing yang terkait dengan pasar grosir 'sebagian besar di bawah kendali'.
Zhang, yang berasal dari provinsi Shaanxi di barat laut China, mengkritik Partai Komunis China sebelum pandemi.
Tahun lalu, dia ditahan oleh polisi, juga atas dugaan 'memetik pertengkaran dan memprovokasi masalah', setelah menunjukkan dukungannya kepada pengunjuk rasa pro-demokrasi Hong Kong, menurut sebuah situs web China yang menerbitkan pembaruan tentang para aktivis.