RUU HIP
Ketua GNPF Ulama Ungkap Alasan Massa Penolakan RUU HIP Berkumpul Walau Tren Covid-19 Masih Tinggi
Ketua GNPF Ulama Yusuf Martak Tegaskan Aksi Penolakan Rancangan Undang-undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP)
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Dwi Rizki
WARTAKOTALIVE.COM, TANAH ABANG - Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Yusuf Muhammad Martak menegaskan alasan ribuan massa melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada Rabu (24/6/2020).
Walau pun diketahui tren kasus virus corona atau covid-19 di Indonesia tengah melonjak naik.
Aksi tersebut ditegaskannya lantaran pihak legislatif hendak menyusun RUU HIP di tengah pandemi covid-19.
Sehingga pihaknya, tidak akan menunggu hingga tren virus corona melandai untuk menyuarakan penolakan mereka terkait RUU HIP.
"Kenapa kami masih berkumpul saat covid tinggi. Karena mereka mengerjakan (menyusun RUU HIP) ketika covid. Kalau kita tunggu sampai Covid selesai ya sudah selesai semua," kata Yusuf Martak di Depan DPR RI, Rabu (24/6/2020).
Yusuf Martak menyampaikan jika para pejabat yang duduk di kursi parlemen telah lupa akan rakyat, padahal mereka merupakan perwalilan rakyat.
Namun justru rancangan undang-undang atau aturan-aturan yang ditetapkan menurutnya merupakan pesanan dari pemerintah dan konglomerat.
"Ini bukan main-main ini bukan haluan, ini dasar negara ini harus kita jaga dasar negara. Kalau imam besar kita mengatakan kalau hanya pilar, pilar itu terbatas. Kalau dasar, pondasi harus kokoh," katanya.
Dalam kesempatan itu, Yusuf Martak juga menyampaikan kepada massa aksi tetap wajib mengunakan masker dan memperhatikan jaga jarak.
Kendati demikian, banyaknya massa yang datang jaga jarak aman tidak terealisasi dengan baik.
"Masker jangan dibuka, tolong jaga jarak ini kesehatan masing-masing anda. Karena nantinya akan kembali ke rumah masing-masing," ucapnya.

Tutup Jalan Gatot Subroto
Massa aksi yang tergabung PA 212 mengelar aksi penolakan RUU HIP agar ditarik dari Prolegnas, memenuhi depan Gedung DPR RI Senayan, Rabu (24/6).
Massa mengular memenuhi jalanan dan jembatan penyeberangan orang (JPO).
Pantauan Wartakotalive.com aksi yang digelar didepan Gedung DPR RI ini membuat petugas kepolisian menutup akses jalan depan Gedung DPR dan exit tol DPR.